Demo Perempuan Afghanistan Menuntut Dilibatkan dalam Pemerintahan Berujung Ricuh
Unjuk rasa berlangsung di Kabul dan Herat setelah Taliban mengatakan perempuan tidak bisa bekerja menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan ke depan.
Sekelompok jurnalis dan aktivis Afghanistan melakukan unjuk rasa di Kabul pada Sabtu (4/9), namun unjuk rasa ini berujung ricuh setelah para demonstran berusaha menuju Istana Kepresidenan.
Taliban menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang menyerukan hak-hak mereka terpenuhi di bawah pemerintahan baru Taliban.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa tugas khusus yang diberikan Prabowo kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
Sebagian besar para pengunjuk rasa ini perempuan dan kembali turun ke jalan-jalan kota untuk berunjuk rasa pada hari kedua.
Para perempuan berjalan menuju Istana Kepresidenan dari kawasan Pul-e-Mahmoud Khan di timur Istana namun tidak diizinkan mendekat dan pasukan khusus Taliban menembakkan gas air mata ke arah massa.
“Kami bergabung dengan sekelompok perempuan untuk membela hak-hak kami dan berjalan menuju Istana,” ujar seorang aktivis masyarakat sipil, Suraya, dikutip dari lama Tolo News, Minggu (5/9).
Suraya mengatakan pasukan Taliban menyerang mereka dengan menembakkan gas air mata saat mereka menuju Istana Kepresidenan dan juga memukul beberapa pengunjuk rasa.
“25 tahun yang lalu, ketika Taliban datang ke Kabul, mereka melarang saya sekolah. Saya belajar selama 20 tahun terakhir setelah kejatuhan Taliban dan berupaya untuk masa depan yang lebih baik. Saya tidak akan membiarkan pencapaian ini hilang,” kata seorang jurnalis, Azita.
Taliban mengatakan mereka tidak punya pilihan kecuali menembakkan gas air mata setelah massa dinilai “hilang kendali”.
“Para pengunjuk rasa bergerak ke Istana Kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, dan Istana Sedarat, yang semuanya berada di dalam zona aman, dan tidak ada yang diizinkan masuk ke kawasan-kawasan itu. Taliban berusaha berkali-kali mencegah mereka tapi akhirnya mereka harus menghentikan para perempuan itu bergerak menuju Istana,” jelas seorang aktivis media, Abdulhaq Imad.
Unjuk rasa berlangsung di Kabul dan Herat setelah Taliban mengatakan perempuan tidak bisa bekerja menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan ke depan.
Baca juga:
Melihat Aktivitas Jasa Penukaran Uang Afghanistan di Kabul
Mantan Wapres Afghanistan Bantah Melarikan Diri & Pastikan Masih Berada di Panjshir
17 Orang Tewas karena Tembakan Udara Rayakan Jatuhnya Panjshir ke Tangan Taliban
Pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar akan Jadi Pemimpin Afghanistan
Al Qaidah Gabung Taliban Hadapi Perlawanan Pasukan Panjshir
Gaya Pejuang Taliban dengan Alutsista Hasil Rampasan