Sisi Lain Rukka Sombolinggi Panelis Debat Cawapres, Waktu Kecil Sering Minta Permen ke Turis
Kini, ia jadi perempuan pemimpin perjuangan hak masyarakat adat.
Kini, ia jadi perempuan pemimpin perjuangan hak masyarakat adat.
Sisi Lain Rukka Sombolinggi Panelis Debat Cawapres, Waktu Kecil Sering Minta Permen ke Turis
Debat Cawapres sesi kedua bakal digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu, 21 Januari 2024. Debat ini mengusung tema energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.
Profil
Rukka Sombolinggi terpilih sebagai salah satu panelis debat cawapres sesi kedua. Mengutip situs mamaaleta.org, Rukka adalah pemimpin perjuangan masyarakat adat Indonesia. Ia menyandang gelar sarjana dari Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin dan magister bidang Ilmu Politik Universitas Chulalongkorn, Thailand.
Lahir di lingkungan masyarakat adat Toraja membentuk dirinya seperti sekarang. Apalagi orang tuanya, Ibu Den Upa dan Pak Sombolinggi termasuk sosok-sosok yang melahirkan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menjelang jatuhnya rezim Orde Baru.
Perempuan Pemimpin
Pada tahun 2007, Rukka menjadi spesialis program Masyarakat Adat Regional UNDP di UNDP Asia Pacific Regional Centre di Bangkok, Thailand. Pada 2011, ia dipercaya menjadi manajer program AMAN. Pada 2009-2012, Rukka menjadi anggota Dewan Eksekutif Pakta Masyarakat Adat Asia (Asia Indigenous Peoples Pact/AIPP) yang mewakili Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Timor Leste.
Ia terpilih sebagai perempuan pertama yang menjabat posisi Sekretaris Jenderal AMAN periode 2017-2022, dan terpilih lagi untuk periode 2022-2027.
(Foto: Dok. AMAN)
Peran
Selama aktif berkegiatan di AMAN, Rukka tidak hanya melakukan advokasi hak asasi manusia dan politik, tetapi juga menaruh perhatian khusus dengan dunia pendidikan, khususnya sekolah adat. Mengutip situs resmi Pemkab Jayapura, hingga Oktober 2022 lalu sudah ada 90 sekolah adat yang didirikan AMAN.
Rukka SombolinggiGagasan
Mangutip situs Jurnal Perempuan, Rukka menegaskan pentingnya menggalang pendanaan bersama untuk masyarakat adat dan komunitas lokal. Tujuannya agar mereka tetap kuat dalam segala kondisi.
Pendanaan bersama bertujuan agar kampung-kampung mulai dari masyarakat adat, petani, nelayan, dan kelompok lainnya tetap kuat jika terjadi krisis atau ada tekanan. Pasalnya, hingga kini masyarakat adat tidak bisa berharap pada siapa-siapa. Rukka ingin masyarakat adat untuk diakui dan diberikan kedaulatan secara politik, ekonomi, dan budaya di Indonesia. Dengan pengakuan tersebut, masyarakat adat bisa mengatur segala kegiatan dalam komunitasnya seperti penerapan aturan adat, pemerintahan adat, dan pembangunan sesuai kebutuhan mereka.Kisah Masa Kecil
Mengutip situs AMAN, semasa kecil Rukka sering meminta permen kepada para turis yang datang ke Tana Toraja. Saat tumbuh makin dewasa, Rukka mengaku baru menyadari ada relasi ketimpangan antara orang kulit putih (turis) terhadap masyarakat adat. Selama ini makna "eksotisme" yang diasosiasikan pada masyarakat adat masih langgeng. Masyarakat adat dianggap dianggap berbeda, terasing, terpencil, primitif, miskin, dan inferior.