Dengarkan Musik dengan Earphone Setiap Malam Selama 2 Tahun, Telinga Perempuan ini Rusak Permanen
Seorang wanita alami gangguan telinga permanen akibat hobi pakai earphone. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Yuk, simak fakta lengkapnya!
Dengarkan Musik dengan Earphone Setiap Malam Selama 2 Tahun, Telinga Perempuan ini Rusak Permanen
Mendengarkan musik dengan earphone memang hal yang menyenangkan dan bisa jadi juga menenangkan. Namun, mendengarkan dengan volume dan waktu yang berlebihan juga dapat berakibat buruk, termasuk gangguan pendengaran permanen.
Kisah Wanita Alami Gangguan Pendengaran Permanen
Wang adalah seorang wanita muda dari Shandong, Tiongkok yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan lokal. Baru-baru ini ia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan telinga. Hal itu ia lakukan setelah menyadari bahwa indera pendengarannya terasa bermasalah.
Seringkali, ketika atasannya berbisik kepadanya selama rapat, ia pun kesulitan memahami kata-katanya. Akhirnya, ia khawatir hal tersebut akan menimbulkan masalah di tempat kerja. Pemeriksaan menyeluruh mengungkapkan bahwa Wang menderita kerusakan pendengaran saraf permanen di telinga sebelah kirinya. Hal itulah yang menyebabkan Wang kesulitan mendengarkan atasannya.
-
Apa yang terjadi pada otak saat mendengarkan musik? Kamu wajib tahu bahwa mendengarkan musik sendiri dapat mengaktifkan sisi otak kanan dan kiri. Sebagai akibat, hal tersebut dapat membantu pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan.
-
Kenapa sering mendengarkan musik bisa bantu kurangi stres? Musik memiliki kemampuan untuk mempengaruhi emosi dan perasaan seseorang. Itulah mengapa, mendengarkan lagu-lagu yang disukai dapat membantu meningkatkan mood serta meredakan stres dan kecemasan.
-
Apa saja dampak buruk dari kebiasaan mendengarkan musik terlalu kencang? Of course dampak buruk yang nyata dari kebiasaan mendengarkan musik terlalu kencang adalah risiko kerusakan pendengaran. Terutama jika dalam waktu lama yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau tinnitus (telinga berdenging).
-
Bagaimana Ira mengatasi lupa membawa headphone saat berlari? Namun, kali ini ia mengakalinya dengan berlari sambil menghafal gerakan tari dan balet.
-
Siapa yang merasa tidak nyaman dengan bone conduction headphone? “Saya merasa akan mendapatkan denda di setiap balapan seperti Michael Jordan, yang didenda setiap pertandingan karena sepatu merahnya,” katanya melalui GPOne. “Sebab, saya tidak ingin menggunakan hal semacam itu. Saya sudah mencoba semua sistem yang ada dan mereka menekan area tulang yang mulai terasa sakit hanya dengan menekan selama 30 detik. Bagaimana jika itu berlangsung selama 40 menit?” keluh juara dunia tiga kali ini.
-
Bagaimana Inul Daratista bereaksi saat mendengar suara pengamen? Inul segera mendengar suara musik yang berasal dari kelompok pengamen yang sedang bernyanyi di luar resto. Inul, karena rasa ingin tahunya, mengintip aksi pengamen tersebut dari jendela yang tertutup tirai.
Penyebab Gangguan Pendengaran Permanen
Ketika ditanya oleh dokter, apakah ia menderita trauma atau telinganya pernah terkena suara keras dalam jangka waktu yang lama, Wang menjawab bahwa satu-satunya hal yang terpikir olehnya adalah mendengarkan musik melalui headphone setiap malam.
“Saat saya masih kuliah, saya suka tertidur sambil mendengarkan musik menggunakan earphone. Begitu saya mulai mendengarkannya, saya akan tidur dengan earphone menyala sepanjang malam. Ini sudah menjadi kebiasaan, dan saya sudah melakukan ini selama sekitar dua tahun,”
kata Wang kepada dokternya.
Meski volumenya tidak berlebihan, namun telinga terkena kebisingan dalam jangka waktu lama pun dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen.
Saran dari Dokter
Kisah Wang ini menjadi viral di Tiongkok baru-baru ini, dan dianggap sebagai kisah peringatan oleh kaum muda.
Dokter menyarankan masyarakat untuk mengikuti prinsip tiga “60” untuk menghindari masalah serupa. “Jangan memaparkan telinga ke lingkungan yang melebihi 60 desibel dalam waktu lama, jangan memakai headphone atau mendengarkan musik keras selama lebih dari 60 menit, dan saat menggunakan perangkat elektronik pemutar suara, usahakan volumenya di bawah 60 persen.”