Deretan Virus Penyakit Mematikan yang Menyerang Negara Super Power
Virus-virus mematikan ini pernah menyerang sejumlah negara superpower. Bahkan memakan korban hingga 10.000 jiwa
Virus penyakit mematikan menyerang sejumlah negara adikuasa. Korbannya bahkan mencapai belasan ribu orang. Virus mematikan ini menyebar dengan sangat cepat hingga ke negara-negara lainnya.
Virus-virus ini bisa saja menularkan orang-orang terdekat Anda. Berikut virus-virus mematikan yang menyebar di negara-negara adikuasa:
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Toilet viral di China ini seperti apa? Sebuah video viral memperlihatkan penampakan toilet di China yang sangat berbeda pada umumnya. Melansir dari unggahan akun Instagram @mksinfo.official, menyediakan bilik khusus. Jika pada umumnya, hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu, wanita, pria dan difabel, toilet ini justru menyediakan bilik untuk couple. Artinya, di dalam satu bisa digunakan oleh dua gender dalam waktu bersamaan.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang menjadi tren makanan viral di China? Es batu panggang telah menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia. Tak ada yang tahu apa yang akan menjadi tren selanjutnya.
Virus Corona
Virus corona atau 2019-nCoV menjadi salah satu virus yang berasal dari Wuhan, China. Pasien yang mengidap virus ini akan mengalami batuk, flu, badan cepat lelah, demam, hingga kondisi tubuh menurun. Belum ada obat yang mampu menyembuhkan virus ini. Namun sejumlah dokter di China akan merawat pasien corona di ruang isolasi dan memberikan vitamin kekebalan tubuh.
Hingga Senin (10/2), korban meninggal akibat corona sebanyak 908 jiwa dan 40.171 pasien terinfeksi di seluruh China. Kemudian, 25 negara sudah terpapar virus ini. Bahkan WHO sempat memberikan Darurat Kesehatan Nasional untuk virus corona.
Flu Burung
Flu burung atau H5N1 juga menyerang China. Kementerian Pertanian China mengatakan wabah baru flu burung itu terjadi di Provinsi Hunan. Namun sejauh ini tidak ada virus yang menginfeksi manusia.
"Wabah influenza patogen H5N1 terjadi di peternakan di Distrik Shuangqing Kota Shaoyang, Provinsi Hunan," kata pernyataan Kementerian Pertanian, Minggu (2/20).
Provinsi Hunan terletak berbatasan dengan Provinsi Hubei, tempat asal mula merebaknya virus corona.
Menurut otoritas China, virus flu burung ini sudah menjangkiti 7.850 unggas dan sebanyak 4.500 burung sudah mati karena penyakit ini.
Influenza
Penyebaran wabah flu terus meningkat di sejumlah kawasan di Amerika Serikat. Hal ini diungkap oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Penyebaran virus flu terjadi selama dua minggu pertama tahun 2020.
Virus flu menular ke 45 negara bagian Amerika dan Puerto Riko. Menurut CDC, ada dua jenis influenza yang menular, yakni influenza A dan influenza B. Namun dalam beberapa minggu terakhir terjadi peningkatan influenza A.
Virus influenza B adalah virus flu yang paling sering dialami anak-anak, termasuk bayi, dan dewasa muda. hingga usia 24 tahun, sedangkan influenza A paling sering dialami pada orang berusia 25 hingga 64 dan 65 tahun ke atas.
Seperti dikutip dari CNN, CDC memperkirakan bahwa musim flu yang dimulai pada 29 September, sudah ada 22 kasus influenza di AS, 210.000 dirawat di rumah sakit dan 12.000 meninggal akibat influenza, 7 Februari 2020.
Japanese Encephalitis
Pada 2015, virus Encephalitis atau Japanese Encephalitis (JE) mulai menyebar ke sejumlah wilayah di Jepang. Virus ini merupakan flavivirus yang berhubungan dengan demam berdarah, demam kuning dan virus West Nile. Virus ini menyebar pada manusia melalui gigitan nyamuk. Japanese Encephalitis adalah penyebab utama virus ensefalitis virus di negara-negara Asia.
Sebagian besar infeksi virus Japanese Encephalitis ringan menunjukkan gejala seperti demam, sakit kepala atau bahkan beberapa gejala yang tidak jelas. Pada infeksi yang parah, gejala yang dimunculkan seperti demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, tidak sadarkan diri, koma, kejang, lumpuh dan bahkan kematian.
Penyakit ini bahkan mampu menyebabkan kematian hingga 30% pada penderita yang mengalami gejala. Sekitar 20% -30% penderita yang bertahan hidup mengalami masalah intelektual, perilaku atau neurologis permanen seperti kelumpuhan, kejang berulang atau bahkan mulai kehilangan kemampuannya untuk berbicara.
Japanese Enchepalitis ditularkan pada manusia melalui gigitan dari nyamuk yang terinfeksi culex sehingga dikenal dengan nama nyamuk culex. Saat terinfeksi, seseorang tidak mengembangkan viremia (virus dalam aliran darah) yang cukup untuk menginfeksi nyamuk yang menggigitnya.
Virus ada dalam siklus transmisi antara nyamuk, babi dan/atau burung air (siklus enzootik). Penyakit ini terutama ditemukan di daerah pedesaan dan pinggir kota, di mana manusia hidup sangat dekat hewan-hewan tersebut.
(mdk/dan)