Donald Trump Siapkan Pertemuan dengan Vladimir Putin untuk Akhiri Perang Ukraina
Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk bertemu Putin demi mengakhiri perang Ukraina.
Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengungkapkan bahwa persiapan untuk pertemuan dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, sudah mulai dilakukan. Dalam sebuah pernyataan, Trump menekankan pentingnya mengakhiri perang yang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan. Dia mengatakan, 'Presiden Putin ingin bertemu, dia telah mengatakannya secara publik, dan kita harus menyelesaikan perang ini, itu adalah kekacauan yang berdarah.'
Trump sebelumnya mengklaim bahwa dia bisa mengakhiri perang di Ukraina 'dalam waktu 24 jam', meskipun tidak pernah menjelaskan secara rinci bagaimana cara melakukannya. Rencana pertemuan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak konflik yang berkepanjangan terhadap stabilitas regional dan global.
- Putin Mengaku Siap Dialog dengan Trump untuk Akhiri Konflik di Ukraina
- Donald Trump Datangi Gedung Putih Bertemu Joe Biden, Ini Tujuannya
- Elon Musk Ikutan Nimbrung saat Donald Trump Ditelepon Zelenskyy
- Diam-Diam Punya Kedekatan dan Kerap Berkomunikasi, Vladimir Putin Sambut Gembira Kemenangan Donald Trump
Optimisme Trump tentang Akhir Perang
Selama kampanye pemilihan, Trump sering kali menyatakan kekagumannya terhadap Putin dan optimis bahwa perang di Ukraina dapat berakhir dalam waktu enam bulan. 'Saya berharap jauh sebelum enam bulan,' ucapnya kepada wartawan di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan Trump bahwa dialog langsung dengan Putin bisa menjadi kunci untuk meredakan ketegangan.
Dia juga menyebutkan bahwa banyak tentara yang 'dibunuh oleh jutaan,' meskipun kemudian mengoreksi angkanya menjadi 'ratusan ribu.' Trump berpendapat bahwa angka korban akibat perang jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan media, menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap situasi kemanusiaan di Ukraina.
Statistik Korban Perang di Ukraina
Menurut pejabat PBB, pasukan Rusia telah membunuh setidaknya 12.300 warga sipil di Ukraina. Di sisi lain, beberapa media Eropa melaporkan bahwa sekitar 80.000 tentara Ukraina telah kehilangan nyawa. Angka-angka ini menunjukkan dampak serius dari konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
Pada bulan Juli 2024, The Economist melaporkan berdasarkan dokumen dari Departemen Pertahanan AS, bahwa antara 462.000 hingga 728.000 tentara Rusia telah tewas, terluka, atau ditangkap hingga pertengahan Juni. Data ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang skala tragedi kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.
Kekhawatiran Ukraina Terhadap Dukungan AS
Ukraina kini khawatir bahwa ketika Trump menjabat, bantuan dari AS akan berkurang secara drastis. Dalam pidato Tahun Barunya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, meminta kepada Washington untuk tidak mengurangi bantuan kepada negaranya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan internasional bagi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Trump juga mengkritik dukungan AS untuk Ukraina dan menyarankan agar Ukraina seharusnya melakukan konsesi kepada Putin sebelum invasi Rusia terjadi. Pernyataan ini menambah ketidakpastian mengenai arah kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Trump dan dampaknya terhadap konflik Ukraina.
Sumber: VOA Indonesia