Flu Burung Tulari Mamalia & Manusia, Akankah Jadi Pandemi Berikutnya? Ini Kata Ahli
Flu burung menginfeksi sejumlah burung dan beberapa mamalia di seluruh Amerika Serikat (AS). Saat ini para ilmuwan tengah mencermati kasus tersebut.
Flu burung menginfeksi sejumlah burung dan beberapa mamalia di seluruh Amerika Serikat (AS). Saat ini para ilmuwan tengah mencermati kasus tersebut.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Kamis lalu, risiko terhadap manusia tetap rendah tetapi menambahkan, "kami tidak dapat berasumsi akan tetap seperti itu."
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Siapa aja yang berisiko tinggi terkena flu tulang? Flu tulang atau influenza tulang merupakan infeksi virus yang dapat menyebabkan gejala yang serius pada bayi baru lahir, orang tua di atas usia 65 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
-
Bagaimana cara yang paling efektif untuk mencegah penularan Flu Singapura? Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan flu Singapura.
-
Bagaimana cara mencegah anak balita terhindar dari penyakit flu singapura saat Lebaran? Dwinanda mengatakan penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti mengenakan masker untuk mengurangi paparan droplet, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun setelah ke toilet, serta sebelum makan. Hanya saja, imbuh dia, anak-anak terutama balita belum bisa menerapkan prokes sebaik orang dewasa dan kondisi imunitas belum matang sehingga lebih rentan terkena flu singapura dibandingkan kelompok usia dewasa.
-
Bagaimana caranya agar tubuh kita tidak mudah terserang flu di musim hujan? Tips Cegah Flu di Musim Hujan Minum air putih yang cukup, sekitar 8 gelas per hari atau sesuai kebutuhan tubuh Anda. Tidur yang cukup, sekitar 7-9 jam per hari untuk orang dewasa.Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik atau lebih, terutama sebelum dan sesudah makan, sebelum menyentuh wajah, dan setelah menggunakan toilet. Jika tidak ada air dan sabun, Anda bisa menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%.Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi. Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di tempat yang ramai dan berisiko tinggi penularan. Masker dapat membantu mencegah masuknya virus flu ke saluran pernapasan.Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, misalnya gagang pintu, meja, atau telepon. Virus flu dapat bertahan di permukaan benda padat selama 24 jam dan menular melalui sentuhan.Menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya vitamin C, seperti jeruk, pepaya, atau bayam. Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah infeksi virus. Selain itu, rutin berolahraga, minum air putih yang cukup, dan tidur yang berkualitas juga penting untuk menjaga imunitas. Melakukan vaksinasi flu setiap tahun. Vaksin flu dapat memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis virus flu yang paling umum dan berbahaya. Vaksin flu dapat diberikan kepada orang dewasa maupun anak-anak, kecuali yang memiliki alergi terhadap telur atau komponen vaksin lainnya.
Seperti virus corona yang menyebabkan Covid-19 yang diyakini bermula dari hewan sebelum menyebar ke manusia, beberapa virus hewan bisa bermutasi, menulari manusia dan menyebar cepat ke seluruh dunia.
Tapi flu burung bukan Covid-19. Para ilmuwan meyakinkan publik, dengan beberapa pengecualian yang jarang terjadi, virus flu burung belum berpindah ke manusia dalam skala yang cukup besar untuk memicu wabah.
Namun penyebarannya baru-baru ini di antara anggota spesies yang berbeda membuat beberapa ahli khawatir dengan virus flu burung.
Flu burung merupakan influenza tipe A yang berasal dari burung dan disebut H5N1.
Sejak akhir 2022, ilmuwan mendeteksi virus flu burung menjangkiti lebih dari 100 spesies burung liar seperti bebek, burung camar, angsa, elang, dan burung hantu di AS.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, flu burung yang sangat patogen menyebabkan angka kematian yang sangat tinggi pada ayam dan kalkun. Penyakit ini bisa menjangkiti organ dalam yang menyebabkan 90 persen sampai 100 persen kematian pada ayam dalam waktu 48 jam setelah infeksi, menurut CDC, dikutip dari CNN, Rabu (15/2).
Sampai Rabu pekan lalu, terdeteksi ada 6.111 kasus flu burung di 50 negara bagian AS, menurut Departemen Pertanian AS (USDA). Berdasarkan data CDC, flu burung telah menjangkiti lebih dari 58,3 juta ekor unggas di 47 negara bagian.
Menurut ahli, tingginya kasus ini membuat virus memiliki kesempatan besar untuk menular ke spesies lainnya.
Flu burung menular melalui kotoran dan saliva atau air liur. Virus ini juga menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
USDA menemukan flu burung tidak hanya menjangkiti unggas, tapi hewan mamalia lainnya. Di Alaska, flu burung juga dilaporkan telah menulari beruang dan rubah. Di Colorado, virus ini ditemukan pada seekor sigung. Di California, virus flu burung menjangkiti seekor kucing hutan. Totalnya ada 17 spesies non burung atau unggas yang terinfeksi flu burung di 20 negara bagian.
Menurut ilmuwan, mamalia yang terjangkit itu kemungkinan tertular flu burung ketika mereka makan atau berinteraksi dengan burung yang terinfeksi.
Jangkiti mamalia
Pada musim gugur yang lalu, virus flu burung tampaknya menyebar di antara mamalia – mungkin untuk pertama kalinya – di sebuah peternakan cerpelai di Spanyol, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Eurosurveillance.
Virus tersebut tidak menyebar ke manusia yang bekerja di peternakan cerpelai, tetapi yang mengkhawatirkan para ilmuwan adalah banyaknya mutasi yang ditemukan pada virus yang membuatnya berbeda dari urutan yang ditemukan pada burung. Satu mutasi membuatnya lebih baik dalam bereplikasi pada mamalia, meskipun tidak jelas apakah mutasi itu ada pada virus sebelum sampai ke peternakan.
“Tapi saat itu mulai menyebar dari satu mamalia ke mamalia berikutnya ke mamalia berikutnya, di lingkungan itulah kami pikir kemungkinan besar ia akan mengalami perubahan yang memungkinkannya untuk berpindah inang, dan itulah mengapa kami khawatir," jelas peneliti penyakit menular di St. Jude Children’s Research Hospital Memphis, Richard Webby.
Menurut CDC, ada kurang dari 10 kasus flu burung pada manusia yang diketahui sejak Desember 2021 dan tidak ada yang muncul dari penularan manusia ke manusia.
Kasus terbaru di AS muncul pada April tahun lalu, ketika seseorang di Coloradi sakit setelah memusnahkan unggas. Orang tersebut diisolasi dan diobati dengan anti-virus.
Badan tersebut mengatakan pada saat itu bahwa ancaman terhadap kesehatan masyarakat tetap rendah, tetapi mendesak orang-orang yang terpapar burung untuk mengambil tindakan pencegahan.
"Orang yang biasanya sakit adalah salah satu individu yang berinteraksi sangat intens dengan satwa liar baik hidup atau mati," kata Dr. W. Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Kekebalan dan profesor epidemiologi John Snow di Fakultas Kesehatan Masyarakat Mailman Universitas Columbia.
"Saya tidak akan mengatakan ada pandemi lain menimpa kita, karena sebenarnya tidak. Kita tidak sampai ke sana."
"Yang perlu kita lakukan saat ini adalah mengamati dengan cermat cara penyebarannya. Kita perlu menampungnya di peternakan dan satwa liar sebaik mungkin," pungkasnya.
(mdk/pan)