Gambar 'Tengkorak Raksasa' Bikin Gempar Sri Lanka, Ternyata Begini Ceritanya
Gambar 'Tengkorak Raksasa' Bikin Gempar Sri Lanka, Ternyata Begini Ceritanya
Sebuah gambar yang memperlihatkan tengkorak manusia berukuran raksasa bikin geger dunia maya di Sri Lanka bulan lalu.
-
Tengkorak raksasa seperti apa yang ditemukan di Sri Lanka? Sebuah foto di media social menunjukkan bahwa tengkorak raksasa setinggi 10 kaki, konon berusia 37.000 tahun, ditemukan di Gua Pahiyangala di Sri Lanka.
-
Siapa yang menyatakan bahwa tengkorak raksasa di Sri Lanka adalah hoaks? Melansir dari situs cek fakta Sri Lanka, factcrescendo.com, setelah dilakukan penyelidikan, juru bicara Departemen Arkeologi Sri Lanka menyangkal adanya pengetahuan atau bukti tentang penemuan tengkorak raksasa di Gua Pahiyangala.
-
Bagaimana para arkeolog memindahkan kepala ular raksasa tersebut? Mengutip Sciencealert, Senin, (30/10), bentuknya yang besar, menjadikan para arkeolog sangat hati-hati ketika menggunakan derek untuk memindahkan situs ini.
-
Bagaimana para arkeolog menyelidiki kerangka tersebut? Para arkeolog tengah menyelidiki kerangka ini dengan cermat di laboratorium untuk mencoba memecahkan teka-teki berusia 1.000 tahun ini.
-
Di mana fosil kera raksasa ditemukan di Indonesia? Selain itu, salah satu fosilnya ternyata juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Situs Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
-
Di mana fosil rahang raksasa itu ditemukan? Di aliran sungai Florida, tepatnya Sungai Peace dekat kota Arcadia, seorang pemburu fosil, John Kreatsoulas mengungkapkan penemuan yang mengejutkan selama menyelam.
Gambar 'Tengkorak Raksasa' Bikin Gempar Sri Lanka, Ternyata Begini Ceritanya
Foto yang beredar di media sosial itu disertai klaim palsu yang menyebut tim geolog menemukan tengkorak raksasa di Desa Valukare sella walawe.
Dikutip laman AFP, sejumlah gambar menampilkan kerangka-kerangka besar yang diduga digali dari kawasan hutan.
Namun, pengamatan terhadap ketidaksesuaian visual pada gambar-gambar tersebut mengindikasikan gambar-gambar itu mungkin dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan.
Pengguna media sosial bereaksi beragam terhadap gambar-gambar tersebut. Beberapa mengakui kemungkinan gambar-gambar itu dihasilkan oleh AI, sementara yang lain tetap percaya gambar-gambar tersebut asli.
- Ini Foto Pertama yang Muncul di Koran, Peristiwa Radikal yang Terjadi Pada 1848
- Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
- Pakar Satelit Cemas, Satelit Mata-Mata Korut Punya Kemampuan di Luar Dugaan
- Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Hasil investigasi menyimpulkan gambar-gambar itu sebenarnya merupakan hasil editan, termasuk yang dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Sebuah grup Facebook yang didedikasikan untuk berbagi gambar yang telah diedit, termasuk yang dihasilkan oleh AI, menjadi sumber penyebaran gambar-gambar tersebut.
"Saya tidak tahu kerangka ini sudah pernah ditemukan tapi dulu ada Helayo (manusia purba Sinhala) dengan postur fisik raksasa di zaman Rahwana," kata seorang pengguna.
Para arkeolog hingga kini masih terus melakukan penggalian dan penelitian di Sri Lanka—negara yang kaya akan peninggalan sejarah.
Sisa-sisa tulang manusia berusia lebih dari 3.000 tahun juga ditemukan di Provinsi Jaffna awal tahun ini.
Beberapa penemuan penting, seperti bukti fosil Homo sapiens tertua di Asia Selatan, sempat menjadi sorotan berita.
Namun, klaim palsu seperti ini hanya mengaburkan fakta-fakta ilmiah yang terbukti.
Ketidaksesuaian visual pada gambar-gambar tersebut, seperti kerangka dengan jumlah jari yang tidak konsisten, telah menjadi petunjuk gambar-gambar tersebut bukanlah gambar asli.
Beberapa gambar memperlihatkan tengkorak raksasa itu punya enam jari tapi di foto lain hanya ada tiga atau empat jari. Sementara gambar lain memperlihatkan seorang perempuan punya lengan tambahan di atas bahunya.
Hal ini diakui oleh para ahli sebelumnya, yang menegaskan perbedaan-perbedaan tersebut sering kali menjadi indikasi penggunaan kecerdasan buatan dalam pembuatan gambar.
Nama desa yang diklaim pada gambar itu--Vallukare sella walawe--juga tidak pernah ada di Sri Lanka.
Tidak hanya di media sosial, gambar-gambar ini juga terungkap telah dibagikan di grup Facebook dengan fokus pada pengeditan gambar, baik itu secara manual maupun menggunakan kecerdasan buatan.
Penyebaran gambar-gambar 'kerangka raksasa' yang dihasilkan oleh AI di Sri Lanka merupakan contoh yang menggambarkan pentingnya kehati-hatian dalam menyebarkan informasi di era digital ini.