Ini alasan pemerintah Indonesia lama bebaskan sandera dari Abu Sayyaf
Tiga WNI nelayan itu berada di bawah cengkeraman kelompok Abu Sayyaf itu selama 20 bulan.
Pemerintah Indonesia membutuhkan waktu relatif lama untuk membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat berlayar di perairan Sabah. Tiga WNI nelayan itu berada di bawah cengkeraman kelompok itu selama 20 bulan.
Duta Besar RI untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, mengatakan bahwa pembebasan itu berlangsung lama karena pemerintah tidak ingin bertindak gegabah sehingga bisa membahayakan nyawa WNI yang disandera.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
-
Siapa prajurit TNI AU yang berhasil mengalahkan petarung Filipina di Byon Combat Showbiz Vol 3? Ya, prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kenapa pelatih Filipina mengeluh tentang wasit Yudi Nurcahya? Ia merasa Filipina berpotensi meraih kemenangan jika wasit Yudi Nurcahya memberikan penalti kepada mereka.
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
"Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, sependapat dengan berbagai kalangan untuk menangani kasus penyanderaan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai ada korban," kata Sinyo, saat menggelar jumpa pers di Kemenlu Jakarta Pusar, Rabu (19/9)
Sinyo menjelaskan bahwa pemerintah juga mempertimbangkan tindakan berbahaya yang akan diambil oleh kelompok Abu Sayyaf jika merasa tertekan setelah menyandera WNI tersebut.
"Sebagaimana kita tahu, di Kepulauan Sulu itu terdapat banyak pulau kecil yang berderet. Kami tidak bisa memastikan mereka berada di pulau yang mana karena mereka kerap berpindah-pindah," jelas Sinyo.
"Mereka berpindah-pindah karena Presiden Rodrigo Duterte menekan mereka lewat operasi militer. Jika terus ditekan maka bisa saja sandera dijadikan korban," tambahnya.
Selain itu, kata Sinyo, ada juga beberapa hal strategis lain yang dipertimbangkan oleh pemerintah demi tidak terjadinya hal yang tak diinginkan.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa dalam upaya pembebasan sandera, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah khususnya Kemenlu.
"Setiap mengupayakan pembebasan sandera, ada tiga tugas yang perlu dilakukan oleh perwakilan. Dari segi perjuangan politik, itu tugas duta besar untuk menggelar pertemuan bilateral contohnya bertemu Duterte. Lalu di lapangan, kami juga berjuang membebaskan, sementara pihak Kemenlu akan mencoba meyakinkan keluarga bahwa orang yang mereka cintai pasti bisa bebas. Tiga hal ini tidak mudah," jelasnya.
Baca juga:
Motif kelompok Abu Sayyaf culik nelayan Indonesia di Sabah murni minta uang tebusan
Disandera Abu Sayyaf 20 bulan, 3 nelayan WNI masih trauma usai dibebaskan
Wamenlu benarkan 3 WNI disandera di Filipina sudah dibebaskan
Tiga WNI yang diculik Abu Sayyaf tahun lalu di Sabah akhirnya dibebaskan
Imigran gelap Filipina diduga bantu penculikan dua nelayan Indonesia di Sabah
3 WNI yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dalam kondisi sehat