Ini Prediksi Kapan Matahari dan Bumi Akan Mati
Di saat Matahari mati, kehidupan Bumi pun juga akan ikut mati.
Matahari bukan hanya sekedar bintang yang menerangi Bumi, melainkan Matahari menjadi bagian terpenting atas seluruh kehidupan di Bumi.
Namun pancaran sinar Matahari yang memberi kehidupan itu tidak akan bertahan selamanya. Karena itu di saat Matahari mati, kehidupan Bumi pun juga akan ikut mati.
-
Planet apa yang disebut ilmuwan lebih panas dari Matahari? Sebuah objek yang mengorbit bintang berjarak 1.400 tahun cahaya secara serius menentang gagasan tentang apa yang mungkin terjadi di alam semesta. Planet ini disebut-sebut lebih panas dari matahari. Planet ekstrasurya yang masuk pada kategori Katai Coklat ini diduga memiliki suhu melebihi 8.000 Kelvin atau 7.727 derajat celcius.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Apa yang terjadi pada Bumi saat menjauh dari Matahari? Astronom di University of California, Brian DiGiorgio, menjelaskan, saat Bumi menjauh dari matahari, Bumi akan lebih redup.
-
Apa julukan yang diberikan kepada planet yang berada paling jauh dari Matahari? Neptunus mendapatkan julukan sebagai Dewa Laut Romawi.
-
Bagaimana panas Matahari mencapai Bumi? Perlu diketahui, cara panas matahari berpindah ke bumi yaitu dengan panas bergerak melalui kosmos sebagai radiasi, gelombang inframerah yang berpindah dari objek yang lebih panas ke objek yang lebih dingin.
-
Bagaimana Matahari mendukung kehidupan di Bumi? Matahari memancarkan cahaya dan panas, atau energi matahari, yang memungkinkan keberadaan kehidupan di Bumi.
Dalam penelitian yang dipublikasi pada 2018 lalu, Matahari dan Bumi diprediksi akan mati sekitar 10 miliar tahun dari sekarang. Karena hanya prediksi, para ilmuwan tidak dapat mengetahui pasti bagaimana peristiwa itu dapat terjadi.
Umat manusia masa itu pun harus mengalami peristiwa kepunahan massal itu.
Meski tidak mengetahui persis, namun para ilmuwan dapat mengetahui apa yang terjadi pada Matahari dan Bumi melalui observasi atas bintang dan planet lain. Observasi ini pun memberikan gambaran kepada para ilmuwan ketika Matahari telah mencapai akhir kehidupannya.
Penelitian yang dipublikasi dalam Jurnal Nature Astronomy itu menjelaskan Matahari dan Bumi akan mati bersama ketika Matahari meledak sehingga meninggalkan nebula planeter (emisi nebula yang dikeluarkan bintang dalam siklus akhir hidup). Demikian dikutip dari laman BGR, Senin (21/11).
Ini bukanlah satu-satunya penelitian memprediksi apa yang akan terjadi pada Matahari dan Bumi. Bahkan terdapat penelitian lain yang menyatakan kematian Matahari akan terjadi bertriliun-triliun tahun dari sekarang.
Namun banyak penelitian memprediksi lima miliar tahun ke depan, komposisi hidrogen Matahari akan habis. Matahari pun akan menjadi bintang merah besar (red giant). Ketika masuk ke fase itu, Matahari dapat dinyatakan sudah mati.
Kehangatan pun sudah tidak dapat diproduksi Matahari lagi.
Mulai dari fase itu, inti Matahari tidak akan stabil lagi. Matahari pun akan meluas hingga melahap Planet Merkurius, Venus, dan Bumi. Medan magnet Bumi pun akan hancur karena dilahap Matahari. Atmosfer Bumi pun hilang dan Bumi akhirnya lenyap.
Meski sains memprediksi kematian Matahari dan Bumi masih jauh, namun bukan berarti penduduk Bumi tidak bertanggung jawab atas kelestarian Bumi. Kini penduduk Bumi harus mengatasi masalah perubahan iklim yang sudah mengancam kehidupan Bumi.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
NASA Yakin Manusia Bisa Tinggal Lebih Lama di Bulan
Ilmuwan Ungkap Mars Dulu Punya Samudera Besar, Jadi Bukti Jejak Kehidupan
Parasit Ini Bikin Makhluk Hidup Lain Jadi Zombi
DNA Manusia Tertua Ungkap Asal Usul & Kehidupan Manusia Purba di Inggris
Asteroid "Penghancur Planet" Bersembunyi di Balik Sinar Matahari, Bisa Mengancam Bumi
Jatuhnya Asteroid di Planet Mars Ungkap Rahasia Mengejutkan