Israel Bunuh Pasukan Keamanan Lebanon, Sudah 50 Kali Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hizbullah
Gencatan senjata dimulai pada 27 November pukul 04.00 waktu setempat.
Israel telah lebih dari 50 kali melanggar kesepakatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon dengan tetap menyerang wilayah tersebut. Pada Senin (2/12), tentara penjajah Israel membunuh seorang pasukan keamanan Lebanon dalam serangan udara. Hal ini disampaikan Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri.
"Jumlah pelanggaran Israel atas kesepakatan gencatan senjata telah melampaui 52 pelanggaran yang merupakan pelanggaran terang-terangan dari kesepakatan tersebut, dan ini tidak dapat dibiarkan berlanjut," kata Berri pada Senin (2/12).
- Baru Belangsung 5 Hari, Israel 52 Kali Langgar Gencatan Senjata di Lebanon
- Israel Memang Biang Kerok, Gencatan Senjata dengan Hizbullah Baru Sehari Sudah Kembali Membombardir
- Israel Alami Kekurangan Besar Jumlah Tentara, 20.000 Prajurit Cadangan Ogah Ikut Perang
- Menlu Lebanon Ungkap Hassan Nasrallah Setuju Gencatan Senjata Tapi Tetap Dibunuh Israel
Gencatan senjata dimulai pada 27 November pukul 04.00 waktu setempat, namun Israel tetap menyerang sejumlah titik di Lebanon.
"Sebuah drone Israel menargetkan seorang perwira Keamanan Negara, Kopral Mahdi Khreis, dari Direktorat Regional Nabatieh, dengan rudal berpemandu saat ia sedang menjalankan tugas negara, menyebabkan dia syahid," kata dinas Keamanan Negara Lebanon dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Cradle, Selasa (3/12).
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan drone yang menargetkan fasilitas militer Lebanon di Hawsh al-Sayyed Ali di wilayah timur laut Hermel, melukai seorang tentara Lebanon.
Serangan udara Israel juga menargetkan kota Aitaroun di Lebanon selatan. Sebelumnya, Israel juga menyerang warga Lebanon yang kembali ke wilayah selatan, dan mengebom distrik Saida.
Nabih Berri mendesak komite tripartit yang dipimpin Washington yang mengawasi pelanggaran gencatan senjata untuk memenuhi tanggung jawabnya dan melakukan tugasnya dengan serius.
“Komite yang bertugas memantau pelaksanaan perjanjian tersebut diminta untuk segera memulai tugasnya dan mewajibkan Israel untuk menghentikan pelanggarannya dan menarik diri dari wilayah yang didudukinya sebelum melakukan hal lain,” tegasnya.