Israel dan Hizbullah Sepakati Langkah Genjatan Senjata, Berusaha Hindari Korban Jiwa Lagi
Dunia akhirnya menerima berita menggembirakan mengenai konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hizbullah.
Setelah berbulan-bulan melakukan perundingan yang intens, dunia akhirnya menerima berita menggembirakan mengenai konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hizbullah.
Dalam waktu 36 jam ke depan, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan mengumumkan gencatan senjata, yang menjadi tonggak penting menuju perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Rencana tersebut dianggap sebagai sebuah terobosan diplomatik yang sangat dinanti-nantikan setelah konflik yang telah berlangsung lama, yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang dan kerusakan besar di Lebanon.
Negosiasi ini berlangsung di tengah peningkatan ketegangan, dengan serangan besar-besaran dari kedua belah pihak terjadi dalam beberapa hari terakhir. Meskipun kesepakatan semakin mendekati kenyataan, masih ada beberapa isu krusial yang perlu diatasi.
Berikut perkembangan kronologis terkait gencatan senjata yang menjadi perhatian dunia, sebagaimana dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Selasa (26/11).
1. Langkah Diplomatik: Peran Amerika Serikat dan Prancis
Amerika Serikat dan Prancis memainkan peran penting dalam usaha untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hizbullah. Presiden Joe Biden bersama dengan Emmanuel Macron berencana untuk mengumumkan sebuah kesepakatan gencatan senjata yang telah dirundingkan secara mendalam dengan melibatkan mediator utama seperti Amos Hochstein.
"Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai," ungkap John Kirby, juru bicara keamanan nasional AS, seperti yang dikutip oleh Reuters.
Selain itu, kemajuan yang signifikan juga telah dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan Prancis, yang menyatakan bahwa proses negosiasi telah mencapai tahap akhir dan hanya menunggu persetujuan dari beberapa pihak terkait.
2. Poin Utama dalam Kesepakatan Gencatan Senjata
Kesepakatan ini mencakup penarikan pasukan militer Israel dari Lebanon selatan serta penempatan tentara reguler Lebanon di sepanjang perbatasan dalam jangka waktu 60 hari. Sebagai langkah tambahan, akan dibentuk komite yang terdiri dari lima negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata.
Salah satu isu yang menjadi perdebatan adalah hak Israel untuk melancarkan serangan ke wilayah selatan Lebanon jika ancaman dari Hizbullah muncul kembali. Meskipun Lebanon sempat menolak klausul ini, perundingan di menit-menit terakhir berhasil memperkecil perbedaan pendapat yang ada.
"Pertemuan kabinet pada Selasa akan fokus memberikan persetujuan pada teks perjanjian," kata seorang pejabat senior Israel.
3. Tantangan Menuju Perdamaian: Serangan yang Terus Berlanjut
Meskipun terdapat upaya untuk melakukan diplomasi, situasi kekerasan di lapangan terus menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Selama akhir pekan, terjadi serangan besar-besaran oleh Israel di Beirut yang mengakibatkan kematian setidaknya 29 orang.
Sebagai respons, Hizbullah meluncurkan sekitar 250 roket ke wilayah Israel. Michael Herzog, yang menjabat sebagai Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, menyatakan bahwa kesepakatan hampir tercapai, meskipun masih ada banyak tantangan yang menghalangi.
"Kami bergerak ke arah kesepakatan, tetapi ada sejumlah masalah yang harus diatasi," ujarnya.
4. Reaksi dari Pihak-Pihak yang Berkonflik
Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menekankan pentingnya menekan Hizbullah melalui peperangan hingga meraih kemenangan total. Pernyataan ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menegaskan bahwa kesepakatan yang ada saat ini belum bersifat final.
"Belum terlambat untuk menghentikan kesepakatan ini," ungkap Netanyahu melalui akun media sosialnya.
Di sisi lain, meskipun kehilangan sejumlah pemimpin penting akibat serangan Israel, Hizbullah tetap menunjukkan eksistensinya. Serangan balasan yang dilancarkan oleh kelompok ini membuktikan bahwa mereka masih memiliki kekuatan militer yang cukup besar, meskipun berada di bawah tekanan diplomatik yang intens.
5. Dampak Konflik terhadap Lebanon dan Israel
Konflik yang berlangsung ini telah mengakibatkan kerusakan yang signifikan di Lebanon, terutama di kawasan selatan dan area pinggiran Beirut. Banyak warga sipil yang menjadi korban utama dalam situasi ini, sehingga banyak di antara mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di lokasi yang lebih aman.
Sementara itu, Israel juga menghadapi ancaman serius dari serangan roket Hizbullah yang mengenai berbagai wilayah di sepanjang perbatasan.
"Kerugian yang diderita kedua belah pihak menegaskan pentingnya gencatan senjata sebagai langkah awal menuju stabilitas," kata seorang analis keamanan Timur Tengah.
Kapan gencatan senjata akan diumumkan?
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bersama dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, direncanakan akan mengumumkan gencatan senjata dalam kurun waktu 36 jam ke depan. Namun, keputusan akhir tentang hal ini masih harus menunggu persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
Apa saja poin utama dalam kesepakatan ini?
Kesepakatan yang dicapai meliputi beberapa poin penting, antara lain penarikan tentara Israel dari wilayah selatan Lebanon. Selain itu, diatur pula penempatan pasukan reguler Lebanon di sepanjang perbatasan, serta pembentukan sebuah komite internasional yang bertugas untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata.
Apa tantangan terbesar menuju perdamaian?
Tantangan utama yang dihadapi adalah menjamin bahwa serangan dari kedua pihak dapat dihentikan. Selain itu, perlu juga untuk menyelesaikan perbedaan yang berkaitan dengan hak Israel untuk melakukan serangan balasan jika terdapat ancaman yang muncul.
Bagaimana dampak konflik ini terhadap Lebanon?
Kerusakan besar terjadi di wilayah selatan Lebanon, terutama di Dahiyeh, dengan banyak warga sipil menjadi korban atau mengungsi.