Israel Dinilai Panik karena Drone Hizbullah Bisa Acak-Acak Lokasi Fasilitas Militer di Haifa
Video yang memperlihatkan situs-situs penting di Israel dirilis Hizbullah pada Selasa (18/6).
Video yang memperlihatkan situs-situs penting di Israel dirilis Hizbullah pada Selasa (18/6).
- Dikira Drone Hizbullah, Israel Ternyata Tembak Burung dengan Rudal Seharga Hampir Rp1 Miliar
- Hizbullah Tembak Jatuh Dua Drone dan Hancurkan Empat Kendaraan Pasukan Israel, Sejumlah Tentara Tewas
- Hizbullah Bombardir Bandara Militer Israel dengan Puluhan Roket
- Drone Pengintai Hizbullah Tayangkan Video Lokasi Militer Israel Hingga Pelabuhan Haifa, Resolusinya Cukup Jelas
Israel Dinilai Panik karena Drone Hizbullah Bisa Acak-Acak Lokasi Fasilitas Militer di Haifa
Setelah Hizbullah merilis video pada Selasa sore, yang memperlihatkan daerah-daerah sensitif di Israel Utara, ketegangan antara kedua belah pihak meningkat.
Wartawan Israel dan pakar urusan Arab, Jackie Hoji, mengatakan video Hizbullah menyampaikan pesan "bahwa jika Israel tidak mengurangi serangan gencarnya di Lebanon, maka mereka akan dipaksa untuk menggunakan kekuatan yang lebih besar, dan bahwa Haifa ada di tangannya."
Dilansir The Cradle, Rabu (19/6), pejabat dan media berbahasa Ibrani menyatakan unggahan video tersebut dapat berdampak tinggi dan mengarah pada implikasi perang besar antara Israel dengan Hizbullah. Dalam hal ini, tentara Israel mengatakan rencana pertempuran untuk serangan meluas terhadap Lebanon telah disetujui oleh militer. Sebelumnya, Israel telah menggempur Lebanon dengan jet-jet militer mereka.Pada 19 Juni, kota Al-Burghuliya, Khiam, dan beberapa kota lainnya berada di bawah pengeboman Israel setelah serangan Hizbullah terhadap beberapa wilayah Israel di dekat perbatasan Lebanon pada Rabu dini hari dan sehari sebelumnya. Atas serangan ini, Hizbullah mengumumkan kematian tiga pejuangnya pada Rabu pagi.
Kota Taybeh, Odaisseh, Jebbayn, dan Aita al-Shaab juga dihantam pesawat tempur Israel pada Selasa malam.
Kepala Komando Utara tentara Israel, Mayor Jenderal Ori Gordin, dan kepala Direktorat Operasi, Mayor Jenderal Oded Basiuk, telah menyetujui rencana pertempuran untuk serangan berskala lebih luas di Lebanon, demikian pengumuman tentara pada 19 Juni.
"Rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan militer mempercepat kesiapan pasukan di lapangan," kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
"Kami sudah sangat dekat dengan momen ketika kami akan memutuskan untuk mengubah aturan main melawan Hizbullah dan Lebanon. Dalam perang total, Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon akan dihantam habis-habisan," ancam Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz pada Selasa.
Namun setelah Hizbullah merilis video beberapa situs sensitif di utara Israel, yaitu pelabuhan Haifa dan kapal-kapal perang serta situs-situs militer di sekitarnya, kewaspadaan akan meluasnya konflik dengan Hizbullah meningkatkan kekhawatiran akan kemampuan kelompok tersebut.
"Video Hizbullah menyampaikan pesan yang jelas kepada Israel, bahwa kelompok itu ada di dalam Israel melalui udara, darat, dan laut, dan merencanakan apa yang akan terjadi selanjutnya, dan mampu melakukan serangan besar," kata saluran berita Channel 14 Israel, seraya menambahkan bahwa perekaman video ini merupakan "kegagalan keamanan Israel pada tingkat pertama. Situasi di utara jauh lebih buruk daripada yang kita bayangkan."
Wali Kota Haifa, Yona Yahav, juga menekankan pada tanggal 18 Juni penggunaan "terorisme psikologis" oleh Hizbullah terhadap para pemukim yang tinggal di kota pelabuhan dan di bagian utara.
Dia juga menuntut "pemerintah untuk membuat rencana pertahanan besar-besaran di Haifa dan menemukan solusi militer untuk menghilangkan ancaman dari utara."
Ancaman terhadap Israel yang ditunjukkan oleh video Hizbullah "perlu dipertimbangkan," tambah Yahav.
Hizbullah merilis video berdurasi sembilan menit itu pada Selasa sore setelah meluncurkan operasi pertamanya dalam dua hari setelah libur Iduladha, dengan menargetkan sebuah tank Merkava di dalam situs militer Hadab Yarin di dekat perbatasan Lebanon.
Rekaman pesawat tak berawak itu menunjukkan beberapa target sensitif di wilayah utara, termasuk pabrik-pabrik yang terkait dengan perusahaan teknologi pertahanan Rafael Israel, serta kapal perang dan stasiun kapal selam di dalam pelabuhan Haifa.