Israel Babak Belur Dihajar Hizbullah, 9.000 Bangunan dan 7.000 Kendaraan Hancur
Media Israel Yedioth Ahronoth mengungkap dampak serangan Hizbullah di kawasan permukiman, pangkalan militer, dan infrastruktur.
Media Israel Yedioth Ahronoth mengatakan kelompok perlawanan Hizbullah telah menyebabkan kerusakan besar di kawasan pemukiman, pangkalan militer dan infrastruktur di daerah utara wilayah pendudukan Palestina sejak Oktober 2023.
Berdasarkan data dari kantor pajak properti yang diperoleh media berbahasa Ibrani itu disebutkan, "sejumlah gambaran menyiratkan kerusakan dan kehancuran itu mencapai sekitar 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan yang disebabkan serangan Hizbullah."
"Permukiman yang berada di jalur konflik hampir tidak ada satu bangunan pun yang tidak memerlukan renovasi atau penghancuran dan pembangunan kembali," tulis koran Yedioth Ahronoth kemarin, seperti dilansir Press TV, Selasa (26/11).
Wilayah permukiman utara dan kota-kota seperti Shmona, Manara, Shtula, Zarit, Nahariya, dan Shlomi mengalami kerusakan paling parah. Laporan itu mengatakan skala kerusakan selama ini ditutup-tutupi atau disembunyikan.
Di Kiryat Shmona kehancuran sangat luar biasa. Wali Kota Avichai Stern mengatakan setiap pemukim harus merenovasi rumah mereka dan itu akan membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Stern menuturkan sejauh ini tidak ada rencana untuk menerima kembali para pemukim ke utara.
"Ketika mereka melihat lokasi tempat mereka kembali dan kenyataan yang ada di hadapan mereka--gelombang kedua pengungsian akan lebih besar."
David Aoulay, ketua dewan permukiman di Metulla melaporkan sekitar 70 persen rumah telah hancur.
Ketua Forum Permukiman Garis Konflik Moshe Davidovitz mengatakan, "Israel tidak tahu seberapa parah kehancuran ini dan apa yang harus dilakukan dan bagaimana menanganinya seteah perang."
"Ada banyak yang terluka di utara dan belum dilaporkan karena para pemukim dievakuasi atau terluka di kawasan yang menurut militer tidak bisa dikunjungi."
Bulan-bulan awal perang Hizbullah menargetkan sejumlah permukiman, pangkalan militer terdekat, dan fasilitas militer. Semakin Israel melanjutkan serangan, operasi militer Hizbullah terus merangsek makin dalam.
Setelah peristiwa serangan pager dan tewasnya pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada akhir September, Haifa dan Tel Aviv masuk dalam jangkauan serangan Hizbullah.
Banyak kalangan di Israel menilai gencatan senjata dengan Hizbullah artinya Israel "menyerah pada kesepakatan" dengan kelompok perlawanan Lebanon itu.