Citra Satelit Perlihatkan Kamp Pengusian Terbesar di Gaza Hancur Total Hanya dalam 5 Bulan
wilayah Jabalia menjadi lokasi pengungsiang terbesar di Jalur Gaza, Palestina.
Sebuah citra satelit menangkap perubahan drastis di kamp pengungsian Jabalia yang berisi lebih dari 116.000 pengungsi dan diperkirakan sebagai kamp pengungsi terbesar di Gaza yang kini telah hancur akibat serangan militer Israel.
Berdasarkan foto-foto citra satelit di Jabalia yang diambil dari Juli hingga November 2024 menunjukkan pemukiman yang kini tidak lagi layak huni.
Puluhan ribu rumah dan infrastruktur penting hancur atau rusak parah. Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut kian memburuk.
Bangunan-bangunan sebagai tempat berlindung bagi para pengungsi kini telah hancur dan berubah menjadi daerah kantong militer Israel, dan tampaknya secara sistematis mereka meratakan bangunan-bangunan yang tersisa.
Laporan lain menunjukkan kerusakan juga terjadi di pusat bantuan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) setempat, yang digunakan untuk mendistribusikan makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Dilansir dari Haaretz, Senin (25/11) para pejabat Israel mengatakan pengusiran warga Gaza utara termasuk di wilayah Jabalia bukan termasuk bagian dari “Rencana Jenderal”. Namun, mereka bahwa militer Israel kini tengah berupaya mengosongkan kota-kota dan desa-desa dari penduduk Gaza.
Tak lagi punya wilayah layak huni
Laporan dari Jabalia menyebutkan serangan udara dan pertempuran darat tentara penjajah Israel menargetkan kamp pengungsian yang padat penduduk, bahkan UNRWA.
Banyak penduduk di kamp telah mengungsi akibat serangan militer Israel, tetapi sumber-sumber di tim penyelamat mengatakan ada ratusan hingga ribuan orang tewas di bawah reruntuhan.
Sumber-sumber dari warga sipil di Gaza utara mengatakan Jabalia tidak lagi memiliki satu pun kawasan layak huni, seraya menambahkan bahwa ketika perang berakhir harus ada proyek pembersihan besar-besaran untuk membersihkan reruntuhan yang harus dibangun kembali.
Proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, itu pun jika ada rencana terorganisasi.
Tentara Israel menyerang daerah tersebut dengan dalih ratusan anggota Hamas bersembunyi di antara gedung-gedung dan mengatakan ratusan anggota Hamas telah tewas dan ditemukan alat peledak rakitan dan bom di daerah sipil dan gedung-gedung yang telah dibom.
Sejak awal perlawanan Hamas dengan Israel mengambil bentuk perang gerilya dari rumah ke rumah. Bahkan sebelum manuver darat di Jabalia, militer Israel mulai mengebom kompleks bahkan terkadang seluruh kompleks yang menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti