Israel Habiskan Dana Rp3,3 Triliun Per Hari untuk Bombardir Gaza
Perhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
Perhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
- Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar Bagi Siapapun yang Bebaskan Tawanan Israel di Gaza
- Pensiunan Jenderal Israel Peringatkan Negaranya Segera Hancur, Tinggal Tunggu Waktu
- Sedang Salat Subuh, 100 Warga Gaza Tewas Dihantam Serangan Udara Israel
- Utang Israel Membengkak Jadi Rp694 Triliun Usai Serang Gaza
Israel Habiskan Dana Rp3,3 Triliun Per Hari untuk Bombardir Gaza
Israel menghabiskan dana sebesar USD220 juta (Rp3,3 triliun) per hari untuk mengebom Jalur Gaza, Palestina. Sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober, sejauh ini Israel telah menghabiskan dana hampir USD18 miliar atau sekitar Rp277 triliun. Perhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
Sumber: Al Mayadeen
Menurut koran keuangan Calcalist, jika agresi Israel di Gaza bertahan sampai lima hingga 10 bulan, potensi biaya yang dikeluarkan Israel bisa melonjak sampai USD50 miliar (Rp769,5 triliun) atau setara dengan 10 persen PDB (Produk Domestik Bruto) negara tersebut.
Laporan tersebut mengutip sejumlah ekonom, menyoroti dampak signifikan agresi di Gaza terhadap perekeonomian Israel. Hal ini dinilai dapat berdampak pada sektor pariwisata, industri teknologi, dan konstruksi, yang sangat bergantung pada pekerja Palestina.
Israel memang terkenal karena industri teknologinya, namun rekrutmen pasukan cadangan ke dalam militer Israel telah berdampak buruk pada sektor ini. Di sisi lain, penghentian izin kerja bagi warga Palestina juga berdampak pada industri konstruksi.
Mantan deputi gubernur Bank Israel dan ekonom Universitas Reichman, Zvi Eckstein melakukan analisis dengan pakar lainnya. Dia mengungkapkan, dampak terhadap anggaran pemerintah, termasuk berkurangnya pendapatan pajak, berjumlah USD19 miliar (Rp292,4 triliun) pada kuartal keempat tahun 2023 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD20 miliar (Rp307,8 triliun) pada kuartal pertama tahun 2024.
Biaya perang ini dihitung dengan mempertimbangkan beberapa faktor mencakup pengeluaran langsung untuk perang, dan penurunan besar dalam kegiatan ekonomi, yang mengakibatkan penurunan pendapatan. Defisit pembelanjaan selama perang menyebabkan biaya pinjaman, yang terus berdampak pada penganggaran lama setelah pertempuran berakhir. Demikian menurut penjelasan mantan ekonom di Kementerian Keuangan Israel, Profesor Yaron Zelekha.
Dampak perang di Gaza secara ekonomi juga separah dampak pandemi Covid-19, menurut direktur pelaksana Manpower Israel, Michal Dan-Harel.