Israel Hancurkan 206 Situs Arkeologi dan Bersejarah di Gaza Sejak 7 Oktober, Ada Masjid Sampai Gereja Berusia Ribuan Tahun
Israel berupaya untuk melenyapkan identitas bangsa Palestina.
Dalam perang genosida yang berlangsung di Jalur Gaza, Palestina sejak 7 Oktober 2023, pasukan penjajah Israel menghancurkan dan merusak 206 situs arkeologi dan warisan budaya sangat penting di wilayah tersebut.
"Situs-situs arkeologi dan warisan Palestina tidak luput dari penghancurkan, vandalisme, penjarahan, dan pencurian oleh tentara penjajah Israel," jelas kepala Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Thawabteh, kepada Anadolu.
- Tampang Tentara Israel yang Menyerbu & Menghancurkan Masjid di Gaza, Sosok Antitoleransi Sesungguhnya
- Kebrutalan Tentara Israel Bikin Murka, Bergembira Ingin Ledakkan Bom di Masjid Gaza 'Tidak Ada Lagi Salat Jumat'
- Arkeolog Harus Bicara Lantang Lawan Agresi Israel di Gaza, Ini Alasannya
- Kekejaman Israel, 3 Bulan Agresi Hancurkan Lebih dari 1.000 Masjid dan Puluhan Kuburan di Gaza
Thawabteh menyampaikan, beberapa dari situs-situs tersebut hancur total, sementara yang lain rusak parah.
"Penargetan situs-situs ini oleh Israel merefleksikan strategi sistematis untuk melenyapkan identitas Palestina," ujarnya, dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (8/12).
Beberapa situs ternama yang dihancurkan penjajah Israel di Gaza yaitu Masjid Omari, Gereja Bizantium di Jabalia, makam Al-Khadir di Deir Al-Balah, dan pemakaman Bizantium Blakhiya di Kota Gaza.
Selain itu, Israel juga menghancurkan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, Rumah Al-Saqqa yang berusia 400 tahun, dan Masjid Sayed Al-Hashim, salah satu masjid tertua di Gaza.
Beberapa situs kuno dan arkeologi yang dihancurkan oleh tentara pendudukan Israel berasal dari era Fenisia dan Romawi, sementara yang lain berasal dari antara 800 SM dan 1400 M, dan ada juga yang baru dibangun 400 tahun lalu.
Gaza adalah kota kuno dan bersejarah yang berada di bawah kekuasaan beberapa kerajaan dan peradaban, termasuk firaun Mesir, Yunani, Romawi dan Bizantium, dan kemudian pemerintahan Ottoman atau Kekhalifahan Utsmaniyah di era Islam.
“Tindakan kriminal ini bertujuan untuk menghancurkan rakyat Palestina, sejarah dan budayanya,” kata Thawabteh.
Israel, lanjutnya, berupaya “untuk melenyapkan warisan budaya Palestina, mematahkan keinginan rakyat Palestina dan mengkonsolidasikan pendudukan sebagai bagian dari rencana untuk mengosongkan tanah rakyatnya dan memaksakan realitas baru.”