Jagoannya Kalah Pilpres Amerika, Pendukung Kamala Harris Serang Kelompok Pro-Palestina, Arab dan Muslim
Kamal Harris yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS disebut berperan dalam perang genosida Israel di Gaza.
Tak terima kandidat yang didukungnya kalah dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), pendukung Kamala Harris menyerang kelompok pro-Palestina di Amerika, khususnya komunitas Arab dan Muslim. Harris dikalahkan capres dari Republik, Donald Trump pada pemilihan yang berlangsung Selasa (5/11).
Harris, yang diusung Demokrat, kalah setelah partainya banyak dikritik atas dukungannya terhadap perang genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina. Pemerintah AS yang dipimpin Joe Biden dan Harris dari Demokrat menolak terlibat dalam perundingan embargo, dan semakin meningkatkan bantuan militernya untuk Israel.
- Ahli Ungkap Arah Kebijakan Donald Trump di Timur Tengah dan Kemerdekaan Palestina Setelah Terpilih Jadi Presiden AS
- Donald Trump atau Kamala Harris Tidak Pro-Palestina, Pengamat Sebut Bantuan AS ke Israel Akan Tetap Mengalir
- Didukung Joe Biden di Pilpres AS, ini Rekam Jejak Kamala Harris soal Israel & Palestina
- Siap Gantikan Biden di Pilpres AS 2024, Ini Profil Kamala Haris Pro Yahudi tapi Pernah Kecam Israel
"Persetan dengan Gaza saat ini! Dan maksudku itu dari lubuk hatiku! Mereka yang berkumpul di (kampanye) harris berteriak setiap kali dia berbicara dan tidak pernah pada kampanye Trump! Bagus! Biarkan Israel semakin ganas terhadap mereka," tulis salah satu pengguna X, seperti dikutip dari Middle East Eye, Kamis (7/11).
Banyak juga pengguna media sosial yang mengunggah harapannya Gaza berubah jadi lahan parkir sebagai hukuman atas kekalahan Harris.
"Kalau kalian memilih partai ketiga, sialan kalian," tulis salah satu pengguna X yang disukai 200.000 kali. Banyak warga Arab dan Muslim Amerika yang memilih Jill Stein dari Partai Hijau, ia hanya memperoleh 0,4 persen dari total suara nasional, atau berjumlah 628.525 suara.
Terliibat Genosida
Menanggapi hal ini, banyak pengguna media sosial Arab dan Muslim menunjukkan jumlah suara untuk partai ketiga sangat kecil dibandingkan dengan Trump yang unggul hampir 5 juta suara dalam perolehan suara terbanyak.
Pengguna media sosial Arab juga menceritakan kampanye Harris yang meremehkan tuntutan mereka terhadap Partai Demokrat dan menghina banyak orang dari komunitas Arab maupun Muslim.
"Mengutus Bill Clinton yang mengatakan orang arab pantas mati lalu mengutus Liz Cheney yang ayahnya merancang pembunuhan 1,5 juta orang Arab ke Michigan mungkin bukan strategi terbaik," tulis pengguna X @sad_pali.
Sementara itu, pengguna media sosial pro-Palestina lainnya melihat kekalahan Harris sebagai kaitan langsung dengan perannya dalam perang genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Kalah di Wilayah Kantong Demokrat
Di kota Dearborn, Michigan, misalnya (yang merupakan rumah bagi populasi Arab-Amerika paling terkemuka di negara tersebut) Harris kalah dari populasi pemilih yang secara historis selalu memilih Demokrat. Tahun ini, Trump meraih 55 persen suara di kota tersebut dibandingkan dengan Harris yang meraih 42,48 persen.
Stein juga memperoleh perolehan suara yang besar, yakni lebih dari 18 persen. Meskipun Partai Demokrat kalah di sana, anggota Kongres Palestina-Amerika Rashida Tlaib memenangkan masa jabatan keempatnya tanpa mendukung Harris sebagai calon presiden.
Akademisi Eman Abdelhadi dalam X mengatakan, hal ini merupakan bukti fakta bahwa masyarakat Arab memang mempunyai kekuasaan elektoral namun "secara aktif dikalahkan oleh Partai Demokrat yang memilih untuk mengabaikan dan memandang rendah mereka".
Banyak pihak yang menyuarakan sentimen serupa, dengan mengatakan Partai Demokrat tidak bisa menyalahkan siapa pun kecuali diri mereka sendiri atas kekalahan tersebut.