Jalani Frugal Living Demi Kumpulkan Rp10 Miliar, Pria Ini Selama 20 Tahun Hanya Makan Semangkuk Nasi dan Ubi
Perjuangan tersebut dilakukannya demi bisa segera mencapai kebebasan finansial. Hidup frugal demi bisa pensiun dini.
Seorang pria di Jepang telah menjalani gaya hidup yang sangat hemat selama 21 tahun demi mengumpulkan dana pensiun sebesar 100 juta yen, yang setara dengan sekitar Rp 10,3 miliar.
Keputusan ini mengejutkan banyak pengguna internet di China, terutama karena pola makannya yang tidak biasa. Pria berusia 45 tahun yang namanya tidak diungkapkan ini memulai rencana tabungannya pada awal tahun 2000-an setelah mendapatkan pekerjaan yang stabil.
-
Apa itu frugal living? Dilansir dari berbagai sumber, frugal Living diartikan sebagai konsep di mana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.
-
Apa tujuan utama dari gaya hidup frugal living? Frugal living adalah sebuah konsep gaya hidup yang berfokus pada pengeluaran terhadap hal-hal primer yang benar-benar menjadi kebutuhan dan prioritas utama.
-
Bagaimana membedakan frugal living dengan gaya hidup pelit? Pertama, frugal living lebih menekankan pada nilai yang dituju saat membeli barang, seperti kegunaan dan manfaat jangka panjang. Sementara gaya hidup pelit mementingkan harganya yang murah, tanpa terlalu memedulikan kualitas dan nilainya.
-
Apa sebenarnya definisi dari frugal living? Frugal living sendiri terdiri dari dua kata, yaitu frugal yang berarti hemat dan living yang bermakna kehidupan. Jadi, frugal living ini bisa diartikan sebagai gaya hidup yang menuntut pelakunya agar cermat dalam memanfaatkan uang untuk memenuhi segala kebutuhan.
-
Mengapa frugal living dianggap pelit oleh sebagian orang? Konsep ini sering kali dianggap pelit oleh sebagian orang, tetapi sebenarnya lebih dalam dari itu.
-
Kenapa frugal living dianjurkan untuk diterapkan? Jika diaplikasikan dengan benar, frugal living memberikan manfaat tersendiri, seperti: Frugal living menanamkan prinsip hidup hemat, cermat dan bijak dalam menjalani hidup. Hal ini bikin hidup lebih tenang.
Perusahaan tempatnya bekerja juga mewajibkan karyawan untuk melakukan lembur.
"Dengan kerja keras dan lembur, Anda bisa meraih kebahagiaan di masa depan," ujarnya, seperti yang dilaporkan South China Morning Post Juli lalu.
Dalam upayanya untuk mencapai FIRE (financial independence, retire early) atau kebebasan finansial dan pensiun lebih awal, pria yang memiliki penghasilan tahunan sekitar lima juta yen (sekitar Rp520 juta) ini mulai menyusun strategi menabung 100 juta yen secepat mungkin.
Ia kemudian menciptakan nama alias online The Man Who Will Definitely Resign (Orang yang Pasti Akan Mengundurkan Diri) untuk memotivasi dirinya sendiri. Selama lebih dari dua dekade, ia memilih tinggal di asrama perusahaan dengan biaya sewa 30.000 yen per bulan.
Ia juga menerapkan pola makan yang sangat hemat, dengan menu makan malam yang sederhana berupa semangkuk nasi, sayuran asin, dan buah plum asam. Terkadang, ia hanya mengandalkan minuman energi yang diperoleh dari poin gratis di toko serba ada.
- Sering Makan Hanya dengan Rp5.000 Sehari, Perempuan Ini Bisa Beli 3 Rumah di Usia 34 Tahun
- Viral Pria di Solo Terapkan Frugal living dan Biaya Hidup Rp3.000 Sehari, Ini Tips Mengikutinya
- Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
- Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan
Di waktu lain, ia menikmati soda dan biskuit sambil menonton film bertema penjara, bercanda bahwa hidupnya di perusahaan tersebut mirip dengan menjalani hukuman penjara selama 20 tahun.
Tidak memiliki microwave dan pendingin udara
Gaya hidupnya yang hemat terlihat jelas saat microwavenya mengalami kerusakan. Daripada memperbaiki atau membeli yang baru, ia memilih untuk mengonsumsi ubi dari musim dingin hingga musim panas dan memanfaatkan panas alami untuk memasaknya di dalam mobil temannya.
Ia juga tidak pernah menggunakan pendingin udara atau pemanas, melainkan mendinginkan tubuh di musim panas dengan mengenakan kaus basah dan menghangatkan diri di musim dingin dengan berolahraga squat.
Usahanya membuahkan hasil pada awal tahun ini, ketika ia mengumumkan di media sosial bahwa setelah 20 tahun 10 bulan bekerja di perusahaan tersebut, ia berhasil menghemat 135 juta yen. Selain itu, gaya hidup hematnya juga memotivasi dia untuk menulis buku tentang tips menabung, yang menjadi sumber penghasilan tambahan.
Kondisi hidupnya mulai menunjukkan perbaikan
Setelah meraih kebebasan finansial, kualitas hidupnya sedikit meningkat. Kini, ia menyiapkan empat butir telur rebus untuk sarapan dan telah membeli microwave agar bisa menikmati makanan hangat.
Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama, karena baru-baru ini ia mengungkapkan bahwa tabungannya telah menurun secara signifikan akibat penurunan nilai yen sejak awal tahun ini.
"Jika yen terus melemah, saya tidak akan pernah bisa mencapai kebebasan finansial. Apa yang telah saya lakukan selama 21 tahun ini? Semua itu sia-sia, sangat menyedihkan," katanya.
Pengguna media sosial di China menunjukkan rasa terkejut dan simpati terhadap kesulitan yang dialami pria tersebut.
"Makanan yang dia konsumsi benar-benar mengejutkan. Apakah itu bisa dimakan? Sangat mengherankan dia tidak jatuh sakit setelah bertahun-tahun makan dengan buruk," komentar seseorang.
"Kehidupannya sangat menyedihkan. Gajinya tidak rendah di Jepang. Seandainya dia berinvestasi dalam emas, bukan hanya menabung, dia tidak akan mengalami kerugian sebesar ini," ujar yang lain.