Kemlu: Proses pembebasan sandera Abu Sayyaf bisa berbulan-bulan
Kemlu mengkaji kemungkinan itu dari kasus penyanderaan WNI sejak 2004. Rekor pembebasan paling cepat 3 bulan
Kementerian Luar Negeri yang menjadi salah satu ujung tombak pembebasan sandera Warga Negara Indonesia oleh Abu Sayyaf, menolak berkomentar mengenai detail tebusan. Prioritas pemerintah saat ini seluruh sandera aman dan segera bisa dibebaskan.
Lalu Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, menyatakan pihaknya sudah mengkaji kasus-kasus penyanderaan warga Indonesia sejak 2004, baik yang diliput media maupun tidak.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dia meminta publik bersabar karena selama ini rekor pembebasan sandera oleh teroris paling cepat adalah tiga bulan. "Itupun hanya beberapa saja. Sebagian besar adalah antara enam bulan sampai 2 tahun," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (20/4).
Iqbal mengatakan ada titik terang dalam kasus penyanderaan 10 WNI yang sudah diculik lebih dulu, maupun 4 awak kapal Indonesia yang ditahan belakangan pekan lalu. Kemajuan ini terhitung signifikan, sebab ada beberapa kasus penyanderaan WNI yang sampai sekarang belum menemukan titik terang, tapi tak pernah diekspose ke media.
"Dilihat dari situ, sebenarnya kemajuan upaya yang sudah dicapai pemerintah sangat signifikan," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, belum usai drama penyanderaan 10 anak buah kapal asal Indonesia oleh kelompok mengaku sebagai Abu Sayyaf, pada Jumat (15/4) malam, empat ABK WNI kembali diculik dan ditawan perompak. Diduga kuat perompak berasal dari kelompok militan yang sama asal Filipina Selatan.
Mereka adalah ABK kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi yang sedang berada di perairan internasional setelah meninggalkan kawasan Cebu. Ketika empat awak diculik, lima lainnya berhasil selamat melarikan diri ke Sabah, Malaysia. Satu awak lainnya terkena luka tembak di kaki tapi kondisinya membaik.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar kapal-kapal Indonesia yang menuju Filipina dikawal kapal milik TNI. Langkah ini untuk mencegah penyanderaan terulang. Saat ini perusahaan pemilik kapal sedang menjalin komunikasi, mencari tahu apa permintaan penculik terhadap empat WNI itu.
Baca juga:
Jokowi minta TNI kawal kapal Indonesia yang melintas di Filipina
Kepala BNPT sebut penanganan Abu Sayyaf harus dibahas tingkat ASEAN
Konsulat RI Sabah siap pulangkan 5 WNI yang lolos dari Abu Sayyaf
Kondisi WNI korban tembak kelompok Abu Sayyaf belum stabil
TNI diminta gelar operasi militer bebaskan 14 WNI di Filipina
Keluarga sandera Abu Sayyaf harap tak terjadi agresi militer
Tangkal aksi Abu Sayyaf, Malaysia tutup perbatasan dengan Filipina