Kesal Tidak Dapat Ijazah Setelah Lulus, Siswa Ini Tikam Orang-orang di Sekolah, 8 Tewas dan 17 Luka
Pelaku mengakui telah melakukan penusukan di luar sekolah kejuruan di China, dan polisi menyatakan ia tidak ragu-ragu dalam melakukannya.
Delapan orang kehilangan nyawa dan 17 lainnya mengalami luka-luka akibat sebuah insiden penusukan di depan sebuah sekolah di bagian timur China. Seorang pria berusia 21 tahun telah ditangkap di Wuxi Yixing Arts and Crafts Vocational and Technical College (Sekolah Tinggi Kejuruan dan Teknik Seni dan Kerajinan Wuxi Yixing) pada pukul 18:30 waktu setempat (10:30 GMT), berdasarkan informasi dari pihak kepolisian setempat.
Menurut pernyataan resmi, pria tersebut merupakan lulusan sekolah itu pada tahun 2024 dan melakukan serangan setelah "gagal mendapatkan ijazahnya akibat hasil ujian yang buruk", serta merasa tidak puas dengan gaji dari pekerjaan magangnya. Ia mengakui kesalahannya "tanpa ragu-ragu", sebagaimana dikutip dari BBC pada Minggu (17/11/2024).
- Cerita Kepala Sekolah Diminta Polisi Bujuk Supriyani Akui Aniaya Siswa, Guru Honorer Sempat Nangis Bingung Minta Maaf
- Pelajar SMP di Padang Tewas dengan 6 Tulang Rusuk Patah, LBH: Diduga Disiksa Polisi
- Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi
- Perjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Pihak kepolisian menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan berbagai langkah sedang dilakukan untuk "menangani dampak dari kejadian ini".
Insiden penusukan ini terjadi setelah tragedi yang lebih besar pada hari Senin (11/11), ketika setidaknya 35 orang tewas setelah seorang pengemudi menabrakkan mobilnya ke kerumunan di sebuah stadion di Kota Zhuhai, selatan China.
Polisi menyatakan bahwa pengemudi tersebut tidak puas dengan hasil penyelesaian perceraian, namun insiden ini memicu pertanyaan mengenai serangkaian kekerasan publik yang terjadi baru-baru ini di negara tersebut. Di media sosial, muncul diskusi mengenai fenomena sosial "membalas dendam pada masyarakat", di mana individu bertindak berdasarkan keluhan pribadi dengan menyerang orang asing.