Kisah-Kisah Mencekam dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Alami Penyiksaan Terburuk, Dipukuli Sampai Disetrum
Kisah-Kisah Mencekam dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Alami Penyiksaan Terburuk, Dipukuli Sampai Disetrum
Tawanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel melaporkan perlakuan mengerikan yang mereka alami kepada badan PBB.
- Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Menteri Israel Serukan Eksekusi Tahanan Palestina karena Alasan Penjara Sudah Penuh
- Dukung Usulan Netanyahu, Parlemen Israel Tolak Pendirian Negara Palestina
Kisah-Kisah Mencekam dari Penjara Israel, Tahanan Palestina Alami Penyiksaan Terburuk, Dipukuli Sampai Disetrum
Di Hari Tahanan Palestina yang berlangsung kemarin, Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) merilis laporan terbaru tentang kondisi tahanan Palestina di penjara Israel.
UNRWA menerima banyak laporan perlakuan buruk terhadap warga Palestina yang ditawan oleh pasukan Israel. Para tahanan dikencingi dan disuruh bertingkah seperti binatang, serta anak-anak diserang oleh anjing tentara.
Ribuan tahanan Palestina mengalami pelecehan fisik, seksual dan psikologis secara ‘rutin’.
"Mereka dipukuli dan dipaksa berbaring di kasur tipis di atas reruntuhan selama berjam-jam tanpa makanan, air, dan akses ke toilet, kaki dan tangan mereka diikat dengan ikatan plastik. Beberapa tahanan melaporkan mereka dipaksa masuk ke dalam kandang dan diserang oleh anjing. Beberapa tahanan yang dibebaskan, termasuk seorang anak, mengalami luka gigitan anjing di tubuh mereka," demikian bunyi laporan tersebut, seperti dilansir laman Middle East Eye, Rabu (17/4).
"Para tahanan diancam akan ditahan dalam jangka waktu lama, dilukai atau anggota keluarga mereka dibunuh jika mereka tidak memberikan informasi yang diminta."
Kesaksian-kesaksian tersebut berasal dari sebagian kecil tahanan yang saat ini berjumlah 1.506. UNRWA mendokumentasikan pengakuan para tahanan yang dibebaskan antara November lalu hingga 4 April.
Salah satu tahanan merupakan anggota staf UNRWA, yang dipaksa untuk membuat pengakuan palsu dan mengalami bentuk-bentuk penyiksaan lainnya.
UNRWA mengatakan tahanan lain melaporkan bahwa mereka dilempar selimut basah, dan dipaksa berlutut selama 12-16 jam sehari selama berada di barak, dengan mata tertutup dan tangan diikat.
UNRA juga menerima laporan tentang kekerasan seksual. Para korban laki-laki mengatakan bahwa mereka menerima pukulan pada alat kelamin mereka, hingga "dipaksa duduk di atas alat pemeriksa listrik" dan mengatakan bahwa dia melihat seorang pria meninggal setelah alat pemeriksa dimasukkan ke dalam anusnya.
Baik pria maupun wanita difoto dan direkam dalam keadaan telanjang dan disentuh secara tidak pantas. Middle East Eye telah menghubungi pihak militer Israel untuk memberikan komentar, namun hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan.
Dalam sebuah pernyataan pada Hari Tahanan Palestina, kantor media Gaza mengatakan lebih dari 5.000 orang Palestina telah ditangkap oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober ketika perang ini dimulai hingga saat ini.
Kantor media Gaza meminta bantuan internasional untuk turun tangan dalam masalah ini.
Meskipun MEE tidak dapat memverifikasi secara independen kesaksian yang diberikan dalam laporan UNRWA, mereka mendukung kesaksian lain yang diberikan oleh para mantan tawanan kepada MEE bulan lalu, yang menggambarkan penyiksaan fisik dengan anjing dan listrik, menjadi korban eksekusi, dan ditahan dalam kondisi yang memalukan dan merendahkan.
Seorang pria, yang diculik oleh pasukan Israel dari sebuah sekolah di Gaza di mana ia mengungsi bersama keluarganya, menggambarkan kepada MEE bahwa ia diborgol, ditutup matanya, dan ditahan di dalam sangkar besi selama 42 hari.
Selama interogasi, ia mengatakan bahwa ia telah disetrum, dicakar dan digigit oleh anjing-anjing tentara.
Tahanan bebas lainnya juga mengaku disetrum, diserang anjing, disiram air dingin, tidak diberi makan dan minum, tidak boleh tidur, dan diperdengarkan musik yang sangat keras.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas kemarin mengatakan pembebasan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel merupakan "prioritas utama" dan menyerukan gerakan global untuk mendukung aksi tersebut.
"Otoritas penjara Israel terus mempraktekkan kejahatan paling keji terhadap para tahanan di dalam penjara dan pusat-pusat penahanan, termasuk kelalaian medis, penyiksaan dan pembunuhan langsung," demikian bunyi pernyataan Hamas.