Kisah Sejoli Akhirnya Gelar Pernikahan Usai Lockdown Wuhan Dicabut
Peng Jing menahan tawa saat dia memandang mata tunangannya yang mengenakan tuksedo, Yao Bin, yang berusaha tidak menginjak gaun putih pernikahan.
Peng Jing menahan tawa saat dia memandang mata tunangannya yang mengenakan tuksedo, Yao Bin, yang berusaha tidak menginjak gaun putih pernikahan.
"Senyum," teriak seorang fotografer yang mengambil foto mereka.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin pasukan Tiongkok dalam pertempuran Wuhan? Lebih dari satu juta pasukan Tentara Revolusioner Nasional dari Zona Perang Kelima dan Kesembilan ditempatkan di bawah komando langsung Chiang Kai-shek, mempertahankan Wuhan dari Tentara Area Tiongkok Tengah dari Tentara Kekaisaran Jepang yang dipimpin oleh Shunroku Hata.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Mengapa Jepang mengincar Wuhan dalam pertempuran tersebut? Wuhan, yang terdiri dari tiga kota utama yakni Wuchang, Hankou, dan Hanyang, menjadi pusat perhatian berikutnya bagi Jepang karena pentingnya strategis.
Acara pernikahan, ulang tahun, dan perayaan telah dilarang di seluruh dunia karena pandemi virus corona.
Namun, di Kota Wuhan, China, tempat virus itu pertama kali muncul, berbagai acara itu boleh kembali dilakukan setelah pihak berwenang melonggarkan karantina ketat yang memisahkan keluarga, teman, dan kekasih selama lebih dari dua bulan.
Peng, resepsionis berusia 24 tahun dan Yao, pekerja bandara berusia 28 tahun, telah menanti untuk menikah dan melakukan persiapan pernikahan termasuk pemotretan, ketika epidemi tiba-tiba menunda rencana mereka.
"Kami seharusnya mendaftarkan pernikahan kami pada 20 Februari 2020," kata dia, merujuk pada waktu yang seharusnya menjadi salah satu tanggal pernikahan paling populer di negara itu berkat kejadian nomor "2" dan konotasinya dengan kupon.
Dua Bulan Terpisah
Karantina yang diberlakukan di Wuhan pada 23 Januari 2020 menghentikan rencana itu, dan mengakibatkan biro pendaftaran pernikahan di seluruh China tutup di tengah upaya untuk mengekang penyebaran virus. Lebih dari 50 ribu orang telah terinfeksi di Wuhan dan 2.579 telah meninggal karena virus itu.
"Saya mengirimnya pulang dan keesokan harinya karantina itu terjadi," kata Yao, mengingat betapa mendadak peristiwa tersebut.
"Saya sangat tidak bahagia," ujarnya kepada Reuters seperti dilansir Antara, Kamis (16/4).
Sementara profesi Yao mengharuskannya untuk meninggalkan rumah untuk bekerja, pasangan itu menghindari bertemu satu sama lain, dan hanya berkomunikasi atau terkadang berdebat, melalui permainan atau aplikasi pesan singkat WeChat.
"Dia terus ingin mengirimi saya sesuatu untuk dimakan dan diminum karena karantina berarti bahwa kita tidak bisa keluar untuk membeli barang-barang, tetapi saya takut, seperti bagaimana jika dia tertular saat dalam perjalanan? Situasi sangat serius waktu itu," kata Peng.
Mereka hanya berhasil bertemu langsung pada akhir Maret, ketika kantor Peng dibuka kembali. "Saya diliputi emosi," kata dia tentang pertemuan itu.
Pasangan itu mendaftarkan pernikahan mereka Sabtu lalu, beberapa hari setelah biro pendaftaran pernikahan kota kembali dibuka. Sekarang, Peng dan Yao tengah mempersiapkan pesta pernikahan tradisional mereka yang dijadwalkan pada Mei.
Resepsi Sederhana
Namun, acara itu akan berlangsung sederhana karena upaya pengendalian epidemi yang berkelanjutan di Wuhan berarti bahwa pertemuan besar masih dihindari dan hotel tidak menerima pemesanan.
Sebaliknya, mereka akan menyelenggarakan pesta pernikahan di rumah keluarga Yao.
"Tentu saja (epidemi) telah berdampak, tetapi tidak menghentikan kami berdua dan membuat kami menyerah," kata Yao.
"Tetapi tentu saja jika kondisinya memungkinkan, aku ingin memberikan yang terbaik padanya," ia melanjutkan.
(mdk/bal)