Lima Jasad Bayi Prematur Ditemukan Membusuk Setelah Israel Paksa Tim Medis Tinggalkan RS di Gaza
Sejumlah rumah sakit menjadi target serangan pasukan penjajah Israel selama agresinya di Jalur Gaza, Palestina.
Israel menargetkan sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza, Palestina untuk diserang dan dikepung.
Lima Jasad Bayi Prematur Ditemukan Membusuk Setelah Israel Paksa Tim Medis Tinggalkan RS di Gaza
Wartawan dari saluran TV Emirat Al-Mashhad menemukan jasad bayi-bayi tersebut yang membusuk, yang tidak dievakuasi dari rumah sakit anak-anak setelah pasukan Israel memerintahkan pasien dan tim medis untuk meninggalkan tempat tersebut pada 10 November.
Sumber: Middle East Eye
Rekaman yang diunggah saluran televisi tersebut, yang belum dapat diverifikasi Middle East Eye, menunjukkan bayi-bayi tersebut masih terbaring di tempat tidur rumah sakit.
Foto: Al-Mashhad
- Israel Kepung Gerbang Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Ratusan Pasien Terperangkap
- 20 Pasien Termasuk Enam Bayi Prematur Meninggal di RS Al-Shifa Gaza karena Tak Ada Pasokan Listrik
- Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kembali Dibombardir Israel, 20 Orang Tewas
- Pasukan Hamas Hancurkan 27 Kendaraan Militer Israel dalam 48 Jam
Kelompok HAM tersebut menyerukan tentara Israel untuk “bertanggung jawab” atas kematian bayi-bayi itu dan mengkritik ICRC, yang membantu evakuasi dari rumah sakit, karena gagal memberikan bantuan.
Lebih dari 15.000 warga Palestina, lebih dari setengahnya perempuan dan anak-anak, terbunuh akibat operasi militer Israel di Gaza, setelah serangan mengejutkan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober.
Israel memerintahkan staf maupun pasien di sekitar 22 rumah sakit di Gaza untuk meninggalkan fasilitas kesehatan tersebut, jika tidak maka akan dijadikan target serangan.
Banyak dokter menolak mematuhi perintah ini, dengan alasan kurangnya langkah-langkah keamanan untuk pasien dan tidak ada jaminan untuk kembali.
Saat tentara Israel memperluas serangan daratnya di Gaza, tank dan pasukan infanteri mengepung beberapa rumah sakit di Kota Gaza dan Gaza utara. Pasien dan ribuan orang yang mencari perlindungan di rumah sakit ini akhirnya dipaksa keluar dengan kekuatan senjata, termasuk di rumah sakit Al-Shifa, Al-Rantisi, dan Rumah Sakit Indonesia.
Dalam kondisi ini, setidaknya 50 pasien meninggal selama pengepungan di rumah sakit Al-Shifa saja. Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris mengatakan dalam konferensi pers PBB di Jenewa pada Selasa, runtuhnya Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza adalah "tragedi” dan menambahkan beberapa staf medisnya ditangkapkan pasukan Israel selama operasi evakuasi WHO.
James Elder, juru bicara Badan Anak-Anak PBB di Gaza, mengatakan kepada wartawan, rumah sakit di wilayah tersebut penuh dengan anak-anak yang terluka akibat serangan Israel dan menderita gastroenteritis akibat minum air kotor.
"Saya bertemu banyak orang tua, mereka tahu persis apa yang dibutuhkan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki akses ke air bersih dan itu membuat mereka lumpuh," ungkapnya.