Mantan PM Israel Ehud Olmert Sebut Musuh Sebenarnya Israel Bukan Hamas, Iran, atau Hizbullah
Olmert mengungkap siapa sebenarnya musuh Israel selama ini.
Baru-baru ini pernyataan mantan Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert banyak diperbincangkan di media sosial. Dalam wawancara dengan CNN, Olmert menyebut Iran, Hizbullah, dan Hamas bukanlah musuh sebenarnya pada konflik Israel-Palestina.
Dalam wawancara CNN pada Rabu (30/10) tersebut, diundang pula Mantan Menteri Luar Negeri Palestina sekaligus Pejabat Fatah, Nasser al-Kidwa. Wawancara dipandu jurnalis kawakan CNN, Christiane Amanpour, membahas seruan penghentian perang di Jalur Gaza.
- Pemimpin Pemberontak Sebut Suriah Tidak Akan Berperang Lawan Israel, Ini Alasannya
- Israel Memang Biang Kerok, Gencatan Senjata dengan Hizbullah Baru Sehari Sudah Kembali Membombardir
- Begini Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Beserta 13 Poin Pentingnya
- Demi PM Israel Netanyahu, Amerika Serikat Mati-matian Sampai Ancam Mahkamah Internasional
Amanpour bertanya kepada Olmert mengapa dirinya memutuskan saat ini waktu yang tepat untuk menghentikan perang. Menjawab pertanyaan itu, Olmert mengatakan: “Ini adalah saat yang tepat, sudah banyak korban tewas dan penderitaan di kedua belah pihak, harus ada sesuatu yang dilakukan untuk mengubahnya."
Menanggapi hal itu, al-Kidwa pun sepakat bahwa penderitaan ini harus dihentikan karena sudah lebih dari 42.000 warga Palestina terbunuh dalam perang genosida Israel sejak 7 Oktober 2023.
“Israel telah menghancurkan roket, senjata, terowongan, bunker milik Hamas dan yang sekarang terjadi adalah kita telah kehilangan tentara Israel dan banyak dari mereka telah ditawan Hamas. Kita tidak akan mendapatkan kembali para sandera jika kita tidak menghentikan perang," imbuh Olmert.
“Musuh sebenarnya yang kita miliki bukanlah Iran, bukan Hizbullah, bukan Hamas. Musuh sebenarnya berasal dari dalam Israel, kelompok-kelompok Israel yang mesianis, gila, dan ekstrem yang berpikir bahwa mereka dapat mengusir orang-orang Palestina dan mencaplok wilayah-wilayah itu,” papar Olmert.
Proposal Gencatan Senjata
“Saya melawan mereka, saya berkampanye melawan mereka, dan saya pikir ini adalah kewajiban pemerintah Israel saat ini dan (Benjamin) Netanyahu. Sayangnya, Netanyahu bergantung pada mereka secara politik sampai-sampai dia menutup mata dan membiarkan mereka melakukan hal-hal yang sama sekali tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diterima,” imbuhnya.
Saat ini Olmert dan al-Kidwa tengah mengupayakan perdamaian bersama untuk Israel dengan Palestina, seperti dikutip dari laman Haaretz pada Konferensi Haaretz di London (27/10).
Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan penarikan penuh pasukan Israel, pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas, dan kembali ke perbatasan Israel tahun 1967 dengan pembentukan koridor yang menghubungkan Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti