Saling ejek kepala negara di dunia hingga keluar kata binatang
Tak hanya Trump dan Jong Un, seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa kepala negara yang mengejek hingga keluar kata binatang.
Perang kata-kata dan hinaan masih sering terdengar, bukan hanya di kalangan masyarakat, tetapi juga kalangan elit. Yang paling sering terdengar adalah saling ejek antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Bahkan menurut Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, saling ejek antara Trump dan Jong Un seperti anak Taman Kanak-Kanak (TK). Kini, perang kata-kata antara mereka sudah mulai mereda, karena mereka akan dipertemukan untuk membicarakan masalah nuklir.
-
Bagaimana cara Gong Perdamaian Dunia dibunyikan? Pada tanggal 9 September lalu gong ini dibunyikan oleh Bupati Kabupaten Ciamis, Herdiat Sunarya.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Dimana letak Gong Perdamaian Dunia? Lokasinya di Situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Karangkamulyan.
-
Kapan Purwanto meninggal dunia? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Kapan Dono Warkop DKI meninggal dunia? Tepat pada tanggal 30 Desember 2001, Dono Warkop meninggal dunia.
-
Kapan Gong Perdamaian Dunia dibunyikan terakhir kali? Pada 9 September 2023 lalu, Gong Perdamaian Dunia kembali dibunyikan sebagai penanda dari perdamaian umat manusia.
Tak hanya Trump dan Jong Un, seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa kepala negara yang mengejek hingga keluar kata binatang.
1. Sebutan Trump untuk Kim Jong Un
Trump pernah menulis serangkaian cuitan bernada marah di Twitter kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Trump menyebut Jong Un sebagai "gendut dan pendek".
"Buat apa Kim Jong-un menghina saya dengan menyebut saya 'tua', padahal saya tidak pernah menyebut dia 'gendut dan pendek'? Saya berusaha keras untuk jadi temannya dan mungkin suatu hari nanti bisa jadi temannya," tulis Trump.
Trump juga punya panggilan baru untuk Kim, yakni 'sick puppy'. Trump memakai istilah anak anjing yang sakit atau 'sick puppy' untuk memanggil Kim Jong-Un. Kata 'sick puppy' sendiri merupakan idiom untuk menyebut seseorang yang sakit mental atau orang yang gila dan kejam. Selain itu, Trump sebut Jong Un sebagai "Manusia roket".
"Kami tidak bisa membuat orang-orang gila di luar sana meluncurkan roket di semua tempat. Dan ngomong-ngomong, manusia roket seharusnya sudah ditangani sejak lama. Ini tidak bisa ditangani, saat ini, tapi saya akan menanganinya karena kita harus menanganinya. Manusia roket. Kami akan melakukannya (menangani) karena kami benar-benar tidak punya pilihan. Dia berbicara tentang senjata besar yang meledak di atas lautan⦠yang menyebabkan bencana luar biasa." kata Trump.
2. Sebutan Kim Jong un untuk Donald Trump
Korea Utara menyebut Trump sebagai 'lansia pikun' dan 'bermental gila' dalam pernyataan terbarunya. Saat itu suasana masih panas karena AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan Korut berada pada pihak yang mengecam keputusan itu. Negara yang dipimpin Kim Jong-Un ini menyebut keputusan Trump itu 'ceroboh dan jahat'.
"Menimbang fakta bahwa lansia pikun yang bermental gila ini menyerukan kehancuran total terhadap sebuah negara berdaulat di PBB, aksi ini tidak begitu mengejutkan," demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip Korean Central News Agency (KCNA).
Sebutan 'lansia pikun yang bermental gila' itu merujuk pada Trump. Korut menggunakan kata 'dotard' yang berarti lansia yang pikun dan lemah. Sebutan ini pernah digunakan Korut sebelumnya untuk menghina Trump yang terlebih dahulu mengejek Kim Jong-Un sebagai 'manusia roket' dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu.
3. Korea Utara hina dan doakan mantan Presiden Korea Selatan
Hubungan antara Korut dan Korsel memang berada di titik terendah saat Geun-hye masih menjabat sebagai presiden Korsel. Beberapa kali Korut menyebut panggilan bernada penghinaan kepada Geun-hye mulai dari 'pelacur' untuk Amerika Serikat, 'iblis pembunuh', bahkan pernah didoakan agar cepat meninggal karena mengalami kekerasan.
Penghinaan itu disampaikan Korut melalui kantor berita resminya sehari setelah Pengadilan Distrik Seoul menyampaikan putusannya. Geun-hye terbukti bersalah atas sejumlah tuduhan, termasuk penyalahgunaan kekuasaan, pembocoran rahasia negara, hingga penerimaan uang suap senilai jutaan dolar melalui sebuah pemerasan.
Pada Juni lalu, Korut berjanji akan mengeksekusi Geun-hye dan kepada agen mata-matanya karena pernah berencana membunuh pemimpin mereka, Kim Jong-un.
4. Kekesalan Presiden Palestina terhadap Dubes AS untuk Israel
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (82) sebut Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel David Friedman sebagai 'anak anjing' dalam pidato di Ramallah, Palestina.
"(Pemerintah AS) sudah mengatakan bahwa pembangunan permukiman itu sah. Itulah yang dikatakan beberapa pejabat AS termasuk, pertama dan yang utama, duta besar mereka di Tel Aviv David Friedman. Dia (Friedman) mengatakan (permukiman) sedang dibangun di tanah mereka. Hey anak anjing, mereka membangunnya di tanah mereka? Dia seorang pendatang dan anggota keluarganya adalah pendatang," kata Abbas.
Abbas juga merasa tertekan untuk melakukan perjalanan ke Washington DC, dan untuk menyetujui Presiden AS Donald Trump yang akan memindahkan Kedubes AS ke Yerusalem.
"Apa yang Anda harapkan dari pemerintah seperti itu? Saya ditekan untuk melakukan perjalanan ke Washington untuk melegitimasi program Trump, tetapi saya tidak setuju dan tidak akan pernah setuju untuk melepaskan prinsip-prinsip kami atau hak-hak rakyat Palestina," kata Abbas.
(mdk/mtf)