Mendaki saat cuaca buruk, 14 Mahasiswa Indonesia tersesat di Alpen
"Saat ini mereka sudah turun gunung, mudah-mudahan besok sudah balik sampai di Hamburg," kata Hari.
14 Pelajar asal Indonesia dilaporkan tersesat saat hendak mendaki di pegunungan Alpen, Jerman pada 24 Mei lalu sekitar Pukul 20.30 waktu setempat. Operator pusat penerima Jerman (Leitstelle) yang mendapat panggilan darurat langsung membentuk tim untuk melakukan pencarian.
Pelajar dari seluruh Jerman ini datang pada hari Sabtu. Salju menghambat pendakian, mereka menyempatkan diri beristirahat di Kuhroint. Meskipun cuaca buruk dan kabut, esok harinya mereka tetap bergerak menuju Waltzmannhaus. Setiba di atas Falzsteig, karena salju dan kabut mereka mulai kehilangan orientasi dan tersesat.
Dikutip dari salzburg24.at, Senin (26/5), para pendaki bergerak menuju Kederbichl sampai dengan ketinggian 1.800 meter, di mana mereka tidak bisa lagi bergerak menembus salju. Dua helikopter dikerahkan untuk mencari dan melakukan evakuasi.
Karena pada saat itu di wilayah Watzmannkar masih terdapat kabut yang tebal, di samping Bergwacht (palang merah Jerman untuk pegunungan) wilayah Ramsau dan skuad helikopter kepolisian, juga dikerahkan satuan tugas kepolisian Alpen Republik Austria (Alpine Einsatzgruppen).
Tim palang merah dalam perjalanan bersama dengan beberapa petugas penyelamat di wilayah Falzalm dan Kuhroint, sementara satuan helikopter mengirim dua helikopter, satu dilengkapi oleh kamera thermografik, dan satu lagi dengan tali pengangkat.
Dengan kesigapan para tim penyelamat, akhirnya 14 mahasiswa ini berhasil ditemukan dengan selamat.
Salah satu mahasiswa Indonesia di Jerman, Hari Gunawan membenarkan peristiwa tersebut. Bahkan empat di antara 12 mahasiswa yang tersesat merupakan temannya.
"Mereka nyasar di gunung, tapi sekarang sudah dievakuasi oleh tim gabungan palang merah gunung dan helikopter kepolisian Jerman. Saat ini mereka sudah turun gunung, mudah-mudahan besok sudah balik sampai di Hamburg," kata Hari kepada merdeka.com.
Dia menjelaskan, seluruh mahasiswa yang tersesat itu merupakan mahasiswa yang berkuliah di berbagai universitas Jerman. "Jadi mereka itu mahasiswa Indonesia yang kuliahnya di berbagai kota di Jerman, ada yang di Hamburg, Darmstadt, Frankfurt dan lain-lain," imbuhnya.
Dari informasi yang diperoleh merdeka.com, berikut identitas empat dari 14 mahasiswa yang tersesat itu:
1. Shilvy Marlin asal Lampung, kuliah di Hochschule für Angewandte Wissenschaften (HAW) Hamburg jurusan Biomedical Engineering.
2. Dimas Kurnia Pamungkas asal Jakarta kuliah di HAW Hamburg jurusan Medientechnik
3. Vania Zabrina asal Bontang, Kalimantan Timur kuliah di Universitas Hamburg jurusan Farmasi
4. Nengah Ardika Pramana asal Depok, Kuliah di Technische Universität Hamburg Harburg (TUHH) jurusan teknik mesin