Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
Dia menyatakan ingin jadi orang pertama yang tinggal di Gaza setelah warga Palestina terusir.
Dia menyatakan ingin jadi orang pertama yang tinggal di Gaza setelah warga Palestina terusir.
- Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
- Tentara Israel Bunuh Diri Setelah Pulang dari Gaza, Pernah Pamer Video Hancurkan Rumah Warga Palestina
- Afrika Selatan Ancam Tangkap Warganya yang Ikut Berperang Bela Israel di Gaza
- Seperti Sudah Diduga, Menteri Israel Sebut Pembebasan Tawanan di Gaza Tak Penting, Militer Punya Tujuan Lain
Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir menyatakan keinginannya tinggal di Jalur Gaza, Palestina. Menteri sayap kanan ini mengatakan Gaza harus berada di bawah “kendali penuh Israel” dan dihuni pemukim Yahudi.
Dalam sebuah wawancara dengan media Israel, Kikar HaShabbat, Ben Gvir mengatakan dengan mendorong emigrasi sukarela warga Palestina dari Gaza menjadi langkah terakhir dan terpenting dalam mencapai pendudukan total Israel.
“Jika emigrasi terjadi dan ratusan ribu orang pergi, Anda akan dapat mendatangkan lebih banyak orang lagi,” cetusnya, dikutip dari Middle East Eye.
Dia menekankan lebih banyak lagi pemukim akan dibutuhkan untuk membangun kembali pemukiman yang ditinggalkan dan membangun pemukiman baru di seluruh wilayah Palestina tersebut, dan menambahkan bahwa dia sendiri akan “sangat senang tinggal di Gaza”.
"Apakah Anda akan menjadi orang pertama yang pergi dan tinggal di sana?" kata pewawancara kepada Ben Gvir.
“Ya, kenapa tidak?” balasnya.
Terdapat 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Sekitar 35.000 di antaranya dibunuh Israel dan 1,7 juta orang mengungsi.
Pekan lalu, Ben Gvir berpidato dalam sebuah kampanye di Israel selatan dan menyerukan pengusiran warga Palestina dari Gaza dan pembangunan permukiman Yahudi di sana.
Dia mengatakan rekonstruksi permukiman di Gaza adalah “solusi nyata” terhadap konflik saat ini.
“Kita bisa duduk di kabinet dan mendesak tindakan di Rafah, bukan berkompromi untuk mengakhiri perang, menuntut diambilnya tindakan penanggulangan yang ditargetkan, namun untuk mengakhiri masalah ini, sehingga masalah tidak terulang kembali, kita memerlukan dua hal yang harus dilakukan. dilakukan: satu, kembali ke Gaza sekarang!” katanya kepada orang banyak .
"Kembali ke tanah suci kami. Untuk mendorong warga agar pergi! Inilah kebenarannya! Ini satu-satunya cara."
Setelah merebut Gaza dalam perang Timur Tengah tahun 1967, Israel membangun 21 permukiman di wilayah kantong tersebut yang dihuni oleh pemukim Yahudi.
Namun, permukiman tersebut kemudian dibongkar dan dievakuasi pada tahun 2005 oleh Perdana Menteri Ariel Sharon, sebuah tindakan yang ditentang keras oleh banyak warga sayap kanan Israel, termasuk Ben Gvir.