Militer Israel Akui Bunuh Tiga Tentara Mereka yang Ditawan di Gaza
Tiga tentara ini ditawan sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang Israel dalam Operasi Badai Al-Aqsa.
Militer Israel akhirnya mengakui bahwa tiga tentara mereka yang menjadi tawanan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, tewas akibat gas beracun yang disebabkan serangan udara Israel pada November 2023. Ketika itu, serangan udara Israel menargetkan seorang komandan senior Hamas.
New York Times melaporkan, setelah militer Israel melakukan insvestigasi internal kepada tiga korban yaitu; Kopral Nik Beizer, Sersan Ron Sherman dan Elia Toledan, pihaknya menyatakan bahwa “sangat mungkin” ketiga korban tersebut tewas akibat efek samping dari serangan militer yang sebenarnya menargetkan Ahmed al-Ghandour, komandan sayap militer Hamas di Gaza utara.
- Israel Mulai Operasi Militer Besar-Besaran di Tepi Barat, Ingin Jadikan Wilayah Palestina Itu Seperti Gaza
- Tanggung Malu Seumur Hidup, Pejabat Intelijen Israel Mundur Setelah Akui Gagal Cegah Serangan Hamas 7 Oktober
- Militer Israel Akui Tentaranya Bunuh Dua Warga Mereka yang Ditawan Hamas di Gaza
- Mesir Usulkan Gencatan Senjata 14 Hari di Gaza, Minta Hamas Bebaskan 40 Tawanan Israel
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyampaikan “penilaian probabilitas tinggi” berdasarkan lokasi ditemukannya jasad tawanan pada Desember, serta materi intelijen, analisis serangan, laporan patologis, dan pemeriksaan forensik kepada 3 korban tersebut, seperti dikutip dari The Cradle, Selasa (17/9).
Pada Januari lalu, Maya, ibu Sersan Ron Sherman menuduh tentara Israel telah membunuh putranya mengunakan gas beracun setelah menerima laporan hasil otopsinya.
Melansir dari Al Mayadeen, ketiga korban ditemukan di sebuah terowongan di Jabalia dekat lokasi yang dibombardir tentara Israel. Angkatan Darat Israel memberi tahu ibu Sherman, bahwa penyebab kematian tidak diketahui setelah dilakukan penyelidikan.
Jari Hancur
Menurut Maya, putranya Ron, dibunuh oleh tentara Israel yang membanjiri terowongan tempat Ron disekap dengan gas beracun yang menyebabkannya mati lemas.
"Ron memang dibunuh. Bukan oleh Hamas. Pikirkan lebih banyak ke arah Auschwitz (kamp konsentrasi Nazi) dan hujan lebat, tetapi tanpa Nazi dan Hamas sebagai penyebabnya. Tidak ada penembakan yang tidak disengaja, tidak ada laporan, pembunuhan berencana, pengeboman dengan gas beracun," tulis Maya di media sosial.
Menurut hasil otopsi, jari-jari Sherman hancur saat mencoba melarikan diri dari terowongan yang tertutup.
“Mereka menemukan bahwa beberapa jarinya juga hancur, tampaknya karena upaya putus asanya untuk keluar dari kuburan racun yang dikubur oleh IDF (tentara Israel) ketika ia mencoba menghirup udara, tetapi dia hanya menghirup racun IDF,” tambah Maya.
Demo Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, telah berulangkali menyabotase perundingan gencatan senjata dengan Hamas. Keluarga dan pendukung tawanan Israel pun telah mengadakan protes besar selama berbulan-bula untuk menekan Netanyahu agar membuat kesepakatan gencatan senjata.
Banyak tawanan Israel dibebaskan pada akhir November sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara dan banyak diantaranya menceritakan ketakutan mereka akan serangan Israel di Gaza saat dalam penahanan.
Pada Desember, tentara Israel secara tidak sengaja menembak dan membunuh tiga tawanan di Gaza utara, sementara yang lainnya juga tewas dalam serangan udara Israel.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti