Mungkinkah Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Memprediksi Pandemi Berikutnya di Masa Depan?
Mengidentifikasi penyakit-penyakit zoonosis ini lebih awal merupakan tantangan besar karena hanya sejumlah kecil dari perkiraan 1,67 juta virus binatang bisa menginfeksi atau menulari manusia.
Sebagian besar penyakit menular ke manusia adalah zoonosis, disebabkan virus yang asalnya menulari spesies binatang lainnya, seperti Covid-19.
Mengidentifikasi virus-virus semacam itu, khususnya yang berisiko tinggi, dapat sangat meningkatkan prioritas penelitian dan pengawasan, berdasarkan temuan penelitian terbaru.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
Penelitian baru, diterbitkan dalam PLOS Biology pekan lalu oleh para peneliti dari Universitas Glasgow, Skotlandia, memperkirakan mesin pembelajaran kecerdasan buatan atau AI menggunakan genom virus bisa memprediksi kemungkinan bahwa virus hewan akan menginfeksi manusia.
Mengidentifikasi penyakit-penyakit zoonosis ini lebih awal merupakan tantangan besar karena hanya sejumlah kecil dari perkiraan 1,67 juta virus binatang bisa menginfeksi atau menulari manusia.
Para peneliti ini awalnya mengumpulkan data 861 spesies virus dari 36 keluarga ketika mereka pertama kali memutuskan mengembangkan model mesin pembelajaran yang menggunakan pengurutan genom virus.
Setelah itu, mereka kemudian membuat model pembelajaran mesin yang menetapkan kemungkinan infeksi manusia saat terpapar virus zoonosis berdasarkan pola dalam genom virus.
Para penulis kemudian menerapkan model berkinerja terbaik untuk menganalisis pola potensi zoonosis yang diprediksi dari genom tambahan yang diambil sampelnya dari berbagai spesies.
“Temuan kami menunjukkan bahwa potensi zoonosis virus dapat disimpulkan secara mengejutkan dari urutan genom mereka,” tulis para peneliti, dikutip dari Al Arabiya, Minggu (3/10).
“Dengan menyoroti virus dengan potensi terbesar untuk menjadi zoonosis, peringkat berbasis genom memungkinkan karakterisasi ekologi dan virologi lebih lanjut untuk ditargetkan secara lebih efektif.”
Para peneliti juga mengatakan, “Temuan ini menambahkan bagian penting pada jumlah informasi yang dapat kami ekstrak dari urutan genetik virus menggunakan teknik AI,” kata rekan penulis Simon Babayan.
“Sekuens genomik biasanya yang pertama, dan seringkali hanya itu, informasi yang kami miliki tentang virus yang baru ditemukan, dan semakin banyak informasi yang dapat kami ekstrak darinya, semakin cepat kami dapat mengidentifikasi asal virus dan risiko zoonosis yang mungkin ditimbulkannya.”
Keterbatasan
Para peneliti mengatakan, model tersebut hanyalah langkah pertama dalam mengidentifikasi virus hewan yang berpotensi menginfeksi manusia dan virus yang disorot oleh model tersebut memerlukan konfirmasi uji laboratorium sebelum studi lebih lanjut.
Sementara model ini dapat memprediksi apakah virus dapat menginfeksi manusia, itu hanya salah satu bagian dari risiko yang lebih luas.
Tingkat risiko virus zoonosis juga tergantung pada seberapa merusaknya pada manusia, serta kemampuannya untuk menularkan dari satu orang ke orang lain dan kondisi ekologis pada saat menular ke manusia.
“Karena semakin banyak virus yang digambarkan, semakin efektif model pembelajaran mesin kami dalam mengidentifikasi virus langka yang harus dipantau secara ketat dan diprioritaskan untuk pengembangan vaksin pendahuluan,” jelas Babayan.
(mdk/pan)