Narendra Modi Cabut Tiga UU Agraria Kontroversial Setelah Petani Demo Setahun
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan dia telah memutuskan untuk mencabut tiga UU agraria kontroversial yang didemo petani selama setahun lebih.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan dia telah memutuskan untuk mencabut tiga UU agraria kontroversial yang didemo petani selama setahun lebih.
“Hari ini saya datang untuk menyampaikan kepada Anda, seluruh negeri, bahwa kami telah memutuskan untuk mencabut tiga UU pertanian,” jelasnya pada Jumat saat menghadiri festival Sikh, dikutip dari Al Jazeera.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang dilakukan rakyat Indonesia untuk membantu India? Pernah ada momen di mana rakyat Indonesia dengan suka rela iuran beras untuk India. Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar menuju titik kumpul.
-
Siapa yang mengklaim Lempeng India sedang 'delaminasi'? Simon Klemperer dari Universitas Stanford mengemukakan argumen mereka setelah mempelajari kadar helium yang ada di mata air Tibet.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
Petani yang demo menentang UU ini kebanyakan beragama Sikh.
“Dalam sidang Parlemen yang mulai nanti bulan ini, kami akan merampungkan proses konstitusional untuk mencabut tiga UU pertanian ini,” lanjutnya.
UU yang ditentang para petani ini diajukan pada September tahun lalu, dinilai menderegulasi sektor pertanian, memungkinkan petani untuk menjual produk kepada pembeli di luar pasar grosir yang diatur pemerintah, di mana petani dijamin dengan harga minimum (MSP).
Para petani kecil mengatakan perubahan tersebut membuat mereka tidak bisa bersaing dengan tengkulak besar, dan mereka pada akhirnya bisa kehilangan dukungan harga untuk bahan pokok seperti gandum dan beras.
Pemerintah mengatakan reformasi sektor pertanian, yang menyumbang sekitar 15 persen dari ekonomi USD 2,7 triliun, berarti peluang baru dan harga yang lebih baik bagi petani. Modi mengatakan, undang-undang itu untuk memberdayakan petani kecil, tetapi pemerintah gagal meyakinkan beberapa petani yang menentang undang-undang baru itu.
Demo tetap berlanjut
Menyambut pengumuman Modi, pemimpin petani Darshan Pal mengatakan itu merupakan “pencapaian gerakan petani”.
“Ini karena persatuan para petani, perjuangan tanpa henti mereka dan saya mengucapkan selatan kepada komunitas pertanian atas persatuan, perjuangan mereka yang mereka akhirnya menangkan,” jelas Pal kepada Al Jazeera.
“Akhirnya, setelah satu tahun perjuangan, terlepas dari 700 yang gugur, mendapat tekanan dari pemerintah BJP (Bharatiya Jannata Party atau partai berkuasa), para petani telah menang,” lanjutnya.
Rakesh Tikait dari Bhartiya Kisan Union (Serikat Petani India) mengatakan agitasi para petani tidak akan dihentikan dalam waktu dekat.
“Kami akan menunggu hari ketika UU pertanian ini akan dicabut di Parlemen. Bersama MSP, pemerintah seharusnya juga membahas isu petani lainnya,” tulisnya di Twitter.
“Selamat atas kemenangan terhadap ketidakadilan. Hidup India, hidup petani India,” kata Rahul Ghandi dari oposisi utama partai Kongres di Twitter.
Tragedi Lakhimpur Kheri
Pada November tahun lalu, para petani meningkatkan gerakan mereka dengan melakukan demo berjongkok di pinggiran kota New Delhi, di mana mereka berkemah selama hampir setahun, termasuk saat puncak musim dingin dan lonjakan kasus virus corona yang memporakporandakan India awal tahun ini.
Gerakan demo petani sebagian besar berlangsung damai, namun pada Januari lalu para demonstran menerobos barikade polisi memasuki area bersejarah Red Fort di Delhi. Satu demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi dan ratusan lainnya terluka.
Bulan lalu, delapan orang lainnya tewas selama unjuk rasa di negara bagian Uttar Pradesh, di mana partai Modi BJP berharap bisa mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan majelis yang dijadwalkan awal tahun depan.
Empat petani tewas ketika sebuah konvoi yang diduga rombongan menteri dan putranya menabrak sejumlah pengunjuk rasa di distrik Lakhimpur Kheri, Uttar Pradesh.
Para pengunjuk rasa yang marah kemudian membakar beberapa mobil dan empat orang lainnya tewas.
Dalam beberapa bulan terakhir, demonstran di beberapa lokasi unjuk rasa menipis, tetapi kontingen garis keras tetap ada dan demonstrasi besar diperkirakan akan terjadi untuk peringatan satu tahun dimulainya unjuk rasa akhir bulan ini.
“Apakah karena takut kehilangan Uttar Pradesh atau akhirnya karena hati nurani, pemerintah BJP membatalkan undang-undang pertanian,” kata Mahua Moitra, seorang legislator dari Partai Kongres Trinamool dan salah satu kritikus paling gigih Modi, di Twitter.
“Hanya awal dari semakin banyak kemenangan untuk suara rakyat.”
(mdk/pan)