Nasib Filipina-China di Laut China Selatan akan diputuskan 12 Juli
Putusan ini akan dikeluarkan oleh Pengadilan Arbitrase, namun China tetap tolak kehadiran orang ketiga dalam kasus ini.
Putusan kasus sengketa wilayah yang dibawa Filipina terkait klaim Beijing pada sebagian besar Laut China Selatan akan diputuskan 12 Juli mendatang oleh pengadilan internasional di Den Haag, Belanda. Putusan Pengadilan Tetap Arbitrase ini diduga bakal semakin meruncingkan ketegangan di wilayah perairan tersebut.
Dikutip dari AFP, Kamis (30/6), pengadilan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa akan mengeluarkan putusannya sekitar pukul 11.00 waktu setempat pada 12 Juli nanti.
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Tiongkok menggambarkan tuduhan tersebut "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
-
Kenapa Presiden Jokowi membahas konflik Laut China Selatan dengan Presiden Marcos? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan. "Ya salah satunya (membahas Laut China Selatan)," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Filipina melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (9/1/2024).
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Kapan Alice Guo meninggalkan Filipina? Diawali pada 18 Juli 2024 meninggalkan Filipina, lalu menuju Malaysia, kemudian ke Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.
-
Di mana Tiongkok dikabarkan melakukan tindakan pengadangan terhadap Filipina? Hal ini dapat tergambarkan dalam konflik perseteruan belum lama ini di Desember 2023, ketika Angkatan Laut (AL) Filipina dihambat dan dihalang-halangi oleh Tiongkok saat melakukan operasi pengiriman logistik ke basis militer Filipina di area Second Thomas Shoal (Pollock & Symon, 2024).
Keputusan tertulis pertama nantinya akan dikirim melalui surat elektronik (surel) kepada pihak terkait, baru dirilis ke media. Tak hanya itu, putusan tersebut juga akan diunggah ke situs resmi pengadilan internasional.
China sendiri mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan berdasarkan sembilan garis putus yang ada di perairan tersebut. Akibatnya, beberapa negara yang memiliki batas tumpang tindih di wilayah perairan strategis itu geram.
FIlipina yang paling keras bertindak mengatasi hal ini. Klaim sepihak Negeri Tirai Bambu diadukan Filipina kepada pengadilan internasional di Den Haag. Filipina meminta pengadilan arbitrase untuk memutuskan sengketa itu.
Sayangnya China menolak jika persoalan ini dibawa ke pengadilan arbitrase dan malah meminta bernegosiasi dengan Filipina. Namun hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh Filipina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei menyebutkan pendekatan unilateral yang dilakukan oleh Filipina justru mencemooh hukum internasional.
"Saya menekankan sekali lagi bahwa pengadilan arbitrase tidak memiliki yurisdiksi dalam kasus ini. Tidak seharusnya mereka membuat keputusan. Masalahnya hanya wilayah dan perselisihan delineasi maritim. China dengan tegas tidak menerima adanya penyelesaian sengketa dengan menggunakan orang ketiga," ucap Hong Lei.
Sementara itu, sekretaris komunikasi kepresidenan Filipina Herminio Coloma Jr, menyebutkan Filipina hanya mengharapkan keadilan dan kedamaian di wilayah strategis itu.
"Filipina mengharapkan keadilan dan perdamaian serta stabilitas di kawasan tersebut," pungkasnya.
Beijing bersengketa dengan Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam di Laut China Selatan. Hampir 90 persen wilayah di perairan strategis itu diklaim milik Negeri Tirai Bambu tersebut.
Ketegangan telah muncul bertahun-tahun di wilayah Laut China Selatan. Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga negara-negara yang mengklaim Laut China Selatan.
Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran yang menghubungkan Asia Timur dengan Eropa dan Timur Tengah dan setiap tahunnya lebih dari USD 5 triliun perdagangan melewati perairan tersebut.
Baca juga:
China sebut Filipina langgar konvensi PBB soal laut china selatan
Filipina pertanyakan posisi AS di Laut China Selatan
Panglima TNI jamin Kepulauan Natuna aman
Jokowi perkuat Pangkalan TNI AL buat amankan Natuna
Negara-negara ini langganan lecehkan kedaulatan RI