Nenek Moyang Manusia 'Lucy' yang Hidup 3 Juta Tahun Lalu Punya Badan Atletis & Tegap
Rilis Universitas Cambridge menjelaskan bagaimana penelitian ini menarik perhatian karena berpotensi membentuk ulang pemahaman kita terkait transisi dari nenek moyang kera ke manusia awal.
Studi baru yang menggunakan rekonstruksi otot 3D tingkat lanjut mengungkapkan bahwa Lucy, fosil Australopithecus afarensis berusia 3,2 juta tahun, berjalan tegap dan memiliki tubuh atletis atau berotot.
Rilis Universitas Cambridge menjelaskan bagaimana penelitian ini menarik perhatian karena berpotensi membentuk ulang pemahaman kita terkait transisi dari nenek moyang kera ke manusia awal.
-
Apa yang dipelajari dalam Antropologi Budaya atau Sosial? Antropologi budaya atau sosial fokus pada studi kehidupan sosial dan budaya manusia. Ini mencakup penelitian tentang kepercayaan, nilai-nilai, norma, ritual, bahasa, organisasi sosial, dan berbagai aspek budaya lainnya yang membentuk kehidupan masyarakat.
-
Mengapa Antropologi penting untuk memahami manusia? Melalui pemahaman mendalam tentang keanekaragaman budaya, antropologi memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
-
Bagaimana cara Antropologi menggali masyarakat dan budaya di masa lampau? Melalui antropologi arkeologi, disiplin ini membantu kita menggali dan memahami sisa-sisa budaya dan masyarakat di masa lampau. Penemuan artefak, struktur, dan sisa-sisa manusia kuno memberikan wawasan tentang peradaban yang sudah punah dan perkembangan manusia di masa lampau.
-
Bagaimana cara ilmuwan menentukan berat Bumi? Mengukur massa Bumi bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus menggunakan berbagai teknik dan alat untuk mencapainya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
Penelitian ini, yang melibatkan tim ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, diterbitkan dalam jurnal ilmiah prestisius Royal Society Open Science. Studi ini juga memberikan pencerahan terkait kemampuan dan adaptasi luar biasa dari nenek moyang kita, disertai representasi visual untuk menunjukkan temuan ini.
Dikutip dari Ancient Origins, Kamis (15/6), Dr Ashleigh Wiseman memodelkan 3D otot kaki dan panggul hominin Australopithecus afarensis menggunakan pemindaian 'Lucy', spesimen fosil terkenal yang ditemukan di Ethiopia pada pertengahan 1970-an.
Australopithecus afarensis adalah spesies manusia awal yang hidup di Afrika Timur 3 juta tahun lalu. Hominid ini dianggap lebih pendek dari Homo sapiens, sekitar 1,1 meter dengan wajah mirip kera dan otak yang lebih kecil.
Australopithecus afarensis diketahui bisa berjalan dua kaki tapi disesuaikan dengan tempat tinggal di pohon dan sabana, membantu spesies tersebut bertahan hidup selama hampir 1 juta tahun.
Tetapi bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya bahwa Lucy memiliki postur yang lebih mirip kera, rekonstruksi otot 3D mengungkapkan Lucy berjalan tegak, dengan kepala terangkat tinggi dan tulang belakang serta kaki lurus, lebih mirip manusia modern.
Temuan ini menawarkan tonggak penting dalam evolusi manusia, yang menunjukkan bahwa Lucy mampu melakukan gerakan bipedal dalam waktu lama.
"Kemampuan Lucy berjalan tegak hanya bisa diketahui dengan merekonstruksi jalur dan ruang yang ditempati otot di dalam tubuh," kata Wiseman.
Selain itu, analisis mengungkapkan tubuh bagian atas Lucy atletis dan berotot terutama di bahu dan lengannya. Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa dia memiliki kekuatan luar biasa, berpotensi beradaptasi untuk memanjat dan memanipulasi objek di lingkungannya.
Kombinasi bipedalisme dan kekuatan tubuh bagian atas ini memberikan gambaran sekilas yang menarik tentang kemampuan fisik hominid awal.
Metodologi penelitian melibatkan teknik pencitraan canggih untuk membuat model 3D yang rumit dari tulang Lucy dan jaringan lunak di sekitarnya. Dengan membandingkan rekonstruksi ini dengan anatomi manusia modern, para peneliti dapat membuat kesimpulan berdasarkan informasi tentang struktur otot dan kemampuan fungsionalnya.
(mdk/pan)