Netanyahu tuntut Palestina akui negara Yahudi
Netanyahu menyatakan jika saja pihak Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi, konflik akan berakhir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemarin secara langsung mendesak Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dan 'meninggalkan fantasi' membanjiri Israel dengan pengungsi.
Tetapi keterangannya memicu reaksi sengit dari pihak Palestina yang mengecam tuntutannya dan mengatakan hal itu secara efektif akan mengakhiri pembicaraan perdamaian yang dipimpin Amerika Serikat, seperti dilansir situs asiaone.com, Rabu (5/3).
-
Kenapa warga Yahudi Israel meludahi pria Kristen Palestina? Saya pribadi telah menyaksikan hal ini berkali-kali di Yerusalem:Yahudi Zionis meludahi seorang ayah Kristen Palestina yang berjalan dengan damai bersama putranya di jalan. Yahudi lainnya menyemprotkan lada ke matanya," tulis unggahan.
-
Di mana kejadian warga Yahudi Israel meludahi pria Kristen Palestina terjadi? Peristiwa tersebut terekam kamera CCTV di sebuah jalanan di Yerusalem hingga viral di media sosial.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Bagaimana tanggapan Inggris terhadap konflik Israel-Palestina? Sejauh ini Inggris pun bersikap tengah dalam menyikapi konflik Israel-Palestina. Meski pembantaian di depan mata, Inggris justru tetap menjaga 'kemesraan' dengan Israel. Lewat pernyataan kantor PM Inggris pada Minggu (7/7), Starmer disebut telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera melakukan gencatan senjata."Dia kemudian menegaskan kebutuhan yang jelas dan mendesak untuk gencatan senjata, pelepasan sandera, serta peningkatan segera volume bantuan kemanusiaan terhadap warga sipil," dikutip Anadolu Agency.Starmer juga mengucapkan terima kasih kepada Netanyahu atas ucapan selamat yang diberikan kepadanya usai dilantik menjadi PM Inggris yang baru. Dirinya pun berharap bisa lebih memperdalam hubungan akrab antara Inggris dan Israel.
-
Apa masalah utama yang memicu konflik Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir. Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas. Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
Netanyahu, yang berpidato di depan peserta konferensi tahunan AIPAC, mengatakan dia siap membuat perdamaian bersejarah, tetapi tidak tanpa penerimaan Palestina terkait soal negara Yahudi itu.
"Sudah saatnya pihak Palestina berhenti meniadakan sejarah," kata Netanyahu. Dia mengingatkan kembali masalah utama ketidaksepakatan dalam pembicaraan perdamaian, yang diadakan selama tujuh bulan terakhir.
"Presiden Abbas: akui negara Yahudi dan lakukanlah, Anda akan beritahu rakyat Anda untuk melepaskan fantasi membanjiri Israel dengan pengungsi," lanjut dia.
Netanyahu menyatakan jika saja pihak Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi, konflik akan berakhir.
Bagi pihak Palestina, isu itu erat terjalin dengan nasib para pengungsinya yang dipaksa keluar dari rumah-rumah mereka atau melarikan diri pada 1948, ketika Israel menjadi sebuah negara. Mereka melihat tuntutan Netanyahu sebagai cara untuk mengesampingkan solusi yang dirundingkan atas masalah pengungsi.
Netanyahu juga menyinggung tuntutan Israel untuk mempertahankan kehadiran militer di sepanjang Lembah Yordan, dalam perjanjian masa depan dengan mengatakan dia tidak akan menyerahkan keamanan kepada pasukan pemelihara perdamaian asing.
"Jika kami mencapai satu perjanjian dengan pihak Palestina, perdamaian akan diserang terus-menrus oleh kelompok-kelompok seperti Hizbullah dari Libanon, gerakan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan para anggota dari Al-Qaidah," ujar Netanyahu.
"Pengalaman telah menujukkan bahwa pasukan pemeilihara perdamaian asing, hanya memelihara perdamaian kalau ada perdamaian, tetapi kalau terjadi serangan-serangan, pasukan itu akhirnya kembali ke negara mereka, satu-satunya pasukan yang dapat diandalkan untuk membela perdamaian, adalah tentara Israel," lanjut dia.
Kata-kata Netanyahu itu mengundang tanggapan dari Ramallah.
Pejabat senior Palestina Nabil Shaath mengatakan tuntutan Netanyahu bagi pengakuan seperti itu, dan sikapnya untuk terus mempertahankan tentara Israel di negara Pasletina masa depan sama sekali ditolak. "Pidato Netanyahu sama saja dengan pengumuman resmi secara sepihak mengakhiri perundingan-perundingan."
Israel telah berulang kali menyatakan tidak akan ada perjanjian perdamaian tanpa menyelesaiakan isu pengakuan dan sebuah klausul berhubungan dengan hal ini telah dimasukkan dalam proposal kerangka kerja dari Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry yang belum dipublikasikan.
Tetapi pihak Palestina telah menolaknya dan menyatakan klausul tersebut tidak bisa diterima.
Para perunding Palestina tiba di Washington dua hari lalu jelang perundingan lanjutan menjelang kunjungan Presiden Mahmud Abbas ke Gedung Putih pada 17 Maret.
Para pejabat Amerika dan Israel tidak mau membuka informasi mengenai substansi pertemuan Senin, di mana Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menolak mengatakan apakah Netanyahu telah sepakat atau tidak menerima kerangka kerja Amerika.
"Kami terus bekerja secara erat dengan pihak Palestina dan Israel mengenai kerangka kerja bagi perundingan," kata Carney.
(mdk/fas)