Parlemen Meksiko Setujui RUU Legalisasi Ganja untuk Tujuan Rekreasi
Anggota parlemen di Meksiko menyetujui RUU legalisasi ganja untuk tujuan rekreasi pada Rabu malam, sebuah tonggak bersejarah bagi negara tersebut yang masih berkutat dengan perang terhadap narkoba dan bisa menjadi pasar ganja terbesar di dunia.
Anggota parlemen di Meksiko menyetujui RUU legalisasi ganja untuk tujuan rekreasi pada Rabu malam, sebuah tonggak bersejarah bagi negara tersebut yang masih berkutat dengan perang terhadap narkoba dan bisa menjadi pasar ganja terbesar di dunia.
Hasil pemungutan suara di majelis rendah Meksiko atau DPR yaitu 316 yang sepakat dan 129 menolak. Keputusan ini diketok lebih dari dua tahun setelah Mahkamah Agung Meksiko memutuskan ganja untuk rekreasi ilegal dan lebih dari tiga tahun setelah negara tersebut melegalisasi ganja untuk tujuan pengobatan.
-
Apa yang telah dilakukan UN Commission on Narcotic Drugs (CND) terkait ganja? Pada 2 Desember 2020, UN Commission on Narcotic Drugs (CND) atau badan pembuat kebijakan narkoba di PBB mengklasifikasikan ulang ganja dan resin ganja ke dalam daftar internasional untuk mengakui nilai medisnya.
-
Dimana kue ganja tersebut ditemukan? Dari hasil kerja sama tersebut ditemukan ganja yang dicampur dengan kue seberat 278,2 gram dari Kota Medan, Sumatera Utara.
-
Kapan ganja dan resin ganja direklasifikasi? Pada 2 Desember 2020, UN Commission on Narcotic Drugs (CND) atau badan pembuat kebijakan narkoba di PBB mengklasifikasikan ulang ganja dan resin ganja ke dalam daftar internasional untuk mengakui nilai medisnya.
-
Siapa yang memutuskan untuk menghapus ganja dari daftar obat terlarang? Ke-53 Negara Anggota CND, badan pembuat kebijakan narkoba utama PBB, memilih untuk menghapuskan ganja dari Daftar tersebut.
-
Bagaimana proses penghapusan ganja dari daftar obat terlarang? CND telah mempertimbangkan rekomendasi WHO sejak tahun 2018 dan menyetujui pemungutan suara secara langsung di Wina pada bulan Desember 2020.
-
Apa yang dilakukan oleh dua mahasiswa di Sulsel terkait ganja? Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan menangkap dua mahasiswa berinisial MR dan MA karena terlibat kasus peredaran narkotika jenis ganja. Modus peredaran ganja dilakukan kedua mahasiswa tersebut terbilang baru, yakni dengan mencampurkan dengan cookies atau kue kering.
Majelis tersebut menyetujui RUU tersebut secara umum sebelum dilanjutkan ke dalam pembahasan panjang dengan kemungkinan sejumlah revisi yang akan diusulkan para anggota parlemen. RUU kemudian akan diserahkan ke Senat sebelum dikirim ke Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang telah mengisyaratkan dukungan untuk legalisasi ini.
Jika nantinya RUU ini disahkan, orang dewasa diperbolehkan mengisap ganja dan bisa menanam ganja di rumah dengan disertai izin. RUU ini juga memberikan izin untuk produsen – dari petani kecil sampai penanam komersial – untuk memanen dan menjual ganja.
“Hari ini kami dalam sebuah momentum bersejarah,” ujar seorang anggota parlemen dari partai Morena yang berkuasa, Simey Olvera.
“Dengan ini, kepercayaan keliru bahwa ganja adalah bagian masalah serius kesehatan masyarakat Meksiko tertinggal di belakang,” lanjutnya, dikutip dari The New York Times, Kamis (11/3).
Pro dan kontra
RUU ini memicu pro dan kontra. Para kritikus mengatakan RUU itu tidak disukai di negara di mana hampir dua pertiga rakyat menentang legalisasi ganja, berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini.
“Ini tren politik,” kata seorang senator dari partai oposisi, Partai Aksi Nasional (NAP), Damian Zepeda Vidales. Partai ini paling keras menolak legalisasi ganja.
“Ini masalah politikus, untuk elit yang sekarang diberdayakan di Kongres dan di pemerintahan yang ingin memaksakan cara hidup pada masyarakat.”
Pakar keamanan setuju pemberlakuan UU ini bisa meminimalisir kekerasan: Dengan 15 negara bagian Amerika sekarang telah melegalkan ganja, menurut mereka, tanaman tersebut telah menjadi bagian yang relatif kecil dari bisnis perdagangan narkoba Meksiko, dengan kartel yang fokus pada produk yang lebih menguntungkan seperti fentanil dan metamfetamin.
“Kita tidak boleh melebih-lebihkan kekuatan RUU ini,” kata Falko Ernst, analis senior Meksiko untuk International Crisis Group, sebuah organisasi penelitian global. RUU tersebut tidak akan "secara substansial mengubah dinamika dan pendorong konflik mematikan di Meksiko".
Para pendukung legalisasi ganja berpendapat RUU itu terlalu terbatas cakupannya, bahkan jika itu merupakan terobosan simbolis dalam upaya untuk mengakhiri perang narkoba yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa, menurut Dewan Hubungan Luar Negeri.
“Legalisasi adalah langkah penting untuk membangun perdamaian di negara seperti kita, di mana selama setidaknya satu dekade atau lebih, kita telah tenggelam dalam perang yang tidak masuk akal,” ujar salah seorang anggota Kongres, Lucia Riojas Martínez.
“Tapi RUU ini gagal mencapai itu,” tambahnya.
Juga belum jelas seberapa besar UU ini akan menguntungkan petani miskin Meksiko, yang telah menanam ganja selama bertahun-tahun dan kerap berada di tengah konflik antara kelompok penyelundup narkoba.
RUU tersebut mengatur petani kecil dan masyarakat adat diberi prioritas dalam perizinan, tetapi hanya menetapkan kelompok rentan ini dapat diberikan lebih dari satu izin.
Menurut Ernst, tanpa kebijakan negara tambahan untuk menangani kejahatan terorganisir, terutama di daerah budidaya ganja, persyaratan yang bermaksud baik tersebut mungkin tidak memiliki dampak berarti bagi petani di wilayah yang dikendalikan oleh kartel.
UU untuk orang kaya
Namun sejumlah pengusaha memberi lampu hijau.
Dengan lebih dari 120 juta orang, Meksiko akan mewakili pasar ganja terbesar di dunia berdasarkan populasi. Tanaman itu bisa menjadi bisnis besar di Meksiko, potensi peningkatan finansial bagi ekonomi yang terpukul parah pandemi.
“Ini adalah solusi ekonomi, alami, etika, dan moral yang sangat baik untuk negara yang membutuhkan,” jelas Juan Sánchez Mejorada, kepala eksekutif Ceres Soluciones, sebuah perusahaan obat ganja.
“Melakukan ini dengan benar bisa memberi Meksiko surplus ekonomi,” lanjutnya.
Semangat seperti ini membuat gelisah para aktivis pro-mariyuana.
“Ini UU untuk orang kaya, dan ganja seharusnya untuk semua orang,” ujar aktivis, Ivania Medina Rodriguez (18).
Menurutnya, UU itu demi kepentingan bisnis, bukan hak rakyat.
Beberapa aktivis khawatir UU ini akan terlalu berpihak pada perusahaan besar yang dapat memperoleh "lisensi integral", memberi mereka akses ke seluruh rantai pasokan ganja, dari benih hingga penjualan, sementara produsen dan vendor skala kecil tidak dapat masuk pasar yang menguntungkan.
Menuju legalisasi penuh
RUU ini akan memungkinkan pengguna individu membawa hingga 28 gram ganja dan menanam enam tanaman ganja di rumah. Ganja juga dapat dibeli oleh orang dewasa di atas 18 tahun di bisnis resmi, dan ditanam dalam skala yang lebih besar oleh grup berlisensi.
Ganja medis, yang dilegalkan Meksiko pada 2017, akan diatur secara terpisah oleh kementerian kesehatan, yang menerbitkan aturan pada Januari yang mencakup pertumbuhan dan penelitian ganja obat.
Orang yang pro RUU ini mengatakan pembatasan kepemilikan akan membatasi dampak RUU tersebut, terutama bagi konsumen berpenghasilan rendah, yang mungkin menjadi korban pemerasan dari polisi, yang biasa terjadi di Meksiko.
“Kita hidup di negara di mana korupsi dan pemerasan adalah norma,” kata Zara Snapp, salah satu pendiri RIA Institute, sebuah kelompok penelitian dan advokasi kebijakan narkoba yang berbasis di kota Meksiko.
Namun, bagi banyak pendukung RUU, menyetujui RUU tersebut merupakan langkah penting dalam perjalanan panjang menuju legalisasi penuh.
(mdk/pan)