Paus Fransiskus: Natal Bukan Hanya Berkumpul Untuk Makan Bersama, Tapi Menyebar Cinta dan Solidaritas
Paus Fransiskus mengingatkan umat Katolik untuk merenungi makna Natal.
Paus Fransiskus menekankan makna Natal lebih dalam daripada sekadar perayaan keluarga dan tradisi berkumpul untuk makan. Dalam laporan dari Vatican News pada Senin (23/12), pemimpin agama Katolik sedunia ini menyampaika Natal seharusnya dipahami sebagai perayaan iman, kasih, dan solidaritas. Hal tersebut disampaikan saat bertemu dengan 80 anak dari gerakan Katolik Italia Azione Cattolica Ragazzi (ACR) di Vatikan.
Dalam acara yang berlangsung di Aula Konsistori, Paus mengajak anak-anak untuk merenungkan keajaiban cinta Yesus yang tulus dan tanpa syarat, serta mendorong mereka untuk menyebarkan cinta itu melalui tindakan solidaritas kepada yang membutuhkan. Ia mengingatkan mereka bahwa seluruh kehidupan kita "adalah anugerah yang luar biasa".
- Penampakan Prangko Seri Khusus Sambut Paus Fransiskus ke RI
- Paus Fransiskus Ajak Umat Wujudkan Kehidupan Seperti Prinsip Tradisional Pancasila
- Momen Ratusan Anak-Anak Rebutan Salaman dengan Paus Fransiskus di Istana Negara
- Serukan Perdamaian di Palestina, Paus Fransiskus: Hati Kami Berada di Betlehem
Paus Fransiskus juga mengacu pada tema pembinaan tahun ini, "Menabur ke air yang dalam", yang terinspirasi dari kisah Injil di mana Yesus memanggil empat nelayan, yaitu Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas, untuk mengikuti-Nya dan menjadi "penjala manusia". Dalam pidatonya, Paus mengingatkan Natal bukan hanya saat berkumpul dengan keluarga atau menikmati hidangan khas, tetapi juga merupakan momen yang berakar pada iman.
Ia mengajak anak-anak untuk terus belajar mengagumi cinta Tuhan serta cinta dari sesama, dan mendesak mereka untuk menyebarkan rasa takjub dan sukacita ini ke seluruh komunitas mereka.
"Dengan cara ini kita menyebarkan kebahagiaan, kepercayaan, dan penghiburan," ujarnya.
Paus juga mengutip tema formasi anak-anak ACR tahun ini, "Bertolak ke tempat yang lebih dalam," yang terinspirasi dari kisah Injil ketika Yesus memanggil para nelayan, termasuk Petrus, untuk menjadi "penjala manusia". Ia menjelaskan, menjadi penjala manusia bukanlah soal memaksa, tetapi mengundang orang lain untuk merasakan sukacita cinta Tuhan.
Perhatian pada yang Menderita
Dalam perayaan Natal kali ini, Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk memberikan perhatian lebih kepada mereka yang sedang menderita, terutama anak-anak yang menghadapi berbagai tantangan besar seperti kelaparan, perang, dan penyakit.
Ia secara khusus menyoroti situasi anak-anak di Ukraina yang kehilangan kebahagiaan mereka akibat konflik yang berkepanjangan. Paus juga menekankan, semangat keajaiban Natal seharusnya tidak hanya dirasakan selama masa perayaan ini. Ia mengajak anak-anak untuk terus menebarkan kebahagiaan, kepercayaan, dan penghiburan di lingkungan mereka.
"Marilah kita sebarkan rasa kagum kita ke mana-mana: dari rumah ke rumah, dari paroki ke paroki, dari kota ke kota, dari negara ke negara. Dengan cara ini, kita menyebarkan kebahagiaan, kepercayaan, dan penghiburan," ujarnya.