Pemimpin Hamas tolak permintaan perlucutan senjata dari Israel
Hamas sedang mengusahakan pembukaan bandara dan pelabuhan di Jalur Gaza.
Pemimpin senior Hamas Ismail Haniyah hari ini menolak tuntutan Israel yang meminta agar pihaknya dilucuti sebagai syarat untuk mengakhiri blokade sudah berlangsung lama di Jalur Gaza dan mengizinkan pembukaan bandara serta pelabuhan di sana.
Haniyah mengatakan dalam pertemuan di dekat Kota Gaza pihaknya tidak dapat menerima atau berurusan dengan setiap keputusan internasional untuk melucuti perlawanan, merujuk pada Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (5/9).
Israel mengatakan pihaknya akan mendesak perlucutan senjata Hamas dalam pembicaraan tidak langsung di Kairo yang bertujuan untuk memetakan jalan ke depan terhadap Gaza di tengah perang 50 hari yang menewaskan lebih dari 2.200 orang, hampir semuanya warga Palestina. Pertempuran itu berakhir pada 26 Agustus lalu.
Hamas sedang mengusahakan pembukaan bandara dan pelabuhan di jalur pantai berpenduduk padat itu dan pencabutan pembatasan perbatasan Israel yang diberlakukan pada 2007.
Israel telah lama mengatakan pihaknya harus membatasi impor semen, pipa dan bahan konstruksi lainnya ke Gaza karena menganggap para militan bakal menggunakan bahan-bahan itu untuk membangun roket, bunker dan terowongan serangan lintas-perbatasan.
Berbeda dengan Otoritas Palestina, yang didukung Barat, di Tepi Barat, Hamas tidak menerima hak Israel untuk diakui.