Penderitaan pengungsi Rohingya belum usai
Penderitaan pengungsi Rohingya belum usai. Di kamp pengungsian terbesar dunia itu, para pengungsi harus dihadapkan pada tantangan baru. Awal tahun merupakan waktu di mana hujan lebat yang dapat membawa banjir bandang dan tanah longsor bisa melanda wilayah itu.
Sebuah lereng bukit berdebu di Kutupalong, Bangladesh, menjadi rumah baru bagi 800.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari konflik di Negara Bagian Rakhine. Meski tempat baru tersebut terbilang aman dari serangan militer, namun penderitaan mereka belum berakhir.
Di kamp pengungsian terbesar dunia itu, para pengungsi harus dihadapkan pada tantangan baru. Awal tahun merupakan waktu di mana hujan lebat yang dapat membawa banjir bandang dan tanah longsor bisa melanda wilayah itu.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Apa yang dilakukan warga terhadap pengungsi Rohingya? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
-
Di mana para pengungsi Rohingya tersebut diantar oleh warga? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Di mana pengungsi Rohingya di Aceh berlabuh? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) telah memperingatkan akan bencana tersebut dan dampak yang akan dibawa olehnya. Kekhawatiran terus meningkat, namun solusi belum ditemukan untuk menangani masalah yang ada.
"Musim penghujan diperkirakan akan dimulai pada akhir Maret. Badan-badan bantuan khawatir rumah-rumah yang bertengger di lereng bukit itu bisa jatuh ke lembah yang dipenuhi air stagnan akibat hujan lebat," kata perwakilan UNHCR, Richard Evans, dikutip dari laman Sky News, Sabtu (27/1).
Evans memperkirakan, setidaknya 20 persen kamp pengungsian bisa berisiko terkena dampak bencana. Belum lagi penyebaran penyakit yang dibawa oleh bencana tersebut. Mereka berusaha untuk memindahkan para pengungsi ke wilayah lebih aman sebelum waktunya habis.
"Orang-orang menyebut ini adalah situasi darurat yang berada dalam kondisi darurat. Dari angka perkiraan, 100.000 orang bisa terkena dampak langsung dari banjir dan tanah longsor. Jangan lupa juga ada risiko kebakaran di wilayah dan penyakit menular," paparnya.
Sementara itu, Dokter Badan Amal Save the Children menyatakan, dalam kondisi kamp yang relatif sempit, risiko penyakit menyebar akan lebih cepat. Wabah difteri yang melanda sejak ribuan tahun lalu juga mengancam datang kembali.
"Selama musim hujan di Bangladesh, diare dan kolera menjadi penyakit umum yang mudah ditularkan. Belum lagi penularan penyakit lain. Kita harus memikirkan segala kemungkinan itu dari sekarang," ujar dokter Simour.
Pengungsi Rohingya merupakan orang termiskin di dunia. Hidup mereka sepenuhnya bergantung pada bantuan internasional. Namun, di tengah berbagai ancaman yang harus mereka hadapi, kelompok tersebut tetap berusaha bertahan.
Baca juga:
Curahan hati Suu Kyi soal Rohingya di tengah badai kritik
Sebut Suu Kyi tak bermoral, sahabat keluar dari panel krisis Rakhine
Myanmar ingin tutupi kejahatan kemanusiaan dengan menangkap jurnalis
Pengungsi Rohingya diminta pastikan soal keamanan sebelum balik ke Myanmar
Sebelum bertolak ke Sri Lanka, Jokowi cek bantuan untuk Rohingya
Demi keamanan, PBB desak penundaan pemulangan pengungsi Rohingya
Menengok kamp yang dibangun Myanmar untuk tampung warga Rohingya