Peneliti Temukan Mikroba Mutan, Bisa Bantu Manusia Atasi Perubahan Iklim
Mikroba ini memiliki kemampuan untuk berkembang pesat dan mampu bertahan di lingkungan yang sulit.
Para peneliti menemukan mikroba mutan yang berpotensi untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Mikroba ini ditemukan di perairan dangkal yang mendapat sinar matahari di dekat Pulau Vulcano, Italia.
Dikutip dari Science News, Rabu (4/12), mikroba tersebut diberi nama kode UTEX 3222 dan dikenal dengan sebutan Chonkus. Mikroba ini termasuk dalam kelompok cyanobacteria yang memiliki kemampuan unik untuk berfotosintesis serta menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
-
Dimana lokasi penelitian mengenai mikroorganisme yang hidup di lingkungan ekstrem? Studi ini mengindikasikan, area spesifik di dalam kawah aktif Kolumbo ini menciptakan ceruk yang berbeda di mana mikroorganisme dengan strategi adaptasi untuk menahan tekanan panas dapat tumbuh subur pada suhu yang dapat melebihi 120 derajat Celcius.
-
Bagaimana cara mikroplastik yang terbawa angin (AMPs) berkontribusi terhadap pemanasan global? AMP terdegradasi jauh lebih cepat di lapisan atas atmosfer dibandingkan di permukaan bumi karena radiasi ultraviolet yang kuat, dan degradasi ini melepaskan gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap pemanasan global.
-
Bagaimana biologi membantu memahami masalah lingkungan seperti perubahan iklim? Selain sebagai ilmu dasar, bilogi juga membantu Anda untuk memahami fenomena masalah yang terjadi di lingkungan seperti perubahan iklim, wabah penyakit, dan lain sebagainya.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
-
Dimana penelitian tentang mikroplastik di air minum dilakukan? Dalam penelitian ini, para peneliti mengumpulkan sampel air keran yang dari Guangzhou, China, dan menambahkan konsentrasi yang bervariasi dari nanoplastik dan mikroplastik.
-
Dimana para ilmuwan Jepang mengambil sampel air dari kabut untuk penelitian mikroplastik? Para ilmuwan mendaki puncak Gunung Oyama dan Gunung Fuji untuk mengumpulkan sampel air dari kabut di sekitar gunung tersebut dengan ketinggian 1.300 meter hingga 3.776 meter.
Penemuan mikroba mutan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology pada 29 Oktober 2024. Tim peneliti yang dipimpin Max Schubert, seorang ahli mikrobiologi dan mantan peneliti di Institut Wyss, Harvard, berperan penting dalam proses penemuan ini.
Mikroba ini diketahui hidup di lingkungan perairan vulkanik, di mana gas kaya karbon dari tanah mengalir ke laut. Penelitian menunjukkan bahwa perairan tersebut mengandung strain mutan spontan dari Synechococcus elongatus, spesies bakteri fotosintesis yang memiliki peran penting dalam rantai makanan laut di seluruh dunia.
Chonkus memiliki keunggulan dalam kemampuan menyerap karbon yang lebih besar dan tenggelam lebih cepat dibandingkan dengan strain cyanobacteria lainnya. Kecepatan tenggelam ini memungkinkan karbon yang diserap oleh mikroba untuk disimpan dalam bentuk yang lebih stabil di dasar laut. Mikroba Chonkus juga menunjukkan kemampuan tumbuh dengan cepat dan bertahan di lingkungan yang penuh tantangan.
Dalam percobaan laboratorium, mikroba ini menunjukkan ukuran sel yang lebih besar dan berat yang lebih baik dibandingkan dengan cyanobacteria lainnya. Saat dibudidayakan, sel-sel Chonkus dengan cepat tenggelam ke dasar tabung reaksi dan membentuk lumpur padat, yang menunjukkan efisiensi tinggi dalam menyerap dan menyimpan karbon. Kemampuan unik ini menjadikan Chonkus sebagai kandidat ideal untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Mikroba ini tidak hanya mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, tetapi juga mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Proses ini diyakini dapat membantu memperlambat pemanasan global, karena karbon dioksida yang sebelumnya mengapung di lautan kini dapat tersimpan di dasar laut.