Penelitian: Pasien Covid-19 yang Malas Gerak Kemungkinan Lebih Cepat Meninggal
Bagi pasien Covid yang kurang gerak atau olahraga dikaitkan dengan gejala penyakit yang lebih parah dan memiliki risiko kematian lebih tinggi, menurut sebuah penelitian terhadap hampir 50.000 orang yang terinfeksi virus corona.
Bagi pasien Covid yang kurang gerak atau olahraga dikaitkan dengan gejala penyakit yang lebih parah dan memiliki risiko kematian lebih tinggi, menurut sebuah penelitian terhadap hampir 50.000 orang yang terinfeksi virus corona.
Orang yang tidak aktif secara fisik selama sekurang-kurangnya dua tahun sebelum pandemi lebih mungkin menjalani rawat inap atau dibawa ke ruang ICU, dan bahkan meninggal dunia. Demikian dilaporkan para peneliti pada Selasa dalam British Journal of Sports Medicine.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Dilansir AFP, Rabu (14/4), penelitian menemukan, sebagai faktor risiko penyakit Covid yang serius, ketidakaktifan fisik hanya dilampaui oleh usia lanjut dan riwayat transplantasi organ.
Dibandingkan dengan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi seperti merokok, obesitas atau hipertensi, ketidakaktifan fisik merupakan faktor risiko terkuat di semua hasil penelitian.
Kondisi yang sudah ada sebelumnya yang paling terkait dengan infeksi Covid-19 parah adalah usia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, dan menderita diabetes, obesitas, atau penyakit kardiovaskular. Namun hingga saat ini, malas gerak atau kurang olahraga belum dimasukkan
Untuk melihat apakah kurang olahraga meningkatkan kemungkinan infeksi parah, rawat inap, perawatan di ICU, dan kematian, para peneliti membandingkan hasil ini pada 48.440 orang dewasa di Amerika Serikat yang terinfeksi Covid-19 antara Januari dan Oktober 2020.
Usia rata-rata pasien adalah 47 tahun, dan tiga dari lima pasien adalah perempuan. Rata-rata, indeks massa tubuh mereka adalah 31, tepat di atas ambang batas obesitas.
Sekitar setengahnya tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, kondisi paru-paru kronis, penyakit jantung atau ginjal, atau kanker. Hampir 20 persen memiliki satu, dan lebih dari 30 persen memiliki dua atau lebih riwayat penyakit.
Semua pasien telah melaporkan tingkat aktivitas fisik rutin mereka setidaknya tiga kali antara Maret 2018 dan Maret 2020 di klinik rawat jalan.
Sekitar 15 persen menggambarkan diri mereka tidak aktif (0–10 menit aktivitas fisik per minggu), hampir 80 persen melaporkan "beberapa aktivitas" (11–149 menit / minggu), dan tujuh persen secara konsisten aktif sesuai dengan pedoman kesehatan nasional (150 + menit / minggu).
Setelah memungkinkan adanya perbedaan karena ras, usia, dan kondisi riwayat medis sebelumnya, pasien Covid-19 yang kurang gerak lebih dari dua kali lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit daripada mereka yang paling aktif.
Mereka juga 73 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, dan 2,5 kali lebih mungkin meninggal karena infeksi.
Dibandingkan dengan pasien yang biasa melakukan aktivitas fisik sesekali, 20 persen lebih mungkin dirawat di rumah sakit, 10 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, dan 32 persen lebih mungkin meninggal.
Meskipun kaitannya kuat secara statistik, penelitian ini - yang bersifat observasional, bukan uji klinis - tidak dapat ditafsirkan sebagai bukti langsung bahwa kurangnya olahraga secara langsung menyebabkan perbedaan hasil.
Penemuan ini juga bergantung pada pelaporan sendiri oleh pasien, dengan potensi bias.
(mdk/pan)