Penelitian Temukan Pengaruh Covid-19 Mengganggu Kesuburan Pria
Bukti kerusakan testis akibat Covid-19 telah terakumulasi dalam serangkaian studi otopsi kecil, yang menunjukkan bahwa virus corona baru dapat berdampak pada kesuburan pria.
Bukti kerusakan testis akibat Covid-19 telah terakumulasi dalam serangkaian studi otopsi kecil, yang menunjukkan bahwa virus corona baru dapat berdampak pada kesuburan pria.
Peneliti dari University of Miami di Florida membandingkan jaringan testis dari enam pria yang meninggal karena Covid-19 dan tiga yang meninggal karena sebab lain. Tiga dari pasien Covid-19 mengalami kerusakan testis yang akan mengganggu kemampuan mereka untuk memproduksi sperma.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Sebuah tim peneliti China melakukan pengamatan serupa awal tahun ini dan juga menemukan bahwa beberapa sistem kekebalan pasien Covid-19 "menyerang" testis, menyebabkan peradangan parah, atau orkitis.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (26/11), sebuah tim China yang terpisah menemukan "kerusakan signifikan" pada jaringan seluler dasar testis pada 12 pria yang meninggal karena Covid-19.
"Kemungkinan Covid-19 merusak testis dan berdampak pada kesuburan ... memerlukan evaluasi fungsi gonad pada pria yang terinfeksi Covid-19, atau yang telah pulih dari Covid-19, dan menginginkan kesuburan," tim Miami menyimpulkan dalam sebuah laporan yang diterbitkan di World Journal of Men's Health.
Terapi Plasma Kurang Efektif
Plasma darah dari penyintas Covid-19 tidak banyak bermanfaat bagi pasien dengan pneumonia Covid-19 yang parah. Demikian dilaporkan para peneliti di Argentina di The New England Journal of Medicine.
Apa yang disebut plasma penyembuhan, yang memberikan antibodi penyintas Covid-19 kepada orang yang terinfeksi, tidak meningkatkan status kesehatan pasien yang sakit kritis atau mengurangi risiko kematian akibat penyakit lebih baik daripada plasebo.
Dalam laporan yang dibuat Selasa lalu itu, para peneliti secara acak memberikan 333 pasien rawat inap dengan pneumonia Covid-19 parah untuk menerima plasma pemulihan atau plasebo.
Setelah 30 hari, mereka tidak melihat perbedaan yang signifikan pada gejala atau kesehatan pasien. Tingkat mortalitas hampir sama: 11% pada kelompok plasma sembuh dan 11,4% pada kelompok plasebo, perbedaan yang tidak dianggap signifikan secara statistik.
Masih ada kemungkinan bahwa plasma pemulihan dapat membantu pasien yang kurang parah yang mendapatkan pengobatan lebih awal dalam penyakit mereka, kata pemimpin studi Dr. Ventura Simonovich dari Rumah Sakit Italiano de Buenos Aires.
Sebuah uji coba acak terpisah dari Argentina, yang diposting pada hari Sabtu di medRxiv menjelang tinjauan sejawat, menemukan bahwa ketika pasien Covid-19 lansia menerima plasma pemulihan dalam 72 jam setelah gejala mereka dimulai, bukan plasebo, mereka secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit parah.
(mdk/bal)