Peng Shuai Sudah Muncul, Tapi Mengapa Banyak Pihak Masih Khawatirkan Keselamatannya?
Sejak Jumat malam, serangkaian foto dan video yang bertujuan untuk menampilkan Peng muncul di Twitter. Peng tersenyum dan sedang menikmati hidupnya di Beijing. Semua foto dan video itu diunggah orang yang bekerja untuk media yang dikendalikan pemerintah China dan badan pengelola olahraga nasional.
Setelah menghilang sekitar dua pekan, petenis ternama China Peng Shuai muncul kembali di depan umum akhir pekan kemarin.
Sejak Jumat malam, serangkaian foto dan video yang bertujuan untuk menampilkan Peng muncul di Twitter. Peng tersenyum dan sedang menikmati hidupnya di Beijing. Semua foto dan video itu diunggah orang yang bekerja untuk media yang dikendalikan pemerintah China dan badan pengelola olahraga nasional. Padahal, Twitter diblokir di China.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu Pecel Semanggi? Pecel Semanggi adalah makanan khas Surabaya yang terbuat dari daun semanggi yang dikukus, kemudian dinikmati dengan sambal atau bumbu semanggi.
-
Kapan Xin Zhui meninggal? Perempuan Kaya Raya Xin Zhui meninggal antara tahun 178 dan 145 SM, dalam usia 50 tahunan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa yang mengalami pelecehan seksual saat bekerja sebagai tukang pijat? “Biasanya kalau ngurut kan pasien (pria) masih pakai baju, tapi yang nakal-nakal ini tidak. Terus pas ngurut itu tangannya suka dibelokkin ke arah sensitifnya. Saya kaget dan jadi takut sampai ujung-ujungnya pindah-pindah, ” kata perempuan paruh baya itu.
Hal yang tampak seperti propaganda itu kemudian disusul munculnya laporan soal panggilan video (video call) Peng dan presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach pada Minggu. Dalam obrolan video itu, Peng menekankan sampai tiga kali bahwa dia "aman dan baik-baik saja, tinggal di rumahnya di Beijing" dan "ingin agar privasinya dihormati," menurut pernyataan IOC.
Foto dan video bukti Peng tersebut masih sehat muncul di tengah meningkatnya keprihatinan global untuk Peng, yang menghilang dari hadapan publik selama lebih dari dua minggu setelah mengunggah tuduhan mengejutkan terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, yang pernah memaksanya melakukan hubungan seks di rumahnya. Tuduhan ini sangat sensitif secara politik, memicu penyensoran menyeluruh di China.
Walaupun kemunculan kembali Peng mungkin dapat menghilangkan ketakutan terburuk terkait keselamatan dan kesehatannya, namun gagal memadamkan kekhawatiran yang semakin meluas soal kebebasannya dan meningkatnya seruan agar dilakukan penyelidikan penuh atas tuduhan pelecehan seksual yang dialaminya.
"Senang melihat Peng Shuai dalam video baru-baru ini, tetapi itu tidak mengurangi atau mengatasi kekhawatiran WTA (Asosiasi Tenis Perempuan) tentang kesehatannya dan kemampuannya untuk berkomunikasi tanpa sensor atau paksaan," kata juru bicara (WTA) kepada CNN dalam sebuah pernyataan, dikutip Selasa (23/11).
Aktivis HAM yang telah lama mengikuti kampanye pembungkaman Beijing juga tidak yakin.
"Apa yang kami miliki di sini pada dasarnya adalah narasi yang dikendalikan negara: hanya pemerintah dan media afiliasinya yang menghasilkan dan mendistribusikan konten tentang kisah Peng," kata peneliti senior China di Human Rights Watch (HRW), Maya Wang.
"Walaupun Peng mungkin baik-baik saja, sejarah pemerintah China yang menghilangkan orang-orang dan kemudian membuat video tentang mereka untuk membuktikan bahwa mereka tidak terluka, padahal sebaliknya, seharusnya membuat kami khawatir tentang keselamatan Peng," jelasnya.
Video propaganda
Video yang menampilkan Peng diduga sengaja dibuat untuk menunjukkan bahwa Peng "bebas" dan menjalani kehidupan yang "normal".
Dalam rekaman yang dirilis pada Sabtu, Peng terlihat makan malam di sebuah restoran dengan beberapa orang yang oleh wartawan media pemerintah digambarkan sebagai "pelatih dan teman-temannya." Dalam video itu Peng mengangguk pada pria yang berbicara di sebelahnya, tanpa berkata-kata.
Tak satu pun dari video yang muncul menyinggung dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Zhang terhadap Peng. Sebaliknya, mereka fokus membahas senyum dan semangatnya -- yang ingin disoroti oleh propagandis media pemerintah.
"Bisakah seorang gadis memalsukan senyum cerah seperti sedang berada di bawah tekanan?" tanya Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid pemerintah Global Times, di Twitter pada Minggu, disertai cuplikan video Peng yang tersenyum sembari menandatangani bola tenis raksasa untuk anak-anak di pertandingan tenis junior di Beijing.
"Mereka yang mencurigai Peng Shuai berada di bawah tekanan, betapa gelapnya mereka di dalam. Pasti ada banyak, banyak pertunjukan politik yang dipaksakan di negara mereka," tulis Hu di Twitter.
Global Times, seperti media lain yang dikendalikan pemerintah di China, tidak menyinggung soal hilangnya Peng, atau tuduhannya terhadap Zhang. Hu juga berhati-hati di Twitter untuk tidak menyebutkan alasan mengapa Peng menjadi sorotan, menyebutnya hanya sebagai "hal yang dibicarakan orang."
Pemerintah China belum menanggapi tuduhan Peng terhadap Zhang, dan tidak ada indikasi kasus ini bakal diselidiki. Masih belum jelas apakah Peng juga telah melaporkan kasus ini ke polisi.
Dalam konferensi pers pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menegaskan kembali tuduhan Peng bukan isu diplomatik dan dia menolak berkomentar lebih jauh.
Zhang menghilang dari kehidupan publik sejak pension pada 2018 dan tidak ada informasi publik berkaitan dengan keberadaannya saat ini.
Dipaksa mengaku baik-baik saja?
Keraguan atas keadaan Peng sesungguhnya juga dirasakan para aktivis China yang telah mengamati dari dekat bagaimana pemerintah membungkam rekan sesama aktivis mereka.
“Kenyataannya adalah, mereka punya kendali besar terhadap Peng Shuai, cukup untuk membuatnya bekerja sama dan menjadi aktor,” kata feminis ternama China yang kini tinggal di New York, Lv Pin.
“Ini telah terjadi dalam banyak kasus di masa lalu. Banyak ‘penjahat’ yang dipaksa mengaku di televisi harus membuat penampilannya terlihat nyata,” lanjutnya, mengacu ke serangkaian pengakuan paksa yang ditayangkan di televisi pemerintah, seperti pengacara HAM China dan penjual buku Hong Kong.
Pemerintah China sejauh ini memilih untuk tidak memunculkan Peng di televisi pemerintah dan hanya memilih di platform berbahasa Inggris, mungkin karena menyadari hal itu akan bertentangan dengan upayanya menyensor semua diskusi seputar tuduhan pelecehan seksual tersebut.
Sebagai gantinya, Peng muncul dalam panggilan video 30 menit dengan pejabat IOC, ditemani oleh - dan di bawah pengawasan ketat - seorang pejabat olahraga China yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris Partai Komunis di Pusat Administrasi Tenis Badan Umum Olahraga China.
Wawancara tersebut belum dilaporkan media pemerintah China. Namun di situs webnya, IOC mengunggah pernyataan dan foto saat panggilan video tersebut berlangsung. Namun tidak disertai video lengkap, atau menjelaskan keadaan seputar obrolan tersebut atau bagaimana panggilan video itu dilakukan.
IOC hanya menyimpulkan Peng baik-baik saja.
"Saya lega melihat Peng Shuai baik-baik saja, yang menjadi perhatian utama kami," kata Ketua Komisi Atlet IOC Emma Terho, yang bergabung dalam video call bersama Li Lingwei, pejabat badan olahraga China.
Dengan menarik kesimpulan cepat tentang keadaan Peng saat ini dan menghindari penyebutan tuduhan pelecehan seksual yang memicu kontroversi, para pengamat mengatakan IOC mempertaruhkan kredibilitasnya sendiri - dan berpotensi berisiko terlibat dalam propaganda Beijing.
"Panggilan (video) IOC hampir tidak mengurangi kekhawatiran kami untuk kesehatan atau keselamatan Peng," kata Maya Wang dari HRW.
"Faktanya, ini menimbulkan pertanyaan mengapa IOC tampaknya terlibat dalam apa yang pada dasarnya adalah narasi yang dikendalikan negara, karena hanya pemerintah dan media afiliasinya yang diizinkan untuk menceritakan kisah Peng."
(mdk/pan)