Pengakuan Mengejutkan Dokter di Gaza, Sniper Israel Sengaja Tembak Mati Anak-Anak Palestina di Bagian Kepala dan Dada
Hasil scan X-ray menunjukkan peluru bersarang di kepala dan dada anak-anak tak berdosa tersebut.
Kekejaman Israel di Jalur Gaza, Palestina, tak pandang bulu. Anak-anak bahkan bayi tak berdosa pun tak luput dari target.
Berdasarkan penuturan sejumlah dokter yang pernah bertugas di Gaza, mereka menemukan anak-anak di bawah usia 12 tahun ditembak di bagian kepala dan dada. Berdasarkan hasil scan, peluru ditemukan di dalam tubuh anak-anak tersebut.
- Sniper Israel Tembaki Warga Palestina Secara Sengaja untuk Olahraga dan Bersenang-Senang
- Dokter Ungkap Israel Sengaja Targetkan Anak-Anak di Gaza, Ditembak Sniper di Dada dan Kepala
- Video Heroik Dokter Perempuan di Gaza Lari Selamatkan Seorang Pria Terluka di Tengah Rentetan Tembakan Sniper Israel
- Sniper Israel Tembak Mati Remaja Palestina Saat Ambil Air di Luar Rumah Sakit Gaza
Dikutip dari The New York Times, Selasa (15/10), sebanyak 44 petugas kesehatan melihat banyak kasus anak-anak praremaja yang ditembak di kepala atau dada di Gaza. Sebagian besar dokter ini berasal dari Amerika Serikat dan pernah bertugas di Gaza selama perang genosida Israel berlangsung di wilayah Palestina tersebut.
Foto-foto sinar-X atau hasil scan tersebut dibagikan Dr Mimi Syed, yang bekerja di Khan Younis dari 8 Agustus sampai 5 September.
"Saya mempunyai banyak pasien anak, kebanyakan di bawah usia 12 tahun, yang ditembak di kepala atau dada sebelah kiri. Biasanya, ini adalah tembakan tunggal. Para pasien datang dalam keadaan meninggal atau kritis, dan meninggal tak lama setelah tiba," jelasnya.
Dokter bedah umum, Dr. Mohamad Rassoul Abu-Nuwar mengatakan dia melihat enam anak-anak dengan luka tembk di tengkoraknya.
“Suatu malam di unit gawat darurat, selama empat jam, saya melihat enam anak berusia antara 5 dan 12 tahun, semuanya menderita luka tembak di tengkorak,” tuturnya.
Luka Tembak di Tengkorak
Perawat gawat darurat, Nina Ng asal New York City yang pernah bertugas di Gaza menuturkan, pasien anak-anak yang mengalami luka tembak dirawat di lantai.
"Seringkali mengeluarkan darah di lantai rumah sakit karena kurangnya ruang, peralatan, staf dan dukungan. Banyak yang meninggal secara tidak perlu," ujarnya.
"Saya melihat beberapa anak tertembak dengan luka tembak berkecepatan tinggi, di kepala dan dada," ungkap ahli bedah ortopedi dan tangan, Dr Mark Perlmutter.
Ahli bedah plastik dan rekonstruksi, Dr Irfan Galaria mengungkapkan, timnya pernah merawat sekitar empat atau lima anak-anak Gaza berusia 5 sampai 8 tahun. Mereka semua mengalami luka tembak di kepala.
"Mereka semua dibawa ke UGD pada saat bersamaan. Mereka semua meninggal," ujarnya.
Sniper Menunggu
"Suatu hari, ketika berada di UGD, saya melihat seorang anak berusia 3 tahun dan 5 tahun, masing-masing dengan satu lubang peluru di kepala mereka. Ketika ditanya apa yang terjadi, ayah dan saudara laki-laki mereka mengatakan mereka diberitahu bahwa Israel mundur dari Khan Younis. Jadi mereka kembali untuk melihat apakah ada yang tersisa dari rumah mereka. Kata mereka, ada penembak jitu yang menunggu dan menembak kedua anak tersebut," ungkap dokter bedah ortopedi, Dr Khawaja Ikram.
"Saya melihat seorang bayi perempuan berusia 18 bulan dengan luka tembak di kepala," ungkap Dr Ahlia Kattan, ahli anestesi dan dokter perawatan kritis.
Tim New York Times meminta tanggapan pasukan penjajah Israel (IDF) atas laporan para dokter ini. Juru bicara IDF tidak tidak secara langsung menjawab apakah militer telah menyelidiki laporan penembakan terhadap anak-anak tersebut. Mereka juga tidak menanggapi apakah ada sanksi kepada para tentaranya yang menembaki anak-anak tak berdosa tersebut.
"IDF berkomitmen untuk mengurangi kerugian sipil selama kegiatan operasional. Dalam semangat itu, IDF melakukan upaya besar untuk memperkirakan dan mempertimbangkan potensi kerugian sipil dalam serangannya. IDF berkomitmen penuh untuk menghormati semua kewajiban hukum internasional yang berlaku, termasuk Hukum Konflik Bersenjata," dalihnya.