Pengobatan barbar, bayi ditato 40 kali oleh dukun
Metode menyakiti bayi ala dukun India, akibat orang tua tak punya uang ke dokter resmi.
Shivani Seheriya, bayi dua bulan di India menderita 40 luka-luka di badannya lantaran ditempelkan pisau panas oleh dukun setempat. Si dukun melakukan hal itu untuk menyembuhkan penyakit paru-paru yang diderita bayi ini. Shivani ketahuan mengidap penyakit pneumonia bulan lalu.
Putus asa tak ada biaya, Somvati Seheriya (22) mencoba pengobatan tradisional untuk bayinya. Dia kemudian membawa bayi perempuannya ke dukun di desanya. Pada 2013 silam, ia kehilangan anak pertamanya lantaran penyakit yang sama. Seperti yang dilansir dari Daily mail, Rabu (10/12).
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal di India? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Siapa yang menjadi sorotan karena menari ala India? Nursyah, ibu dari Indah Permatasari, telah berhasil memikat perhatian netizen dengan aksinya menari ala India yang menjadi viral di media sosial.
-
Siapa saja yang menanam mangga di India? Para petani di India biasanya menanam mangga pada awal musim hujan, agar pohonnya bisa tumbuh indah dan kokoh.
-
Bagaimana Lempeng India terbelah menjadi dua? Delaminasi berarti bagian lempeng yang lebih tinggi akan menjelaskan ketinggian Tibet yang sangat tinggi, sedangkan bagian yang lebih rendah akan turun menjadi mantel bumi.
-
Siapa yang memimpin pengumpulan beras untuk India? Bupati Banyuwangi saat itu,R. Oesman Soemodinoto, menjadi ketua komite yang mengurus pengumpulan beras dan proses pemberangkatan kapal ke India.
Dulu ia menolak membawa anak pertamanya pada si dukun. Namun kali ini dia mencoba menyembuhkan anaknya yang baru lahir ini.
Cap besi panas adalah praktik tradisional India dimana kulitnya dibakar dengan batang besi atau logam panas untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan. Ini dikatakan sebagai obat untuk penyakit seperti malaria, penyakit kuning, meningitis dan kejang-kejang.
Selama berabad-abad, hal semacam ini dianggap sebagai ritual kesucian agama. Desa-desa di India masih melakukan pratik ini.
Somvati dan suaminya Giru (23) membawa Shivani ke dukun 2 Desember lalu. Si bayi kemudian di bakar perutnya dengan pisau panas sebanyak 40 kali. Dukun itu yakin dengan metode seperti yang dilakukannya, bayi ini akan sembuh dari penyakitnya.
Ucapan si dukun ternyata salah, kondisi Shivani malah semakin buruk. Usai mendapat pengobatan aneh itu, Shivani langsung mengalami demam tinggi. Putus asa dan khawatir akhirnya Somvati membawa anaknya ke rumah sakit setempat.
Usai diperiksa akibat luka bakar yang dideritanya, dokter yang memeriksa Shivani mengatakan selain pneunomia, ia juga menderita Ventrical Septal Defect. Penyakit ini merupakan kondisi dinding antara dua bilik jantung tidak membentuk sebuah lubang.
"Ketika Shivani dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah sangat buruk. Ia sakit parah, sulit bernapas. Luka bakar yang dialaminya di perut malah menambah kesakitan yang diderita bayi mungil ini," ujar dr. Gobind Singh, dokter spesialis yang merawat Shivani.
Semua kegiatan medis terus dilakukan pada Shivani.
"Dengan rahmat Tuhan, saat ini kondisi Shivani telah membaik, ia bahkan sudah bisa minum susu. Penyakit pneunomia memang sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Namun sayangnya bayi ini juga menderita kelainan pada jantungnya," lanjut Singh.
Dr. Singh juga menyarankan pada orang tua si bayi agar membawa anak mereka ke rumah sakit perguruan tinggi agar mendapat perawatan dari dokter ahli dan juga biayanya gratis.
Somvati dan Giru berasal dari suku primitif Seheriyas yang masih percaya dukun untuk mengobati penyakit-penyakit yang mereka derita.
(mdk/ard)