Anwar menyebut banyak pelanggannya yang datang untuk mengecilkan ukuran pakaiannya akibat kelaparan.
FOTO: Kisah Anwar, Penjahit Palestina di Gaza yang Ramai Didatangi Orang-Orang Kurus yang Kelaparan untuk Mengecilkan Ukuran Baju
Anwar Abu Keresh, seorang warga Palestina yang bekerja sebagai penjahit pakaian di Gaza mengaku banyak menerima orderan pelanggan yang mengecilkan pakaian mereka.
Jasanya sangat dibutuhkan karena banyak warga Gaza yang tubuhnya semakin kurus.
Hal ini yang menyebabkan pakaian mereka menjadi kelonggaran sehingga diperlukan jasa seorang penjahit, seperti Anwar Abu Keresh.
Advertisement
Jasa Anwar diperlukan bagi warga Gaza yang mengalami penurunan berat badan akibat kelaparan dan krisis makanan yang sampai saat ini masih melanda Gaza.
Dengan mesin jahit miliknya, ia bekerja mengecil ukuran pakaian para pelanggan agar sesuai dengan tubuh orang-orang Gaza mengalami penurunan berat badan.
PBB mengatakan lebih dari satu juta orang sedang menghadapi tingkat kelaparan yang sangat besar di Gaza dan mengatakan terjadi kelaparan di beberapa wilayah di wilayah tersebut.
Pasokan bantuan ke wilayah tersebut anjlok sejak Israel memulai operasi militer di Rafah bulan ini.
"Kami sekarang memperketat pakaian karena kekurangan makanan, kekurangan air. Tidak ada yang bisa dimakan. Orang-orang hidup dari makanan kaleng," kata Abu Keresh dalam video yang diperoleh Reuters.
“Berat badan saya di atas 90kg. Dulu saya melonggarkan pakaian saya, tetapi sekarang saya harus mengencangkan pakaian saya,” kata wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai Um Alaa Abu Sameha.
"Bukan hanya kami yang mengalami penurunan berat badan. Cucu perempuan saya juga mengalami penurunan berat badan. Saya membawakan pakaian untuknya. Saya mengencangkan celana pendeknya untuknya." tambahnya.
Advertisement
Kondisi ini berawal dari serangan Israel terhadap Rafah yang terjadi sebagai bagian dari operasi militer zionis yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Serangan itu membuat warga Gaza mengungsi ke selatan hingga ke kota terakhir yakni Rafah. Di kota itu lebih dari satu juta orang berlindung setelah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat perang.
Kebanyakan dari mereka kini telah mengungsi ke daerah pantai Al-Mawasi di luar Rafah dimana mereka tinggal di tenda atau gubuk.
Serangan tanpa henti Israel membawa Jalur Gaza jatuh ke dalam krisis yang kian parah. Selain kehilangan tempat aman, ribuan orang juga dilanda kelaparan.