Perempuan Palestina Ungkap Kekejaman Sipir Penjara Israel, Semprot Tahanan dengan Gas Beracun Sampai Pembatasan Makanan
Banyak tahanan Palestina yang dipenjara Israel tanpa proses peradilan.
Perempuan Palestina Ungkap Kekejaman Sipir Penjara Israel, Semprot Tahanan dengan Gas Beracun Sampai Pembatasan Makanan
Israel membebaskan puluhan warga Palestina yang ditangkap dan dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Tahanan yang dibebaskan ini khusus perempuan dan remaja (ketika ditangkap masih anak-anak).
Salah satu yang dibebaskan adalah Maysoon Musa Al-Jabali, yang ditahan Israel selama 10 tahun. Maysoon mengungkapkan kekejaman aparat Israel selama dia berada di dalam penjara.
Foto: Maysoon (kiri) / Gulf Times
- Anak-Anak Palestina Ungkap Perlakuan Kejam Israel Saat Dipenjara, Banyak Tahanan Dianiaya Sampai Tewas
- Palestina Ternyata Kaya Minyak dan Gas Alam, Jadi Alasan di Balik Israel Perangi Gaza?
- Pemukim Israel Ancam dan Takut-Takuti Anak-Anak Palestina dengan Boneka Berdarah
- “Kami Tidak Akan Meninggalkan Rumah Sakit, Kecuali ke Surga”
Maysoon mengatakan, sipir di penjara Israel memiliki kebebasan untuk memukul dan menyiksa para tahanan wanita Palestina. Mereka menyemprotkan gas beracun, memberikan sedikit makanan, memukul, dan mengurung di sel isolasi.
Masa terburuk bagi perempuan di penjara-penjara Israel dimulai sejak tanggal 7 Oktober. Maysoon menyebut ketika itu mereka “menghadapi masa-masa sulit."
Kepala Anadolu, dia menjelaskan betapa sulit masa-masa yang dialaminya setelah penangkapannya pada bulan Juni 2015.
“Pihak berwenang Israel mengambil segala sesuatunya dari tahanan perempuan setelah 7 Oktober,” ungkapnya.
Maysoon dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, dituduh melakukan penikaman di pos pemeriksaan Rachel’s Dome (Masjid Bilal) dekat Betlehem di Tepi Barat yang menyebabkan seorang tentara Israel terluka.
“Sipir penjara Israel menyiksa para tahanan wanita dengan memukul mereka, menyemprot mereka dengan gas, dan mengirim mereka ke sel isolasi, bahkan mereka diancam dengan penyiksaan yang lebih menyakitkan,” ungkapnya.
“Para sipir memberi tahu kami bahwa mereka diizinkan untuk melakukan apa pun,” tambahnya.
Selain itu, makanan merupakan masalah besar di dalam penjara.
"Administrasi penjara menyediakan makanan yang langka untuk 80 tahanan wanita, yang jumlahnya hampir tidak cukup untuk kurang dari 10 narapidana.”
Dia mengungkapkan kebebasannya harus dibayar mahal dengan banyaknya warga Gaza yang terbunuh dalam agresi Israel.
Setelah mendapatkan hak kebebasannya, dirinya mengaku ingin mengejar mimpinya untuk melanjutkan kuliah.
“Ambisi saya adalah menyelesaikan pendidikan saya. Saya memiliki harapan besar.”
Maysoon tiba di kota Al-Bireh di Tepi Barat tengah bersama 33 tahanan anak-anak setelah mereka dibebaskan. Ratusan warga Palestina berkumpul di Lapangan Baljiyat Al-Bireh untuk menyambut mereka dengan mengibarkan bendera Palestina, Hamas, dan Fatah, menurut laporan jurnalis Anadolu di lapangan.
Israel dan Hamas menukar 24 warga Israel dan warga asing dengan 39 warga Palestina dari penjara-penjara Israel pada hari Jumat, hari pertama dari empat hari gencatan senjata. Pada Sabtu, dilakukan pembebasan tahanan tahap dua di mana Israel kembali membebaskan 39 warga Palestina dan Hamas membebaskan 13 tawanan Israel dan empat warga negara asing. Berdasarkan kesepakatan tersebut, para sandera akan diebebaskan secara bertahap selama empat hari.
Sumber: Anadolu Agency