PM India Narendra Modi Dikecam karena Lebih Mementingkan Politik daripada Pandemi
Modi dituduh tidak mau menerima masukan dan lebih mementingkan politik daripada krisis kesehatan masyarakat yang melanda negaranya.
Rumah sakit-rumah sakit di India dipenuhi pasien virus corona, keluarga pasien berusaha kesana kemari menemukan oksigen, dan krematorium beroperasi sepanjang hari membakar jasad korban Covid-19.
Kendati tanda-tanda itu jelas menggambarkan krisis kesehatan yang melelahkan, Perdana Menteri India malah menghadiri kampanye politik yang dihadiri ribuan pendukungnya tanpa menerapkan protokol kesehatan.
-
Apa yang dilakukan rakyat Indonesia untuk membantu India? Pernah ada momen di mana rakyat Indonesia dengan suka rela iuran beras untuk India. Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar menuju titik kumpul.
-
Siapa yang meluncurkan Startup20 selama kepemimpinan G20 India? Bahkan, saat kepemimpinan G20 India, sebuah Startup20 diluncurkan. "Ini yang juga memberikan dorongan besar bagi kewirausahaan dengan menyatukan para pemangku kepentingan global," ucap Sahasranamam.
-
Kapan Nursyah mulai menari ala India? Nursyah sendiri sebelumnya telah sering membagikan video dirinya menari ala India di media sosial.
-
Apa yang dilakukan pemerintah India terkait larangan sekolah madrasah? Pemerintah negara bagian juga harus memastikan anak-anak berusia antara 6 hingga 14 tahun tidak dibiarkan masuk tanpa izin ke lembaga-lembaga yang diakui,” tulis Hakim Subhash Vidyarthi dan Vivek Chaudhary dalam perintah mereka, yang dibuat berdasarkan permohonan banding dari pengacara Anshuman Singh Rathore.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
“Saya tidak pernah melihat massa besar seperti ini sebelumnya!” teriaknya kepada pendukungnya di negara bagian West Bengal pada 17 April, sebelum pemilihan umum negara bagian.
“Kemana pun saya melihat, saya hanya bisa melihat rakyat. Saya tidak melihat lainnya,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (7/5).
Pemerintah Modi juga menolak membatalkan festival Hindu yang dihadiri jutaan orang beberapa waktu lalu. Pertandingan kriket yang dihadiri puluhan ribu penonton juga tetap berlangsung.
Modi pun dituduh tidak mau menerima masukan dan lebih mementingkan politik daripada krisis kesehatan masyarakat yang melanda negaranya.
Wartawan Al Jazeera, Elizabeth Puranam, melaporkan dari New Delhi, mengatakan pemerintah menghadapi banyak kritik dari pengadilan di seluruh negeri.
“Pengadilan Tinggi Delhi mengatakan pemerintah hidup di atas menaga gading sementara rakyatnya mati karena kekurangan oksigen,” jelas Puranam.
Wakil Presiden Asosiasi Dokter India, Dr Navjot Dahiya menyebut Modi seorang “super-spreader” atau penyebar virus terkuat.
Modi justru menekan pertanggungjawaban pemerintah negara bagian yang minim persiapan dan peralatan untuk menghadapi krisis ini, menurut para pengkritik.
“Itu kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulis penulis dan aktivis Arundhati Roy terkait penanganan krisis Covid-19 oleh Modi.
“Pemerintah asing bergegas membantu. Tapi sepanjang pembuat keputusannya masih Modi, yang telah menunjukkan dirinya tidak mampu bekerja dengan ahli atau hanya ingin mengamankan tujuan politiknya yang sempit, itu layaknya menuangkan bantuan ke dalam sebuah saringan.”
Profesor sains Universitas Ashoka, Gautam Menon, mengatakan sistem kesehatan yang rentan tidak cukup ditingkatkan.
“Dan dengan lonjakan terbaru, kita melihat inilah konsekuensi akibat tidak melakukan hal itu,” jelasnya.
Ketika kasus mereda pada Januari, Modi membanggakan keberhasilan India, mengatakan kepada para pemimpin dalam Forum Ekonomi Dunia negaranya telah menyelamatkan kemanusiaan dari bencana besar dengan menghentikan virus corona.
Baca juga:
Dokter Muda di India yang Terpaksa Harus Memutuskan Siapa Harus Hidup dan Mati
Di Tengah Kegentingan Lonjakan Covid-19, Bajaj Ambulans India Bertindak
India Catat Rekor Lagi, Sehari Ada 412.000 Kasus Covid-19 dan 3.900 Kematian
Kisah Dokter Muda di India Bekerja 27 Jam Rawat Pasien Covid-19
Sopir di India Ubah Bajaj Jadi 'Ambulans' dengan Oksigen Gratis untuk Pasien Covid-19
Dokter di India Menangis Memohon Bantuan Oksigen untuk Pasiennya: Mereka Bisa Mati
Kisah WNI Bertahan di Tengah Gelombang Tsunami Corona di India