PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim, Begini Ucapannya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Modi dituding menyebarkan kebencian terhadap umat Islam setelah komentar kontroversialnya pada kampanye pemilu.
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim, Begini Ucapannya
Perdana Menteri India Narendra Modi dituding menyebarkan kebencian terhadap umat Islam setelah komentar kontroversialnya pada hari Minggu ketika dia berpidato dalam kampanye pemilu di Negara Bagian Rajasthan.
Modi menyebut warga muslim India sebagai “penyusup” dan
jika oposisi yang dipimpin oleh Partai Kongres berkuasa, mereka akan mendistribusikan kekayaan negara kepada "mereka yang memiliki lebih banyak anak", yang secara jelas ditujukan kepada umat Islam.
“Haruskah uang hasil jerih payahmu diberikan kepada penyusup?” katanya kepada hadirin yang bersorak-sorai, sebelum menuduh pihak oposisi akan mengambil mangalsutra—kalung keberuntungan yang diikatkan seorang suami di leher istrinya dalam pernikahan Hindu—jika diberi kesempatan.
Dilansir Aljazeera, Senin (22/4), pengaduan terhadap Modi telah diajukan ke pejabat pemilu setempat, menyerukan agar kampanye pemilihan ditangguhkan dan tindakan hukum diambil terhadapnya.
Undang-undang pemilu India melarang pidato atau kampanye yang bertujuan merangsang perpecahan agama atau kasta.
Partai berkuasa yang mendukung Modi, BJP, sejak lama menggambarkan muslim di India sebagai "penyusup" dan memperkuat teori konspirasi mengenai tingkat reproduksi yang tinggi di kalangan muslim.
Namun, data menunjukkan tingkat kesuburan umat Islam di India menurun secara signifikan dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Komentar Modi ini dianggap sebagai perubahan signifikan dalam pesan kampanyenya, yang sebelumnya lebih berfokus pada pencapaian pemerintahannya dalam bidang ekonomi dan sosial.
Namun, pernyataan ini juga dianggap sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang diangkat oleh oposisi.
Beberapa pengamat politik mengkritik pernyataan Modi sebagai yang paling menghasut dalam sejarah India baru-baru ini, dan menyebut hal ini dapat memicu tindakan kekerasan terhadap umat Islam.
Sebagian masyarakat merasa terancam oleh retorika anti-muslim, yang diyakini dapat memecah belah masyarakat dan mengancam keselamatan individu.
Namun, pihak berwenang dari BJP membela pernyataan Modi, menyatakan komentarnya telah disalahartikan dan dimaksudkan untuk menyoroti masalah imigrasi ilegal, bukan untuk menyerang umat Islam India.
Kritikus politik menegaskan komentar tersebut adalah taktik untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang diangkat oleh oposisi, sementara sebagian kalangan melihatnya sebagai upaya untuk menggambarkan umat Islam sebagai ancaman terhadap identitas Hindu.
Kondisi ini dianggap sebagai momen berbahaya dalam politik India yang dapat memperdalam polarisasi dan ketegangan antar kelompok agama.