Profil Kekuatan Brigade Al-Qassam, Sayap Militer Hamas yang Mampu Tembus Wilayah Israel Lewat Darat, Laut, dan Udara
Brigade Al-Qassam didirikan pada pertengahan tahun 1991 sebagai sayap militer Hamas.
Profil Kekuatan Brigade Al-Qassam, Sayap Militer Hamas yang Mampu Tembus Wilayah Israel Lewat Darat, Laut, dan Udara
Dalam pertempuran terbarunya dengan Israel, Hamas melancarkan serangan dari Jalur Gaza dengan meluncurkan 5.000 roket. Pasukan Hamas juga menyusup ke permukiman Israel di perbatasan. Serangan ini merupakan balasan terhadap serangan kekerasan Israel di Masjid Al-Aqsa.
Hamas, yang memiliki organisasi sayap bernama Izzuddin Al-Qassam atau dikenal sebagai Brigade Al-Qassam, dipimpin oleh Mohammed Deif dan wakilnya Marwan Issa. Kelompok ini merupakan kelompok terbesar dengan perlengkapan terbaik yang beroperasi di Gaza dan telah beberapa kali berperang melawan Israel, seperti dikutip dari laman ECFR, Senin (9/10).
Brigade Al-Qassam didirikan pada pertengahan tahun 1991 sebagai sayap militer Hamas. Mereka dikenal dengan kemampuan mereka dalam melancarkan serangan yang kompleks dan mengejutkan.
Nama Al-Qassam diambil dari seorang ulama Palestina bernama Izzuddin Al-Qassam, yang mengorganisir perlawanan terhadap Zionisme dan penjajahan Inggris dan Prancis di wilayah Mediterania Timur yang mencakup Lebanon, Suriah, Yordania, Israel, dan Palestina.
Brigade Al-Qassam mengoperasikan beberapa sel di Tepi Barat, tetapi banyak di antaranya hancur dalam operasi serangan Israel pada tahun 2004. Hamas dan pemimpin Brigade Al-Qassam, Mohammed Deif, dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.
- Putra Mantan Panglima Militer Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza Utara
- Komandan Pasukan Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza
- Militer Israel Akui Tentaranya Tewas Dirudal Hamas dalam Serangan Darat ke Gaza
- Brigade Al-Qassam Berasal dari Nama Ulama Besar, Sayap Hamas di Balik Operasi Al Aqsa Gempur Israel
Tujuan dibentuknya pasukan ini adalah untuk membantu perjuangan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel dan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina. Sejak pembentukannya pada 1991, Brigade Al-Qassam telah meningkatkan kemampuan militernya, termasuk senjata api dan roket.
Persenjataan
Dikutip dari The Associated Press, roket Qassam merupakan rakitan mereka sendiri. Roket ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2001, tepat setahun setelah pecahnya Intifada Kedua.
Jumlah anggota pasukan ini hanya diketahui oleh pimpinan Brigade, tetapi menurut perkiraan Israel pada 2011, ada ratusan anggota yang telah dilatih secara militer di Iran dan Suriah, seperti dikutip dari arsip di laman Kementerian Luar Negeri Israel.
Tak hanya itu, Brigade Al-Qassam diperkirakan memiliki 30.000 operasi dengan berbagai tingkat keterampilan dan profesionalisme dari anggota pasukan keamanan internal, Hamas, dan pendukung mereka. Operasi ini diharapkan dapat memperkuat Brigade Al-Qassam dalam situasi darurat seperti saat ini. Sumber lain memperkirakan kekuatan mereka mencapai 30.000-50.000 orang.
Sebelum pertempuran Israel dan Hamas baru-baru ini, komandan Al-Qassam, Mohammed Deif memperingatkan, Israel akan membayar harga yang mahal jika mengusir warga Palestina dari rumahnya di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki.
“Brigade Al-Qassam tidak akan bungkam menghadapi serangan di lingkungan Sheikh Jarrah,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Araby.
“Mereka akan membayar harga yang mahal jika agresi terhadap rakyat kami di lingkungan Sheikh Jarrah tidak dihentikan segera," lanjut Deif.
Deif kerap lolos dari sejumlah percobaan pembunuhan. Dia diyakini lumpuh setelah selamat dari salah satu serangan. Menurut Hamas, serangan udara Israel pada 2014 menewaskan istri dan putranya yang masih bayi.
Roket Hamas
Roket R-160
Selain roket rakitan miliknya yang diberi nama Qassam, Hamas juga memiliki roket R-160 atau roket rakitan dengan jarak terjauh. Roket ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2014 dan mampu mencapai Haifa, Israel. Nama “R″ mengacu pada nama Abdel-Aziz Rantissi, pejabat senior Hamas yang terbunuh dalam serangan udara Israel 2004, sementara 160 merupakan jarak jangkauannya.
Roket J-80
Roket ini juga dirakit secara lokal, diambil dari nama komandan Ahmed Jabari yang tewas dalam serangan udara Israel pada tahun 2012.
Roket M-75
Hamas memamerkan roket ini pada tahun 2014, dan mengklaim bahwa roket ini adalah rakitan sendiri. Namun, para ahli meyakini ini merupakan versi roket Fajr 5 Iran, yang diperoleh Iran pada 1990-an dan berbasis pada teknologi China.
Hamas juga memiliki sejumlah roket Grad Rusia. Senjata ini mampu menempuh jarak sekitar 20 kilometer dan diyakini dikirim melalui Iran.
Terowongan Hamas
Hamas juga telah membangun jaringan terowongan canggih. Ini termasuk terowongan serangan yang berada di bawah pagar perimeter Gaza-Israel, yang digunakan untuk menyusup ke Israel.
Hamas pertama kali menggunakan terowongan-terowongan ini pada tahun 2006, dalam serangan lintas perbatasan yang menewaskan dua tentara Israel. Hamas juga menggunakan terowongan pada pertempuran tahun 2014.
Dalam pertempuran tersebut, Israel mengklaim menemukan dan menghancurkan 32 terowongan. Israel juga mengklaim menemukan dan menghancurkan terowongan lainnya.
Senjata Impor
Mortir: Mortir ini diyakini diselundupkan dari Libya melalui Mesir.
Rudal anti-tank berpemandu laser buatan Rusia: Beberapa tahun lalu, Hamas pernah menembakkan rudal yang disebut Kornet ini, ke bus yang ditumpangi tentara Israel. Pada tahun 2006, pasukan Hizbullah di Lebanon menyerang tentara Israel dengan senjata ini dan telah menewaskan puluhan tentara.
Drone: Hamas telah mengembangkan program drone tahap awal, menampilkan gambar bidang Israel yang konon difilmkan oleh pesawat ini. Tidak diketahui apakah drone ini pernah digunakan dalam serangan.
Paralayang, Senjata Baru
Dalam pertempuran terbarunya dengan Israel, sejumlah militan Palestina menggunakan paralayang untuk menerobos wilayah Israel, seperti yang dilaporkan media Israel. Ini menunjukkan inovasi baru dalam taktik mereka. Namun cuplikan video pasukan paralayang yang beredar di dunia maya itu belum terverifikasi.
Hamas kemudian merilis cuplikan video para militan mereka menggunakan perlengkapan paralayang tapi tidak diketahui apakah video itu direkam kemarin atau bukan.
Juru bicara militer Israel Ricahrd Hecht membenarkan serangan itu adalah "kombinasi serangan melalui paralayang kemudian laut dan darat."
Dalam sebuah video yang beredar, tampak pasukan Brigade Al-Qassam tengah berlatih menggunakan paralayang bermesin yang diterbangkan sambil membawa senjata. Dengan teknologi sederhana itu mereka mampu menerobos wilayah Israel lewat udara untuk kemudian melancarkan serangan di darat.
Perjuangan antara Israel dan Hamas terus berlanjut, dengan kedua belah pihak terus mengembangkan taktik dan senjata mereka dalam pertempuran yang berkepanjangan ini.