Ratusan Anak ISIS Meninggal di Kamp Penampungan Suriah
Dari sekitar 11 ribu warga asing, tujuh ribu di antaranya adalah anak-anak, menyerahkan diri dan sekarang ditampung di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah yang kerap menampung eks-militan ISIS.
Anak-anak dari anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) banyak yang meninggal karena mereka tidak mendapat pertolongan dari kelompok bantuan dan juga berada dalam pengawasan keamanan yang ketat.
Demikian pendapat LSM medis Dokter Tanpa Batas --Medecins Sans Frontieres (MSF)-- yang mengatakan masalah keamanan dan kurangnya perhatian internasional menyebabkan terjadinya sejumlah kematian.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa arti dari Istiqomah? Arti istiqomah adalah selalu berada di jalan yang lurus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten.
-
Siapa istri Sidik Eduard? Menikah Dengan Dhea Salsabila di Tahun 2019 Sidik Eduard menikah sama Dhea Salsabila tahun 2019.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
"Kami merasa ini adalah kematian yang bisa dihindari. Meninggalnya anak-anak karena penyakit yang bisa dicegah adalah hal yang tidak bisa terima," kata manajer MSF di Suriah Will Turner kepada ABC.net.au, dilansir pada Senin (27/5).
Dari sekitar 11 ribu warga asing, tujuh ribu di antaranya adalah anak-anak, menyerahkan diri dan sekarang ditampung di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah yang kerap menampung eks-militan ISIS.
MSF mengatakan pembatasan ini menyebabkan para pengungsi tidak mendapatkan layanan kesehatan yang tersedia bagi sekitar 60 ribu pengungsi lain yang ada di kamp pengungsi penampung eks-militan ISIS tersebut.
"Bantuan untuk kawasan yang menampung pengungsi asing itu minimal," katanya.
"Sejauh ini yang diberi akses hanyalah klinik menggunakan mobil dan kami satu-satunya badan yang bekerja di sana," tambahnya.
"Ini berarti para petugas kesehatan kami bekerja dari mobil yang diparkir di sana."
Will Turner mengatakan LSM medis MSF khawatir bahwa pertimbangan keamanan lebih dipentingkan dibandingkan masalah kemanusiaan dan kesehatan.
"Persediaan air dan situasi sanitasi di sini buruk sekali, kondisi kesehatan dasar seperti toilet yang bersih, sabun untuk cuci tangan, dan air minum yang bersih, hal-hal yang seperti ini tidak tersedia di kamp."
Pihak berwenang Kurdi yang menguasai wilayah tersebut, Democratic Autonomous Administration of North and East Syria (DAA), mengatakan sekitar 300 anak-anak dari keluarga militan ISIS telah meninggal sejak kantong terakhir mereka, Baghouz, dilumpuhkan.
DAA mengatakan penyebab kematian kebanyakan adalah karena gizi buruk, kurangnya pasok medis, dan sedikitnya dukungan terhadap kamp pengungsi dari PBB.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Menelisik Kelompok Militan Komunis di Suriah yang Jadi Sekutu Amerika
Anak-anak ISIS, Akankah Mereka Jadi Bom Waktu?
KBRI Pulangkan 18 TKI Bermasalah dari Suriah
Serangan Pemberontak Tewaskan 17 Tentara Suriah
Pilpres 2019 di Luar Negeri, Prabowo Menang di Suriah
Pemungutan Suara Pemilu 2019 di Suriah Berjalan Lancar