Replika Pedang Zaman Perunggu Ternyata Pedang Betulan Berusia 3.000 Tahun
Museum Field Chicago membeli sebilah pedang dari Eropa satu abad lalu. Pedang itu diyakini replika berkualitas tinggi. Namun pemeriksaan baru-baru ini membuktikan pedang itu otentik alias asli dan berasal dari Zaman Perunggu sekitar 3.000 tahun lalu.
Cerita tentang benda kuno di pasar barang antik atau museum yang awalnya berharga murah tapi ternyata sangat berharga dan langka sudah sering kita dengar. Belum lama ini cerita semacam itu juga terjadi di Amerika Serikat.
Menurut keterangan pers, Museum Field Chicago membeli sebilah pedang dari Eropa satu abad lalu. Pedang itu diyakini replika berkualitas tinggi. Namun pemeriksaan baru-baru ini membuktikan pedang itu otentik alias asli dan berasal dari Zaman Perunggu sekitar 3.000 tahun lalu.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
-
Siapa yang memimpin misi arkeologi ini? Misi arkeologi ini dipimpin Ramadan Helmy sebagai Kepala Misi dan Direktur Kepurbakalaan Sinai Utara.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi para arkeolog? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
Pihak museum mengatakan dalam pernyataannya, ketika mempersiapkan pameran "Raja Pertama Eropa" untuk Maret nanti, arkeolog Hungaria yang bekerja sama dengan ilmuwan museum meminta diperlihatkan replika pedang itu.
Dikutip dari laman NDTV, Selasa (24/1), pedang tersebut ditemukan di Sungai Danube di Budapest, Hungaria pada 1930-an. Di lokasi itu diyakini menjadi tempat ritual kuno sekitar 3.000 tahun lalu untuk mengenang sosok yang sudah meninggal atau gugur karena perang.
"Peneliti memakai alat pendeteksi Sinar-X yang mirip seperti pistol. Ketika mereka membandingkan kandungan kimia yang ada pada bilah pedang dengan pedang lain dari Zaman Perunggu di Eropa, kandungan perunggu, tembaga, dan timah pada pedang itu identik.
"Biasanya cerita ini justru terbalik, apa yang tadinya dikira asli ternyata palsu," kata Bill Parkinson, kurator antropologi di Museum Field yang membantu persiapan pameran tersebut.
(mdk/pan)